Bagian 7

1K 87 18
                                    

Malam semakin larut. Sinar bulan semakin berkilau ditemani bintang-bintang yang berkelap kelip nan indah. Anara menghitungnya dalam hati, tetapi selalu gagal karna pikirannya hanya fokus pada Arga. Anara menghela nafas, dia kesepian sekarang. Sasa, cewek itu masih berada dibawah menemani Gio. Enak sekali malam-malam seperti ini berduaan dengan pacar.

tring

Ponsel Anara berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Anara mengambil ponselnya yang berada dinakas.

Arga
|Lo dimana Ra?
|Pulang

Anara hanya membacanya tanpa berniat membalas. Cewek itu melempar ponselnya kearah ranjang. Dia berdiri, berjalan mendekati jendela kamar Sasa. Anara terduduk dikursi itu sambil menatap langit yang baru saja reda dari hujan.

**

Arga sedang bersandar didinding dekat kelasnya. Dia sedang menunggu jam pelajaran dimulai, Arga disana ditemani Zuan dan Elzan. Sementara Yanto, cowok itu sibuk menggoda para adik kelas yang sedang berlalu lalang.

"Lo kenapa sih, Ga? Diem mulu dari tadi?" Arga hanya diam, dia tidak mengubris pertanyaan yang keluar dari mulut Zuan. Cowok itu bahkan terheran dengan sikap Arga yang tiba tiba marah tidak jelas dari pagi. Bahkan Doni, anggota Alasto baru itu terkena pukulan hanya karna bertanya kenapa Arga tidak membawa Rahel ketempat tongkrongan. Arga memukul perut Doni, melampiaskan segala kekesalannya pada adik kelas yang sama sekali tidak salah. Tapi tadi Arga sudah meminta maaf atas kesalahannya sehingga urusan ini tidak diperpanjang.

"Sariawan kali!" Elzan ikut menimpali. Cowok itu duduk dengan kaki diselonjorkan. Matanya sedang memeperhatikan para manusia yang tengah bermain bola dilapangan.

Rahel memanggil Arga yang terlihat sedang duduk diluar kelas. Teriakannya mampu membuat manusia yang berada disana menoleh, termasuk kedua teman Arga. Rahel berjalan mendekat, dia menyernyit bingung, tidak ada senyuman atau sapaan dari Arga. Cowok itu menatapnya datar tanpa ekspresi. Dia diam seolah menunggu ada apa Rahel memanggilnya.

"Lo kenapa, Ga?" Arga menggeleng, kepalanya dia sandarkan dipundak Rahel yang saat ini berjongkok disampingnya.

"Lo kenapa, Arga?" Jawaban Arga masih sama. Dia menggeleng tanpa membuka suara. Dari pagi cowok itu terus saja diam, membingungkan Rahel sebagai teman sebangkunya.

Rahel menghela nafas, dia mengubah posisinya menjadi duduk, kaki mulusnya bersila. Kepala Arga mendarat dipaha Rahel. Cowok itu menatap langit-langit sekolah.

"Cara biar gue dimaafin apa ya?" Pertanyaan Arga membuat ketiganya menyernyit. Kejadian tadi malam memang hanya diketahui Gio saja.

"Dimaafin sama siapa?" Tanya Rahel penasaran. Arga yang tersadar langsung mengerjap dan menggeleng.

"Adik gue," Arga mengangkat kepalanya, dia terduduk sambil menatap lapangan yang sedang dipakai bermain bola.

"Anara kenapa emang?" Semua mata tertuju pada Zuan.

"Ngambek dia. Gara-gara semalem gue gak jadi jemput,"

"Udahlah Ga, masa kayak gitu aja sampe segini nya," Elzan ikut menimpali.

Saat Arga ingin menjawab, dia dikejutkan dengan Aldo yang datang tiba-tiba langsung menarik tangan Rahel. Refleks mereka yang ada disana langsung mendongak, menatap cowok begajulan itu dengan tatapan tidak suka.

My Brother Is Mine! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang