Bagian 57

431 45 4
                                    

Seseorang masuk kedalam ruangan yang langsung dikerumuni beberapa siswa. Perempuan yang berada ditengah itu sedang berdebat dengan seorang laki-laki.

"Lo tuh kenapa sih, Al?!" Ujar perempuan itu dengan suara lantang.

"Kenapa? Benerkan kalau nyokap lo pelacur?" Ucapan Aldo mengejutkan semua orang. Ia berani sekali berkata seperti itu didepan teman sekelasnya.

Dengan perasaan hancur, Rahel mencoba menahan agar tidak menangis, meskipun saat ini ia tidak terima orang tuanya direndahkan seperti itu. "Terus, apa urusannya kalau nyokap gue pelacur? Bikin keluarga Lo rugi? Nggak kan!" Ujar Rahel.

Aldo, laki laki yang menjadi lawan bicaranya itu melangkah mendekat. Mengikis jarak diantara mereka. "Gue gak habis pikir, kenapa gue dulu suka sama lo yang asal usulnya nggak jelas." Kata kata pedas itu kembali menusuk jantung Rahel.

Rahel melangkah lebih dekat. Lengannya melayang menampar pipi Aldo dengan sangat kencang. Membuat Aldo mengernyit dengan wajah penuh amarah.

"Setan juga lo!"

"Bangsat!" Umpatan itu mengalihkan perhatian keduanya. Arga tiba-tiba menendang punggung Aldo sampai cowok itu tersungkur kelantai.

"Nggak malu, lo? Cuma gara gara cinta Lo ditolak, Lo jadi sesampah ini?" Setelah berbicara, Arga mendekat pada Aldo yang masih tersungkur. Ia menarik kerahnya, membuat cowok itu berdiri dengan terpaksa. Tanpa aba-aba, Arga memberi bogem mentah dirahang cowok itu. Para perempuan yang menonton kejadian, berteriak histeris karena Arga begitu tidak main-main dengan pukulannya.

"Arga udah," ucapan Rahel tidak dipedulikan. Lagi, Arga membuat Aldo terpental dengan sekali tendangannya. Dahinya menabrak tembok, membuat aliran darah keluar.

"Arga," Rahel kembali memanggil cowok itu. Arga menghampirinya. Namun, hal itu dimanfaatkan Aldo untuk membalas.

"Arga awas!" Seorang perempuan tiba tiba memblok jarak antara Arga dan Aldo. Sehingga, membuat Aldo salah sasaran. Pukulan keras yang seharusnya melayang diwajah Arga, malah seorang perempuan yang kena.

"Stella!" Pekik Arga saat melihat siapa orang yang berada dibelakangnya.

Pukulan keras dari Aldo membuat Stella pingsan. Ia tersungkur dilantai. Gadis berambut sedikit pirang itu tidak sadarkan diri.

"Stella!" Arga berjongkok, lengannya mencoba membangunkan Stella namun tak berhasil.

Tanpa pikir lama, Arga mengangkat perempuan itu di pangkuannya. Berlari meninggalkan kerumunan menuju UKS. Tidak memperdulikan jeritan histeris atas hal romantis yang dilakukannya. Arga tidak peduli, perempuan ini telah mengorbankan dirinya, dan Arga harus bertanggung jawab.

••

Saat pintu putih itu terbuka, Zuan menghampiri Arga. Disusul Yanto, Elzan dan Hilda, teman Stella.

"Gimana keadaan Stella?" Tanya Zuan.

"Dia gak papa, cuma luka kecil." Ucapnya.

"Aldo udah gue urus," Arga mengangguk menanggapi ucapan Elzan.

"Ga, gue gak mau tau, pokoknya Lo harus tanggung jawab kalau ada apa-apa sama Stella," ujar Hilda. Ia tidak bisa membiarkan Stella seperti ini. Perempuan itu begitu amat mencintai Arga sampai rela melakukan ini.

"Iya."

Setelah mendapat jawaban dari Arga, Hilda masuk kedalam. Matanya langsung tertuju pada seorang gadis yang tengah berbaring.

My Brother Is Mine! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang