Bagian 20

678 56 16
                                    

"Persahabatan antara lelaki dan perempuan, akan hancur jika perasaan sudah ikut campur tangan. Maka, aku tidak akan pernah menyatakan."
-Rahel Azzura Yolanda

••

Pagi ini, keberadaan Arga belum terlihat dimeja makan. Didapur itu hanya ada Myta juga Anara yang tengah sibuk melahap sarapannya.
Anara mengecek jam diponsel, sudah menunjukan pukul tujuh kurang.

Suara anak tangga yang dipijak, terdengar hingga mampu membuat mereka mendongak, menatap Arga yang turun dengan pakaian biasa-bukan seragam sekolah. Dahi kedua perempuan itu mengerut tipis.

"Lo gak sekolah, Ga?" Arga menarik kursi didepan Anara. Cowok itu menggeleng dan mengambil satu lembar roti yang sudah diolesi selai cokelat.

"Kenapa?" Anara menyudahi makannya, cewek itu mengambil selembar tissue dan mengelap tangannya.

"Kucing si Zuan ulangtahun," jawaban Arga membuat Myta terkekeh pelan. Sementara Anara yang tahu Arga hanya bercanda itu memutar bolamatanya.

"Yang bener!"

"Gue mau-" Arga menggantungkan kalimatnya, dia tampak berfikir. Tidak mungkin Arga berkata jujur bawa dirinya akan mengantar Rahel. Meskipun untuk cek-up, sepertinya Anara tidak akan mengizinkan. Mengingat cewek itu tidak terlalu menyukai Rahel.

"Mau apa?" Anara menunggu jawaban Arga. Cewek itu menatap Arga dengan tatapan dingin.

"Mau, jenguk Neneknya Wiro. Kasihan dirawat dirumah sakit." Maafkan Arga Wiro. Nama nenekmu dipinjam dulu sebentar.

"Yaampun, semoga cepet sembuh ya," Myta menyaut. Cowok itu tersenyum simpul kepada Mamanya. Perempuan berumur itu membereskan piring kotor dan membawanya ke wastafel untuk dicuci.

"Bener?" Anara yang sedikit tidak percaya itu kembali bertanya.

"Gak percaya, Ra?" Anara diam. Cowok yang berstatus sebagai pacarnya itu menggelengkan kepala. "Padahal, kunci hubugan itu adalah kepercayaan." Anara dibuat terpaku dengan kata-kata Arga.

Cewek itu lebih memilih pergi dari sana. Mengambil tas yang berada disofa dekat levisi.

"Ma, Nara berangkat ya!" Anara menyalimi tangan Mamanya. Senyuman terlukis diwajah Myta.

Arga mengikuti Anara dari belakang. Cowok itu bersandar dipilar yang menjulang. Anara yang sedang disepatu itu mendongak, menatap Arga yang berdiri tidak jauh darinya.

"Apa liat-liat?"

"Emang gak boleh liat pacar sendiri?" Arga tersenyum jahil. Cewek itu selesai memakai sepatu. Menghampiri Arga, Anara memeluknya erat.

"Mau dianterin gak?" Anara melepas pelukan itu. Dia menggeleng lucu, "gak usah. Sasa jemput kok." Arga mengangguk.

"Gue sayang lo, Ra." Anara tersenyum manis. Jarak diantara mereka sangat dekat. Anara sedikit mendongak karna tubuh Arga sedikit tinggi darinya.

"Gue juga,"

Arga memegang kepala cewek itu. Mengelus pipi Anara, Arga memberikan kecupan singkat dikening cewek itu. Anara sedikit terpaku, cewek itu menelan salivanya. Rona merah menghiasi pipi Anara. Membuat cewek itu sedikit menunduk karna malu.

My Brother Is Mine! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang