Minggu sudah berakhir. Tidak ada lagi bermalas-malasan ditempat tidur seharian. Menonton drama romantis Korea. Menonton film horor dengan pacar. Berdua-duaan. Jalan-jalan seharian. Pagi ini, semua berubah seperti semula. Anara kembali menjadi siswi kelas dua dengan segala mata pelajaran yang menyebalkan. Materi yang sulit untuk dicerna. Juga pak Broto yang akan patroli guna memeriksa murid yang melanggar aturan.
Perempuan yang sudah berseragam lengkap itu tengah duduk sendirian disofa ruang tamu. Dia sedang menunggu seseorang belum keluar dari kamarnya. Kedua penghuni rumah besar modern itu tidak sarapan. Tidak ada yang menyiapkan makanan pagi seperti hari biasanya. Anara tidak sempat menyiapkannya karena bangun lebih lambat.
Perempuan yang tengah asik dengan ponselnya itu mendongak saat mendengar suara langkah dari depan. Ia tersenyum tipis lalu berdiri dari tempatnya.
"Yuk, nanti telat." Ucap laki-laki dengan dasi yang hanya melingkar dilehernya itu. Anara berjalan disampingnya menuju luar. Keduanya tampak seperti suami istri yang menikah diusia muda. Aneh memang. Mengapa terpikir untuk berpacaran dengan saudara sendiri.
Motor hitam dengan stiker logo elang dibagian tangki itu sudah berdiri didepan pintu. Dengan dua helm yang berada diatas tangki. Arga mengambil helm itu dan memberikannya pada Anara. Keduanya lalu naik keatas motor setelah selesai.
Jalanan kota Jakarta begitu ramai dihari senin. Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Jalan raya sedikit macet dipenuhi kendaraan roda dua juga mobil-mobil mewah. Terik matahari belum terlihat seutuhnya. Udara yang harusnya segar, sudah tercampur polusi dan tidak layak dihirup.
Ketika sudah sampai didepan gerbang sekolah Anara, perempuan itu turun dari motornya. Dia melepas helm kemudian menyimpannya dibagian belakang. Banyak tatapan heran tertuju padanya. Seorang Anara yang digosipkan mempunyai hubungan spesial dengan most wanted sekolah, diantar oleh laki-laki lain yang tidak mereka kenal karena memakai helm.
"Semangat belajarnya ya?" Anara mengangguk lucu. Dia kemudian menyalimi punggung tangan Arga dengan lucu.
"Udah sana pergi, nanti bisa telat," senyuman Arga kali ini amat berbeda. Anara bisa melihatnya bahwa ada ketulusan. Laki-laki itu sepertinya memang sudah jatuh pada adiknya sendiri. Sikap Anara selama ini, membuatnya tidak tenang.
Setelah berpamitan juga melambaikan tangan, Arga pergi dengan motor besarnya. Deruman itu masih tersisa ditelinga Anara. Bersahut-sahutan dengan segala kenangan yang sudah ia lalui bersama cowok itu kemarin. Anara benar-benar senang pagi ini. Ia sudah buta dengan apa yang namanya cinta. Anara lupa dengan segalanya.
••
Saat Arga memasuki kelas, ia disuguhi dengan pemandangan para temannya yang sedang berebut buku catatan pekerjaan rumah. Memang sudah menjadi kebiasaan rutin untuk selalu mengerjakan pr disekolah. Mata cowok itu jatuh pada Yanto yang sedang duduk disamping Zuan. Matanya seperti kosong menatap papan tulis.
"Kenapa lo?" Arga menyimpan tasnya dikursi yang berada dibelakang mereka. Cowok itu menarik kursi samping dan duduk disebelah Zuan.
"Lagi mikir gue," ucapnya. Yanto masih dengan tatapan kosongnya. Lengannya mengetuk-ngetuk meja. Benar-benar seperti orang yang sedang berfikir keras.
"Kayak yang punya otak aja," sahut Elzan. Cowok itu datang bersama buku tebal yang berada dilengannya. Ia kemudian duduk dibangkunya. Dipojok kiri, bersandar ditembok, dengan pemandangan siswi-siswi kelas sebelah yang sedang melaksanakan piket. Cowok berwajah datar itu enggan untuk bergabung dengan ketiga manusia bodoh yang menjadi temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is Mine! [HIATUS]
Phiêu lưu[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Kita tidak bisa memilih kepada siapa hati kita akan berlabuh. Seperti Anara yang ditakdirkan untuk melabuhkan cintanya pada lelaki yang berstatus menjadi kakaknya itu. Anara sebetulnya tidak pernah menyangka dirinya me...