Bagian 65

230 19 2
                                    

[ JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN VOTE DAN KOMEN ]
••

"bertemu kamu, adalah bagian terindah yang selalu aku sebut dalam cerita istimewa"
°°

Tatapanmu bagai bintang
Tak berkilau dan cemerlang
Senyumanmu bagai bulan
Menemani sang malam hingga siang ku datang

Semesta akan slalu ku jaga
Semesta abadi selamanya

Dan aku takkan pergi dan melepasmu
Dengan sadarku ku masih mau tuk menuju tujuku
Dan ku berjanji tuk selalu ada sampai waktunya
-

Iqbaal Ramadhan, Semesta.

۰ ໋࣭ ⋆.˚° ۰ ໋࣭࿐

Setelah puas menghabiskan waktu hari ini bersama Arga, Rahel mengajak laki laki itu untuk berkunjung kerumahnya. Sebenarnya, Rahel masih ingin berjalan jalan sampai malam, hanya saja, cuaca tidak mendukung. Sore tadi, hujan tiba tiba turun, mengharuskan mereka untuk pulang.

Saat ini Arga berada di rumah Rahel. Selain menunggu hujan reda, juga laki laki itu sudah lama tidak berkunjung kesini.

Laki laki yang kini sedang duduk di sofa kecil itu menatap teduh perempuan yang tengah tertidur lelap dengan paha Arga yang menjadi alas kepalanya.

Lengan Arga terulur, mengelus lembut rambut cokelat Rahel. Laki laki itu mengusap wajah Rahel dengan perasaan sangat tenang. Ia menemukan kenyamanan saat bersama perempuan ini.

"Maaf, Hel.." kata itu tiba tiba saja lolos dari mulutnya. Ia melirih tanpa sadar.

Semakin dalam menatap wajah Rahel yang terlelap dalam tidurnya, semakin besar rasa bersalah menghantuinya.

Arga tau pilihannya salah. Pilihan untuk membuat Rahel bahagia benar benar tak seharusnya ia lakukan. Namun, laki laki itu tak punya sesuatu untuk menjamin kebahagiaan Rahel selain memilih apa yang tak seharusnya ia pilih.

"Arga," suara perempuan yang memanggil namanya membuat Arga menoleh.

Itu ibu Rahel.

Perempuan berumur namun masih terlihat muda itu berdiri disebelah rak buku yang tak terlalu besar. Arga mengerti. Ia sangat mengerti mengapa ibu Rahel memanggilnya.

Arga menghela nafasnya. Takut. Itulah yang ia rasakan saat ini. Laki laki itu berdiri, menghampiri ibu Rahel yang sudah terlebih dulu duduk di kursi yang berada diluar.

Laki laki itu duduk di depan ibu Rahel. Ia menatap mata perempuan itu dengan wajah datar.

"Mana uangnya?"

Uang. Itulah yang ibu Rahel inginkan. Perempuan yang kemarin membuat Arga tak sehat karena harus meminta uang dengan jumlah tak sedikit pada ibunya.

"Ada. Sesuai janji. Uang 20 juta, dan kebahagiaan Rahel." Ucap Arga tak senang.

Perempuan didepannya itu tersenyum miring. "Gampang. Semuanya berjalan sesuai apa yang kamu mau. Uang lancar, rencana juga lancar." Perempuan itu terkekeh kecil sebelum mengambil amplop berwarna putih yang berada di meja.

Amplop tebal itu dibuka, menampilkan lembaran kertas bernilai seratus ribu dengan jumlah yang tak sedikit. Dua puluh juta, sesuai apa yang ia minta.

Perempuan licik. Rela menggunakan putrinya untuk kesenangannya sendiri.

Dua tahun lalu, saat pertama kali Arga tau bahwa Rahel dan ibunya tak akur, laki laki itu selalu merasa kasihan pada Rahel. Perempuan itu harus bekerja paruh waktu untuk biaya hidupnya juga pengobatan ibunya yang sakit.

My Brother Is Mine! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang