Support cerita ini dengan memberikan vote dan komen-
••
"Buruan, Ra. Nanti telat," Arga bersandar dipintu kamar Anara. Menunggu cewek itu yang sedang mencari kamus yang entah ada dimana.
Anara terlihat mengacak-acak lemari yang berisi buku-buku. Cewek itu berdecak frustasi."Kita beli aja ya, Ra?" Mengelus pundak Anara, Arga mencoba menenangkan cewek itu.
"Gak ada, Ga. Buku itu penting!" Anara menyandarkan kepalanya didada bidang Arga.
"Iya gue tau. Lo coba pinjem diperpus, pasti ada kan?" Anara mendongak, menatap wajah Arga dari bawah.
"Kalo gak ada?"
"Paling dihukum. Bersihin kelas mungkin," Anara mengubah posisinya menjadi duduk. Cewek itu menatap jam yang sudah menunjukan pukul tujuh kurang.
"Yakin cuma itu?" Arga mengelus puncak kepala Anara. Cewek itu terlihat menggemaskan.
"Kalo telat pasti ditambah. Yuk berangkat," Arga menarik tangan Anara agar berdiri. Cewek itu mengambil tas birunya lalu berjalan keluar.
Motor hitam Arga melaju dengan kecepatan sedang. Udara pagi hari Ibu kota terasa dingin. Langit mendung juga polusi menemani dua manusia itu. Anara terlihat nyaman menyandarkan kepalanya dipunggung Arga.
••
Anara berjalan cepat menuju kelas. Dia berdesakan dengan para siswa yang berlalu lalang. Cewek itu berlari kecil, menghampiri ruangan yang terdapat disebrang sana.
Rok abu-abu juga rambut panjang yang terurai terlihat bergerak ketika sang pemilik nya berjalan."Sa," Anara menyimpan tasnya dengan nafas yang tidak normal. Pemilik nama itu menyernyit bingung.
"Kenapa lo?" Sasa yang semula berdiri jadi duduk dibangkunya.
"Gue gak bawa kamus," Anara melipat tangannya dimeja. Kepalanya ia tenggelamkan diatas lipatan tangan itu. Ia sudah pasrah jika harus dihukum ketika pelajaran bahasa Inggris dimulai nanti.
"Yaampun Ra. Lo kan tau kalau bawa kamus itu wajib." Bukannya menenangkan, Sasa malah membuat Anara menjadi tambah risau. Cewek itu berdecak.
"Aaahh!" Anara mengacak rambutnya.
Tak lama, bel masuk berbunyi. Membuat para murid bergegas memasuki kelasnya masing-masing.
Bu Sulli yang menjabat sebagai guru bahasa Inggris itu memasuki kelas dengan membawa buku materi ditangannya. Sontak semua murid duduk rapi dan memberi salam pada perempuan yang sudah sedikit tua itu.Bu Sulli mengambil buku absen, wanita paruh baya itu duduk dikursi guru. Menjadi pusat perhatian para siswa.
Setelah berteriak menyebut nama muridnya untuk mengisi absen, bu Sulli meminta agar semua mengeluarkan buku latihan."Buka halaman limabelas dikamus!" Titahan itu membuat Anara mematung. Degupan jantungnya bergerak lebih cepat, dia menelan salivanya dengan susah payah.
"Siapa yang tidak membawa kamus?" ucap bu Suli ketika memperhatikan tidak ada kamus yang terletak dimeja beberapa siswa. Hal itu membuat Anara semakin tidak karuan.
Satu siswa yang berada dibangku belakang itu mengangkat tangannya. Cowok bernama Bara itu menjadi pusat perhatian sekarang. Beberapa detik kemudian, dua temannya mengangkat tangan. Disusul Vita, perempuan yang duduk didepan Anara juga ikut mengangkat tangan.
Anara menoleh pada Sasa, cewek itu mencoba menyemangati Anara agar mengangkat tangannya lewat tatapan matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/252314332-288-k641205.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is Mine! [HIATUS]
Aventura[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Kita tidak bisa memilih kepada siapa hati kita akan berlabuh. Seperti Anara yang ditakdirkan untuk melabuhkan cintanya pada lelaki yang berstatus menjadi kakaknya itu. Anara sebetulnya tidak pernah menyangka dirinya me...