-follow sebelum baca✨
“Terimakasih Tuhan, kau telah mengirim dia untuk menjadi pelabuhanku. Meskipun aku tahu ini tidak akan selamanya.”
-Anara & Arga-••
Motor besar berwarna hitam itu melaju membelah lautan kendaraan. Sore ini, senja menjadi saksi bisu atas kebahagiaan yang dirasakan kedua insan yang akan merayakan hari jadi hubungan mereka. Hari ini, tanggal sembilan November, dua manusia yang saling mencintai itu sudah memasuki bulan pertama. Meskipun hubungan mereka banyak masalah juga tidak sempurna, namun mereka tetap senang karena bisa sampai sejauh ini. Tentu saja itu diluar dugaan, tidak pernah mereka kira kalau hubungan keduanya bisa sampai hari ini.
Pelukan yang melingkar dipinggang cowok dengan kaos hitam dilapisi jaket denim itu amat erat. Rambut perempuan itu menari ditiup angin. Sinar mentari yang akan segera pulang, menghiasi sore ini. Juga langit cerah dan bulan yang terlihat meskipun masih setengah itu ikut serta dalam perayaan hari jadi mereka.
"Jadi kesana?" Suara berat dari balik helm itu terdengar sedikit berteriak karena suara derum kendaraan semakin ramai.
"Iya." Balas Anara dari belakang. Kepala cewek itu terasa sangat nyaman bersandar dipunggung kekar Arga.
••
Motor besar itu terparkir diantara kendaraan mewah yang ada disana. Setelah turun dari motor, keduanya segera masuk kegedung besar. Gedung yang beroperasi sebagai perusahaan itu tampak sudah sepi. Mungkin orang-orang yang bekerja sudah pulang kerumah.
Kedua manusia itu memasuki lift. Anara sengaja mengajak Arga untuk datang kesini. Kemarin, jika Arga tidak meminta untuk pulang, cewek itu ingin mengajak Arga kemari. Ketempat favoritnya.
Lift itu naik kelantai paling atas. Pintu lift terbuka, memperlihatkan ruangan kosong yang dipenuhi jendela. Ruangan besar itu cukup sepi. Anara menarik tangan Arga, cewek itu berlari kecil membuat Arga mau tidak mau ikut berlari.
Pintu kaca besar itu dibuka. Anara membutuhkan tenaga ekstra untuk menggeser pintu kaca itu. Namun semangatnya begitu membara, membuat Anara tidak terlalu keberatan untuk membukanya.
Langkah Arga terhenti ketika ia menatap rooftop yang tidak terlalu besar itu begitu indah. Anara berdiri disamping Arga. Cowok itu berjalan perlahan dengan mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan kecil.
Tempat ini begitu asing dimatanya. Padahal, gedung perusahaan ini adalah milik ayahnya. Dulu, Arga sering kesini untuk menghilangkan penat. Menyaksikan mentari pulang untuk beristirahat. Namun, tempat ini begitu berubah sekarang. Rooftop yang dulu kosong dan tidak terurus, sekarang begitu berbeda. Kursi cantik tertata rapi disana.
"Ini tempat favorit gue," mata Arga yang semula fokus menatap rooftop, terjatuh pada Anara. Pandangan cewek itu lurus kedepan, seperti sedang menerawang.
Arga diam. Cewek itu kembali menarik lengan Arga, membawanya duduk salahsatu kursi yang ada disana. Pandangan Arga jatuh kebawah. Terlihat jalanan begitu sangat ramai. Dari atas sini, Arga bisa melihat berbagai macam gedung yang menjulang tinggi. Pohon-pohon, juga jalanan luas.
"Dulu, gue sering kesini kalau bosan atau lagi sedih. Sampai akhirnya tempat ini jadi tempat favorit gue. Waktu gue ulang tahun, gue minta Papa buat ubah rooftop ini. Karena gue bakal banyak habisin waktu disini." Ucap cewek itu. Matanya tetap lurus, ia tidak sama sekali menoleh pada Arga. Arga memperhatikan wajahnya dengan teliti. Satu kata yang keluar dari mulutnya saat melihat cewek itu adalah, cantik. Anara begitu cantik. Apalagi dengan polesan make-up yang tidak terlalu tebal. Rambutnya yang hitam natural itu terbang dibelai angin. Bibirnya yang berwarna merah merona membuat Arga..ah..tidak bisa dijelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is Mine! [HIATUS]
הרפתקאות[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Kita tidak bisa memilih kepada siapa hati kita akan berlabuh. Seperti Anara yang ditakdirkan untuk melabuhkan cintanya pada lelaki yang berstatus menjadi kakaknya itu. Anara sebetulnya tidak pernah menyangka dirinya me...