Bagian 15

820 83 6
                                    

Hargai karyaku dengan memberikan vote✨

**

"Kenapa baru pulang?" Suara lembut itu terdengar dari arah pintu kamar Arga. Kemudian, pintu putih itu terbuka. Memperlihatkan Anara yang sedang membawa toples berisi makanan ringan.

"Oh ya, kan disekolah ada yang lebih asik!" Arga terkekeh mendengar nada bicara Anara yang terlihat ketus.

"Harusnya ada rapat buat porseni nanti. Tapi gue gak dateng karna kangen sama lo," Arga berucap sambil berjalan mendekati Anara.

"Modus!" Anara melempar ciki itu tepat dibagian kepala Arga. Cowok itu tidak terima dan mengejar Anara.

"Sini lo!"

"Apaan sih, lepasin!" Arga berhasil menangkap gadis itu. Toples biru yang tadi dibawa Anara, terjatuh kelantai. Sehingga isinya berserakan.

"Tuh kan! Gara gara lo ini ah!" Anara berjongkok setelah berhasil melepaskan pelukan Arga. Cowok itu terkekeh, ikut berjongkok dan membantu Anara membereskannya.

Anara berdecak sebal. Cewek itu mulai membereskan cikinya lalu kembali dimasukan kedalam toples. Sementara Arga, dia memunguti sambil memperhatikan wajah Anara. Cewek itu terlihat manis dengan seragam yang masih ia kenakan. Dipastikan, disekolah Anara menjadi incaran para kaum Adam.

Arga tersadar ketika ada tangan yang menyentuhnya. Dia menatap kebawah, terdapat tangan Anara yang tidak sengaja bertemu dengan tangannya. Cewek itu terlihat memebeku, meskipun ini adalah hal biasa, tetapi perasaan panas menjalar ditubuhnya. Refleks cewek itu menepis tangan Arga dan bersikap biasa saja. Menyembunyikan degupan jantungnya yang berpacu lebih cepag dari biasanya.

"Cie salting," ucap Arga dengan kedua alis yang dinaik-turunkan.

"Apaan sih lo!" Anara berdecak lalu berdiri setelah selesai membereskan ciki yang berserakan dilantai. Cewek itu menyimpannya dinakas kamar Arga.

"Duduk," Arga menepuk tempat disebelahnya, meminta Anara agar duduk disana. Anara menurut, dia dengan rok abu-abu sepaha itu berjalan kearahnya.

"Apa?" Ucap Anara ketus setelah berada disamping Arga. Tidak lama, kepala cowok itu mendarat dibahu Anara. Membuat cewek itu sedikit terkejut dengan sikap Arga yang tiba-tiba.

"Kenapa?" Anara bertanya santai. Dia menyembunyikan kegugupannya. Arga mendongak, menatap wajah Anara dari bawah.

Tangan cowok itu mengelus pipi Anara, membuat rona merah dipipi gadis itu. Anara mencoba mengontrol tubuhnya agar terlihat biasa saja. Cewek itu menghembuskan nafas.

"Gak papa, pengen aja kayak gini," Arga kembali duduk. Dia merebahkan dirinya dikasur putih itu. Diikuti Anara yang berbaring dengan tangan Arga yang menjadi bantal.

"Gue gak nyangka kita bisa pacaran, Ra," Arga menoleh kearah Anara setelah berucap. Cewek itu ikut menatap Arga.

"Gue juga," mata mereka kembali menatap langit-langit kamar Arga. Poster motor juga kata-kata penyemangat tertempel ditembok kamar cowok itu.

"Tapi ada benernya juga apa yang lo bilang. Kalo kita gak akan bisa nahan perasaan ini," Anara dibuat terpaku. Cewek itu menelan salivanya dengan susah payah.

My Brother Is Mine! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang