[Warning! Chapter ini memuat adegan dewasa dan ditujukkan untu pembaca berusia 17 tahun ke atas. Mohon kebijaksanaannya.]
CHAPTER DUA PULUH TIGA
WHEN I SEE YOU
Seumur-umur Dahyun belum pernah naik pesawat terbang apalagi level Kelas Satu seperti sekarang. Pramugari bertubuh tinggi dan cantik yang telah terpilih dengan seleksi ketat, kru pilot yang hormat dan menyambutnya dengan sikap setia serta pengawal-pengawal yang terus berjaga dan menemaninya selama perjalanan. Dahyun tidak bisa fokus karena himpitan rasa takut, jadi dia terduduk tegang sembari mengenakan penutup mata hitamnya. Tadi, Dahyun masih takjub dengan desain dalam pesawat yang sangat modern dan mewah—kursi-kursi besar empuk warna biru muda, jendela dengan meja-meja yang menempel di sekitar dinding pesawat kemudian ada ruangan khusus yang Dahyun pikir tempat tidur presiden, toilet dengan hiasan warna emas, ada layanan makanan dengan stok melimpah dan disajikan mengepul lezat. Sendirian di sini seperti tidak adil di saat mungkin kelas eksekutif pesawat komersial biasa saja terlihat sesak dan tidak nyaman. Tetapi, sayangnya, Dahyun sedang tidak berselera, terlalu sibuk ketakutan dengan ketinggian.
Apalagi saat dia informasikan bahwa pesawat akan lepas landas dan mereka kemungkinan melewati lautan tanpa ujung karena letak Gyeo dan Beafrn memang terpisahkan oleh samudera luas. Dahyun sudah berpikiran buruk—mungkin di akan terjatuh ke laut dan ditelan palung, atau bahkan hilang dalam ledakan di udara.
"Mrs. President, apakah Anda baik-baik saja?"
"Kapan .." bisiknya, nyaris tercekik. "Kapan kita sampai?"
"Sekitar empat jam dari sekarang."
"Ini sangat .. tidak menyenangkan." Dahyun pucat sempurna kemudian mencengkeram sisi lengan pengawalnya. "Aku mual parah."
"Ap—apakah Anda butuh kantung? Atau yang lain?"
"Jangan bergerak," katanya kemudian. "Kau harus menemaniku." Tanpa punya pilihan apapun, pengawal itu mengangguk sedangkan Dahyun lambat laun mulai menyandar dibantu oleh pramugari yang sigap dan ramah kepadanya. Dahyun mengatur napas dan memelankan laju detak jantungnya dengan menghitung dalam hati.. Satu, dua, tiga. Aku tidak boleh mati di pesawat. Aku tidak boleh ... Dahyun mengusap perutnya dengan gemetaran. "Bicara kepadaku. Sekarang."
"Bicara apa, Mrs?
"Apa saja .. alihkan pikiranku. Aku sangat takut," pekiknya.
"Baiklah, Mrs. President. Apakah saya boleh cerita soal ramalan cuaca—"
"Yak! Kau semakin membuatku takut, aku tahu akan ada badai dan semacamnya," Dahyun menggerutu keras. Jika tidak menahan diri, mungkin dia ingin memukul bahu pria bertubuh besar itu yang justru sekarang ciut di hadapan Dahyun. Mungkin terdengar absurd karena melihat istri presiden takut terbang sampai separah ini. "Ceritakan tentang keluargamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seduce Mr. President | park jm ✔
FanfictionKim Dahyun terbangun di tubuh orang lain. Tidak hanya itu, dia ternyata seorang First Lady dan merupakan istri dari presiden ternama; Presiden Park. Dahyun berusaha beradaptasi di saat konflik-konflik keistanaan menyerang sekitarnya. Dan satu perta...