“Kamu adalah luka yang selalu aku suka..”
_________
"Ra, buka.."Suara Arga kembali terdengar. Itu sudah terhitung belasan kali Arga meminta Anara untuk membuka pintu kamarnya.
Setelah mengantarkan Rahel pulang, Arga langsung menghampiri Anara. Seperti apa yang ia ucapkan, dirinya akan menjelaskan semuanya.
"Rahel cuma pengen ketemu sama Papa, Ra. Gue gak bisa tolak dia. Niat Rahel baik, kan?"
Arga menjelaskan dengan singkat. Berharap Anara percaya apa yang dikatakannya, meski memang seperti itu adanya.
Namun, pintu kamar Anara tak kunjung dibuka. Hingga Akhirnya Arga memaksa masuk, ternyata pintu itu tak Anara kunci.
"Ra," Suara lembut Arga terdengar ditelinga Anara. Namun, begitu menyakitkan dalam hati.
"Gue minta maaf, Ra."
Lagi lagi, kata maaf keluar dari mulut Anara. Arga mungkin banyak meminta maaf, namun Anara sudah tidak bisa memaafkan.
"Keluar." Arga tertegun mendengarnya. Hanya satu kata, namun kata itu cukup untuk menjelaskan kekecewaan Anara pada Arga.
"Ra, maaf.." lirih Arga. Laki laki itu memeluk Anara dari belakang.
Sentuhan yang sudah lama tidak Anara rasakan, kembali terasa menjalar tubuhnya. Ia memejamkan mata, menguatkan dinding pertahanannya agar tak lagi termakan ucapan manis Arga.
Anara melepaskan pelukan Arga. Ia menjauh dari laki laki itu setelahnya. "Terlalu banyak maaf, Ga." Ucap Anara. Matanya menatap Arga lewat pantulan kaca kamarnya.
"Gue tau, Ra. Tapi gue gak bisa ngomong apa apa lagi selain maaf." Arga menghela nafasnya, "maaf Anara."
Mendengar kata itu, Anara berbalik. Ia kini berhadapan dengan laki laki didepannya itu.
Arga mendekat, mengikis jarak diantara mereka. Lengan laki laki itu mengambil lengan Anara, menggenggamnya dengan hangat.
"Mau gue jelasin semua?" Ucap Arga. Anara tak menjawab, namun matanya cukup untuk menunjukan bahwa Anara perlu penjelasan, dan Arga tau itu.
"Rahel sakit, Ra. Papa yang buat dia kayak gitu." Arga menghentikan ucapannya, ia menghela nafas. Sementara Anara, perempuan itu terkejut dengan alis tertekuk. Apa yang laki laki itu maksud?
"Rahel kanker otak. Dokter bilang hidupnya udah gak lama lagi, Ra." Anara meneguk salivanya. Ia tak mengerjap, masih sama terkejut seperti tadi. "Dulu, gue pernah paksa Papa buat dateng ke acara sekolah. Pas pulangnya Papa ngebut karena ada rapat. Dan dijalan, Papa nabrak orang.
(Flashback)
Mobil mewah berwarna putih melaju dijalanan yang sudah tidak ramai, dengan dua orang didalamnya. Didalam mobil, tawa terdengar mendominasi. Tak ada hening disepanjang jalan. Mereka kembali menceritakan kejadian beberapa jam lalu, yang saat ini hanya jadi kenangan.
Tidak sadar, Varo, si pengemudi hilang arah karena mencoba merogoh ponselnya yang terus saja berdering dikursi samping.
"Pa!"
Bersamaan dengan teriakan seorang remaja laki laki, mobil seketika berhenti saat Varo menginjak rem dengan paksa. Suara sesuatu terdengar dari arah depan.
"Arga, kamu gak apa apa?" Varo dengan cemas bertanya pada lelaki dengan nama Arga yang sedang memijat keningnya karena terbentur dashboard.
"Arga gak apa apa, Pa. Papa gak luka, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is Mine! [HIATUS]
Adventure[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Kita tidak bisa memilih kepada siapa hati kita akan berlabuh. Seperti Anara yang ditakdirkan untuk melabuhkan cintanya pada lelaki yang berstatus menjadi kakaknya itu. Anara sebetulnya tidak pernah menyangka dirinya me...