Bagian 14

826 69 21
                                    

guys maafin aku karna ingkar janji buat DOUBLE UP. Dikarnakan laptopku kemarin rusak dan ini baru beres. Maafin aku yaa semuaa🥰

••

Arga berjalan dikoridor dengan tongkat pel dibahunya. Serta ember berisi air yang telah dicampuri pewangi berada ditangan kirinya. Tatapan heran tertuju pada cowok itu. Karna tidak biasanya Arga mengerjakan hukuman, apalagi disore hari seperti ini. Cowok itu biasanya bolos dikantin belakang.

Arga membuka pintu perpustakaan. Tatapan heran tertuju padanya sekilas. Arga tidak mengindahkan mereka, cowok itu mulai mencelupkan kain pel pada ember itu dengan hati-hati.

Dengan berat hati, Arga membersihkan lantai putih itu. Dimulai dari ruang baca sampai rak buku. Arga menyingkirkan perasaan malasnya dengan bersenandung. Cowok itu berirama entah menyanyikan lagu apa.

"Ini bagus kok bukunya. Gue baru beres bacanya kemarin," Arga yang tidak asing dengan suara itu terlihat kikuk mencari sumber suara. Pandangannya menangkap sosok perempuan berambut panjang dengan model curly. Entah kenapa, tersirat satu ide dikepala cowok itu.

Arga bersiul, mendekatkan dirinya pada tiga perempuan yang sedang membahas soal buku novel itu. Arga terlihat fokus dengan aktivitasnya, seolah-olah tidak menyadari adanya kehadiran cewek itu.

"Capek banget!" Arga menggerutu, membuat ketiga perempuan itu menoleh. Tak lama, terlihat satu cewek tengah merapikan rok juga rambutnya saat menyadari kehadiran Arga.

"Arga?" Cowok jangkung itu menoleh. Bibirnya mengembang, Arga terlihat menyandarkan tongkat pel itu kedinding.

"Eh ada Stella," Arga menyisir rambutnya dengan jari tangannya. Dia lupa bahwa tangannya itu kotor akibat memeras kain pel.

"Cantik banget lo hari ini," Arga berucap, membuat pipi gadis itu memanas sehingga menyebabkan rona merah.

"Bisa aja, kamu Ga," Arga merasa menang karna berhasil menaklukan Stella. Tapi cowok itu sedikit bingung dengan sikap Stella yang berubah. Biasanya Stella selalu menyosor pada Arga. Tapi kali ini dia terlihat salah tingkah.

"Stel, lo mau gak bantuin gue?" Ujar Arga dengan sebelah alis yang naik keatas.

"Apapun buat Arga," ucap Stella nyengir.

Arga menyerahkan tongkat pel itu pada Stella, "bantuin gue ngpel. Nanti pulang sekolah, kita pulang bareng," ucapan Arga mampu membuat cewek itu menganga. Tidak percaya.

"Serius, Ga?"

"Gue gak mungkin bohong ke calon pacar," Arga menahan tawa menyaksikan raut wajah Stella yang memerah. Setelahnya, Arga kembali menyodorkan tongkat pel. "Nih, mau kan?" Dengan sangat senang hati, Stella mengangguk.

"Mau. Tapi janji pulang bareng," Arga mengangguk. Tak apa, mengantarkan Stella tidak menjadi masalah besar baginya. Itung-itung berterimakasih karna Arga akan pergi kekantin tanpa repot mengepel ruangan yang dipenuhi jendela ilmu itu.

"Makasih ya, sayang." Sebelum Arga pergi, cowok itu mengedipkan sebelah matanya. Membuat Stella semakin ingin pingsan dibuatnya. Cewek itu menahan dirinya agar tidak berteriak ditempat seperti ini.

My Brother Is Mine! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang