Be With Mr. President: Chap 2

320 47 8
                                    

BE WITH MR. PRESIDENT

chap 2

Warning! 17+

Dahyun menggerakkan jemarinya di sekitar dagu, bibir, hidung, kemudian ke dekat kelopak mata Jimin. Dahyun memandangi dengan penuh perhatian, sedangkan Jimin masih memejamkan matanya. Pria itu nampaknya sangat kelelahan. Bahkan jam empat pagi nanti, Jimin harus berangkat untuk rapat di kongres terkait dengan serangan ke posko militer Posei.

"Sayang... hm." Jimin mengerang perlahan kemudian menangkap jemari Dahyun. Pria itu membuka matanya. Senyuman jahil tersemat di bibir Jimin. "Kau berusaha menganggu tidurku, hm?" godanya.

"Ti—tidak. Aku tidak melakukan apapun."

Jimin menyentakkan pinggang Dahyun agar tubuh mereka semakin dekat di atas ranjang itu. "Oh ya?" godanya lagi lantas terkekeh. "Apakah memandangiku sangat menyenangkan?"

"Hm, tidak, kok!"

Jimin terkekeh.

"Ya sudah, tidur lagi. Aku hanya takut Bitna terbangun tadi dan—"

Jimin justru melebarkan tangan, kemudian membawa tubuh Dahyun agar berada dalam pelukannya. Rasa hangat dan sejuk yang akrab langsung menyelimuti tubuh Dahyun. "My Lady, kau sangat menggemaskan kalau gugup begitu. Aku tidak akan menuntutmu, kok, kalau memang menyenangkan."

"Yak!"

Dahyun tidak berkutik, apalagi Jimin sudah mengecup puncak kepalanya lembut. Di waktu seperti ini, Dahyun merasa debaran jantungnya jadi bertalu-talu, kacau. Dahyun bahkan merasa gugup sewaktu Jimin terus mendekapnya kian erat. Bagaikan pria itu tidak mau kehilangan Dahyun.

Pria itu bergerak menarik wajahnya sedikit, menurunkan pandangannya agar dapat melihat sepasang mata indah Dahyun. "Sayang, apa yang kau pikirkan? Hm?"

"Apakah kau akan pergi ke posko itu, Mr. President? Itu sangat berbahaya. Mungkin mereka mengincarmu." Akhirnya, kalimat itu berhasil terucap. Dahyun tidak sanggup terjaga sepanjang malam karena terus dihantui perasaan kurang menyenangkan ini.

"Kita akan memastikannya aman."

Dahyun menggeleng. "Aku dapat firasat buruk soal yang satu ini. Aku percaya dengan angkatan militermu, aku juga percaya ada banyak ajudan kepresidenan yang bertugas. Tapi, please, jangan ke sana dahulu." Ia meremas sisi pakaian Jimin. "Aku mohon."

Jimin memandang dalam diam. Setelah beberapa detik, dia mengecup kelopak mata Dahyun, hidung Dahyun dan kedua pipi Dahyun. "Oke. Aku akan usahakan."

"Mr. President, aku tidak sanggup kalau ada hal buruk menimpamu lagi."

Bahkan kenangan di masa lalu; Jimin yang hilang setelah kecelakaan pesawat, Jimin yang perlu operasi genting untuk jantungnya, bahkan sampai Jimin yang hampir tewas tertembak, peristiwa itu segelintir ketakutan Dahyun yang berubah jadi nyata. Bagaimana kalau terjadi ledakan lain? Serangan misil yang lebih brutal? Dahyun menundukkan wajahnya, lantas menghela napas dalam.

"Sayang.."

"Setidaknya, ingat ada Heejung dan Bitna yang menunggumu di Blue House, kalau kau masih enggan mendengar ucapanku atau kau tidak ingat aku," katanya hampir putus asa.

"Sayang, dengar."

Jimin mengarahkan wajah Dahyun agar mereka bertemu pandang. Kilat mata Jimin terlihat seiring Jimin terus memandangi Dahyun intens.

"Kau tidak pernah takut mati, ya? Aku berbeda, aku sangat takut." Itu tidak mengenakkan. Tenggelam sudah cukup buruk, jadi kehilangan nyawamu jauh lebih buruk.

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang