Reality

152 48 4
                                    


"Brak!"

Semua staff di ruangan dan termasuk aku yang sedang memakai pakaian untuk stage terkaget.

"Ish, Jjangmae bisa ga sih pelan-pelan," ucap salah seorang staff  kesal. Jjangmae meminta maaf dan berlari terengah-engah menujuku.

"Setelah perform, kita perlu bicara," ucap Jjangmae serius. Aku memasang raut wajah bingung.

"Ga bisa sekarang?" tanyaku penasaran.

"Ga, soalnya akan panjang," ucapnya.

Usai berpakaian dibantu dengan stylist, aku menuju backstage untuk pemasangan clip on.

Di stage, sudah terdengar yel-yel.

"WE NEED Y/N! Y/N!"

Mendengarkan suara ini, selalu menyejukkan di hati. Tapi gara-gara Jjangmae terlihat rusuh tadi, aku jadi kepikiran. Apa yang mau dia bicarakan?

Setelah performance, aku melepaskan clip on, menghapus makeup dan berganti pakaian ke hoodie warna ungu dan celana longgar hitam.

Baru selesai berganti pakaian, Jjangmae menarik tanganku dan menuju ke ruang terpisah.

Melihat kelakuan Jjangmae sekarang, aku merasa agak merinding.

"Mau ngapain kamu?" tanyaku.

Jjangmae menatapku dengan raut wajah serius dan menyerahkan sebuah skrip.

Orang ini sungguh tidak terprediksi.

Aku melihat skrip itu dan membaca judulnya.

Produce 48

"Kamu akan menjadi mentor," ucapnya.

Aku terkaget. Jjangmae mengangguk dan tiba-tiba nadanya berubah menjadi memohon.

"Kumohon terima job nya," tuturnya yang berhasil membuatku menghela nafas.

"Kamu tahu kan, aku tidak menerima job seperti ini." ucapku lalu mengembalikan skrip ke tangan Jjangmae.

"Bukan nya kamu tertarik dengan salah satu trainee yang ada disana?" tanya Jjangmae.

Aku terkejut dan mencoba kembali untuk tenang.

"Gelagat kamu sangat aneh dari kemarin, meminta aku tiba-tiba voting dan kamu jadi tertarik dengan Produce 48. Padahal selama bertahun-tahun kamu berkarir, tidak pernah kamu menunjukan interest kamu ke idol terutama trainee-"

"Sejak kapan kamu tertarik dengan kehidupan pribadiku? terutama di percintaan. Biasanya kamu tutup kuping dan mata, walaupun kamu manajerku." potongku.

Jjangmae terdiam, menghela nafas, dan duduk di sofa.

"Duduklah."

Dengan bingung aku ikutan duduk di sampingnya. Aku terus memperhatikan raut wajahnya dan memicingkan mata dengan curiga.

"Emang apa salahnya mencoba? Apa kamu masih trauma dengan kejadian beberapa tahun yang lalu?" tanyanya dengan nada yang lebih lembut daripada tadi.

Aku terkaget dan terdiam di saat yang sama. Orang ini benar-benar.

"Kamu juga tahu kan, persepsi seperti itu sudah hampir tidak ada lagi, terutama sekarang. Orang-orang sudah mulai berubah," ucapnya lagi.

Aku mengalihkan pandangan aku dari Jjangmae dan menatap lantai. Jjangmae melirik untuk melihat responku dan melihat jam tangannya.

"Coba pikirkan lagi, aku memang menginginkan kamu mengambil job ini karena ada Yuri disitu, tapi ini tidak sepenuhnya untung di aku," ucapnya dan menaruh skrip Produce 48 di meja hadapanku.

Aku melirik ke arahnya, dan berganti posisi, menjadi lebih santai. Aku menidurkan kepalaku di bantalan sofa dan menaikkan kakiku ke atas meja. Seraya menutup mataku aku bilang,

"Jjangmae, aku butuh bir."

Back to reality again,

Kami semua dikumpulkan di satu ruangan, hampir mirip dengan ruangan teater.

Seperti biasa, tidak ada yang tahu apa challenge berikutnya. Karena itu kita semua selalu khawatir.

Dan sesuai arahan staff, kamera mulai rolling dan mentor cheetah datang dan membawakan pengumuman untuk challenge berikutnya.

Kita semua akan menyanyikan lagu yang di pilih oleh national producers kami (para pemirsa).

Sejujurnya, karena kejadian kemarin aku tidak punya ekspetasi apa-apa lagi. Dan mentor Cheetah memanggilku ke depan stage.

"Kang Hyewon" ucapnya dan diikuti oleh beberapa trainee.

Lalu tak lama dia memanggil, "Naya Baek"

Wajahku yang awalnya sedikit suram, berubah cerah ketika Naya dipanggil. Aku tersenyum ke arahnya dan dia berlari ke arahku sambil memelukku.

Walaupun kita sudah dibentuk team, kita masih belum diberitahu lagunya apa.

"Kayaknya aku tahu arah lagu kita kemana, setelah ngeliat member nya," ucap seseorang.

Terus seseorang menunjukku, "Setiap kali nama Hyewon dipanggil, pasti berhubungan dengan innoncent charms." ucapnya dan semua member setuju.

Sesuai arahan staff lagi, salah seorang member merobek papan keterangan di board dan melihat lagu team kami, dan kami mendapat lagu Let's Meet Again.

Sejujurnya, aku tidak begitu kaget, tapi ya karena ini show, aku harus terlihat kaget.

Tapi, masa kalian tidak memprediksi lagunya bakal soft dan sweet? Apalagi ada aku. Aku tertawa kecil dengan pemikiranku sendiri.

Naya berbisik, "Kamu ga kelihatan kaget."

Dan lalu aku membalas bisikannya, "Emang ga. Aku yakin semua member memprediksi ini."

—————————————————————-

Ketika sedang dance evaluation.

Naya dance di hadapan mentor Choi Young Joon. Dia memberhentikan tarian Naya dan bilang,

"Saya memberhentikan kamu bukan karena tarian kamu jelek, tapi apa wajah kamu selalu terlihat sedih seperti itu?" tanya nya.

Dan karena Naya terdiam saja, mentor mulai menanyai member lain.

"Dia memang tidak banyak ngomong," ucap seseorang.

"Dia ga gitu," bantahku.

Terus mentor Choi Young Joon tersenyum seolah-olah mulai paham situasinya.

"Oh, Dia dekat dengan Hyewon?" tanyanya.

"Hyewon seperti Ibu untuk Naya," ucap seseorang.

"Naya, Ibumu sedang melihatmu. Tersenyumlah," ucap mentor ke Naya. Naya mengangguk dengan tersenyum. Aku tertawa melihatnya.

photo by: hyunrun.blogspot.com

My Bae is an IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang