Bagian 28

531 46 20
                                    

Biasakan vote sebelum baca, karna kalau diakhir takutnya lupa hehe✨

Oh ya, kalian setuju gk kalo aku bikin akun reloplayer tokoh cerita ini? Komen yaaaa💕

Follow: @acaeft

HAPPY READING!
••


Sore ini, langit terlihat begitu cerah. Dengan awan putih yang menggantung disana. Juga semilir angin yang berhembus tidak terlalu kencang. Mentari belum menunjukan warna jingganya.

Suara nyaring yang ditunggu oleh para murid itu akhirnya berbunyi. Semua bersorak ria menyambut perjalanan pulang. Juga menghilangkan lesu akibat belajar tadi, dengan menghabiskan sisa uangnya dikantin.

Perlahan, para murid kelas sebelas ipa 2, meninggalkan kelas. Hanya menyisakan beberapa orang yang masih sibuk membicarakan porseni yang diadakan minggu depan. Juga hal yang bisa digosipkan.

"Ra, pulang bareng gue yuk?" Anara yang tengah memasukan alat tulisnya itu mendongak, menatap Dewinta yang sudah berdiri didepannya.

"Sorry, Dew. Gue mau pulang bareng-" cewek itu menggantung ucapannya. Dia tidak seharusnya memberi tahu Dewinta bahwa dirinya akan pulang bersama Arsen kan?

"Pulang sama siapa, Ra?" Anara membuyarkan lamunannya ketika cewek berambut sepinggang itu bertanya.

"Oh, enggak. Duluan ya, Dew. Gue udah ditunggu!" Ujar Anara. Cewek itu berlari meninggalkan kelas setelah berpamitan pada Dewinta.

••

Anara berjalan sendirian dilorong. Lorong panjang itu tampak sepi seperti tidak berpenghuni. Meskipun suara seruan juga gelak tawa masih terdengar walau samar-samar. Namun tetap saja terasa mengerikan, apalagi mengingat kejadian tadi siang. Saat Anara dilabrak Vandra dkk.

Anara menghampiri motor Arsen yang terparkir disana. Cewek itu sedikit menunduk karna takut ada yang melihatnya. Pikiran tentang perkataan Dewinta dikantin tadi, membuat kepalanya pening.

"Kenapa nyuruh gue nunggu diparkiran?" Anara terkejut mendengar suara berat yang berasal dari belakang. Cewek itu refleks berbalik badan.

"Gak apa-apa. Gue pengen aja." Anara tetap tenang. Dia berusaha untuk tidak gugup.

Arsen mengangguk mengerti. Cowok itu mengulurkan helm bogo pada Anara.

"Pakai." Ucapan itu terdengar lembut. Anara segera menerimanya dan langsung memakainya.

"Gue boleh nanya sesuatu?" Arsen yang sedang mengaitkan helmnya itu menatap Anara.

"Tanya aja," ujarnya. Cowok itu lalu sibuk kembali mengaitkan helm. Sedangkan Anara dilanda rasa gugup juga takut sekarang.

"Lo," Anara hendak bertanya namun mulutnya seakan terkunci rapat. Cewek itu lalu menelan salivanya.

"Lo masih suka sama gue?" Ucap Anara. Arsen refleks menoleh kearahnya. Cowok itu tidak menyangka Anara akan bertanya perihal ini.

"Kenapa nanya gitu?" Bukannya menjawab, Arsen malah balik bertanya, membuat Anara berdecak karna kesal.

"Jawab aja, kali!"

My Brother Is Mine! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang