Seduce Me #24

440 70 11
                                    

CHAPTER DUA PULUH EMPAT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER DUA PULUH EMPAT

PRESIDENT'S FIRST PRIORITY

Pengelola panti tersebut ternyata seorang gadis muda. Namanya Rachel Hwang. Dia setengah Gyeo dan sekarang menetap di Beafrn sejak usianya delapan tahun. Ibu dan ayahnya bermukim di sini sewaktu ada urusan bisnis kemudian membawa Rachel dan membiarkan Rachel mengenyam pendidikan sampai dia lulus kuliah kemudian mengelola panti asuhan milik ibunya. Kini, ibunya sibuk dengan badan amal Hwang Foundation, sedangkan Rachel mengurus panti tersebut. Dia masih memancarkan aura segar, seperti bunga yang baru mekar. Kedatangan dua First Lady sontak menyita seluruh atensinya. Di pelataran bangunan panti bertingkat tiga, dia membungkuk, memberikan salam hangat.

"Selamat datang di Hwang's House, Mrs. President." Ia bergantian menyalami mereka, kemudian mempersilakan keduanya untuk berjalan menuju pintu mahogani besar. Di ruang tamu terdapat lemari berisikan piala-piala, sejumlah piagam, rak lain dengan banyak foto. "Ini adalah prestasi anak panti di sini. Mereka kami sekolahkan di sekolah terbaik dan mendapatkan banyak prestasi."

"Wah, keren juga." Dahyun berdecak kagum, menyentuh permukaan rak-rak serta lemari kaca lebar. Semuanya berkilau serupa emas, sedangkan Dahyun membaca satu persatu nama-nama yang tercetak indah di bagian bawah piala tersebut. Seumur-umur, Dahyun tidak pernah tahu rasanya menjadi murid berprestasi sampai harus diberikan penghargaan. Masih untung dia masih datang ke sekolah meskipun tidak menyerap pelajaran secara maksimal. Dahyun mulai iri mengapa dia tidak habiskan waktu sekolahnya dengan belajar lebih gesit dan dapat piala? Ini menakjubkan untuk dipamerkan.

Miranda tersenyum, melihat ke sekeliling ruangan. "Jika yang berusia lebih besar pergi ke sekolah, bagaimana dengan anak yang lebih kecil?" tanyanya.

"Mereka habis sarapan dan tengah membaca buku serta bermain dengan pengasuh di sini. Mari saya antarkan." Mereka pun bangkit dengan Dahyun yang menoleh karena arahan Rachel. Bangunan ini punya langit-langit kokoh, lantai kayu yang dipel bersih, tangga-tangga yang besar dan kokoh serta ruangan yang tidak kalah besar dari ruang tamu. Termasuk adanya ruang makan bermeja panjang dan berkursi banyak, dapur penuh kabinet cokelat, kamar-kamar dengan ranjang tingkat, sedangkan ruangan yang disebut ruang belajar dan bermain.

Di sana Dahyun memekik karena bocah-bocah tersebut langsung mendekati mereka. Pengawal nampak berdeham, membuat Rachel sadar dan meminta mereka agak mundur. "Beri salam kepada First Lady," katanya. Mereka membungkuk lucu. Sebagian ada yang curi-curi pandang, sebagian lagi tersenyum.

Hal itu membuat Dahyun turut tersenyum dengan dada menghangat. Mereka menggemaskan.

Dahyun berjongkok agar sejajar dengan satu bocah laki-laki dengan baju biru dan celana putih yang sekarang menatapnya lebar. "Hai, apa yang sedang kalian lakukan?" Alih-alih menjawab, dia melompat ke pelukan Dahyun, mengejutkan mereka semua termasuk pengawal khusus kepresidenan. Dahyun tersenyum dan menggeleng. Tidak apa-apa, ia menatap mereka dengan isyarat nyata. "Siapa namamu, hm?"

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang