Kim Dahyun terbangun di tubuh orang lain. Tidak hanya itu, dia ternyata seorang First Lady dan merupakan istri dari presiden ternama; Presiden Park. Dahyun berusaha beradaptasi di saat konflik-konflik keistanaan menyerang sekitarnya.
Dan satu perta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHAPTER ENAM
SIMPLY COMPLICATED
"Aku akan kembali secepatnya. Jaga dirimu dengan baik. Bekerja sewajarnya karena kalau kau sakit, aku tidak dapat fokus secara penuh dengan pekerjaan serta tanggung jawabku. Aku akan mengatur waktu untuk kita berdua. Aku mencintaimu. – Jim "
Dahyun tertegun beberapa saat.
Sesampainya di gedung pencakar langit ini, Dahyun sudah gagal mempertahankan ekspresi teguhnya. Justru, dia kedapatan berdecak dan berkali-kali tercengang di tempat. Bagaimana bisa seseorang hidup dengan sempurna? Katakan saja, Han Daehyun sudah menjadi sorotan utama karena bersanding bersama Presiden Park. Dari yang Dahyun dengar, keluarga Han juga bukan orang sembarangan—mereka terkenal dengan bisnis resort serta retail yang meluas. Tidak hanya itu, beberapa anggota keluarga lain punya perusahaan yang bisa dibilang cukup menakjubkan—perusahaan berbasis teknologi dan pengembangan mikrochip pintar, kemudian beberapa resort serta restautan bintang lima. Wah, Daehyun pun bisa saja duduk manis dan tetap bergelimang harta. Apalagi, keluarga Park termasuk Presiden Park punya jumlah harta yang tidak main-main—dengar,dengar keluarga Park pun masih ada silsilah kerajaan. Dahyun pening. Bisa saja, Daehyun itu tidur-makan-tersenyum manis kemudian dia hanya harus menjentikan jari untuk dapatkan apa yang dia mau. Jelas, itu berbanding terbalik dengan kehidupan Dahyun sewaktu di kampungnya. Dahyun pikir dia masih berkubang di pikiran; apakah makan sekarang atau kelaparan nanti malam.
Sekarang, Dahyun mendapati bahwa Han Daehyun (dia pasti pernah menyelamatkan banyak negeri di kehidupan sebelumnya) bahwa Daehyun mengelola perusahaan kecantikan, lengkap dengan spa, salon dan berbagai studio pemotretan untuk rublik khususnya di majalah First Me. Dahyun tidak habis pikir—bisa-bisanya seseorang begitu diberkahi banyak anugerah serta kebaikan di dunia ini. Mungkin dia jadi berlian paling berkelip di sini. Dahyun sadar, peran itu jelas tidak main-main, hingga memicu rasa khawatirnya lagi.
Tapi, pagi ini, ada buket bunga cantik dengan dominan warna hijau, kuning, dan putih yang berada manis di meja kerjanya. Dahyun mengambil sepucuk surat yang berharum vanila dan mendapati tulisan tangan tergores halus dan anggun di sana. Presiden Park.
Sekretarisnya bernama Yui, dia gadis dengan perawakan tinggi semampai dan lipstik warna peach segar sekarang tengah berdiri di dekat pintu seraya membungkuk. "Nyonya Han, Anda dijadwalkan menghadiri rapat bersama komisaris pukul sebelas nanti."
"Ada jadwal lain?"
"Ya. Pukul setengah dua belas, Anda harus mengecek studio untuk koleksi produk terbaru Anda—Summer Sunset, kemudian menghadiri rapat lain dengan ketua Mung, sekalian makan siang bersama mereka. Akan ada jadwal kunjungan ke gerai Anda di daerah Hongdan dan sore nanti, ada jadwal untuk meeting in once di Han Trade Tower. Anda diminta mengisi sambutan di sana."
Dahyun menaruh kertas tadi ke laci terdekat dan mengangguk. Padat juga.. "Terima kasih."