Violeta

33 6 1
                                    


Soyeon datang mengunjungiku dengan blouse putih, celana hijau dan heels warna merah marun.

Aku menelepon Soyeon dan kita sepakat untuk bertemu di cafe. Sekarang, dia duduk di hadapanku dengan tatapan tajamnya dan kaki yang disilangkan.

"Apa maumu?"

Tanya nya dengan nadanya yang tidak pernah berubah.

Nada yang selalu angkuh.

"Tidak mau memesan dulu?" Balasku seraya memanggil pelayan.

Lalu seorang pelayan menghampiri kita.

"Mau memesan apa?" tanya pelayan tersebut.

"Cappucino nya satu ya mba." ucapku tersenyum ramah ke pelayan itu. Dan pelayan itu berbalik menatap Soyeon.

"Aku tidak usah. Aku tidak akan berlama-lama disini." ucap Soyeon dingin dan dia melipat kedua tangan nya.

Perempuan ini memang mempunyai lidah yang sama beracun nya dengan komodo.

Pelayan itu tetap tersenyum dan membalas,

"Itu saja pesanan nya?" tanya nya ke arahku.

Aku mengangguk. "Iya itu saja." balasku.

Pelayan itu mengambil menu dari meja kami.

"Baik. Ditunggu pesanan nya." ucapnya lalu pergi.

Soyeon kembali membuka mulutnya.

"Cepat katakan, aku disini bukan untuk menemanimu." Desaknya.

"Bagaimana sudah kamu pikirkan? Kita berada di pihak yang sama." tanyaku.

Soyeon sedikit merilekskan tubuhnya dengan menyadarkan bahunya ke kursi.

"Ada yang ingin aku tanyakan tentang itu." ucapnya.

Lalu aku menatap Soyeon dengan penasaran.

"Apakah kamu benar-benar dipecat sebagai manager?" tanya Soyeon.

"Tidak. Aku tidak pernah dipecat sebagai manager."

"Lalu, apakah kamu berusaha menyelinap ke perusahaan X untuk mendapatkan bukti manipulasi voting?"

Aku mengangguk. "Iya betul. Sesuai dugaanmu."

"Apa ini rencana y/n?" tanya Soyeon.

Ekspresiku tercengang sesaat dan aku berdeham. Aku lalu menyeruput cappucino ku seolah-olah aku tidak pernah kaget sebelumnya.

Dia lebih pintar dari dugaanku.

Soyeon menatap gelagatku dan dia mulai mengangguk seolah-olah dia paham.

"Aku paham sekarang. Katakan pada y/n, kalau memang dia membutuhkanku, dia harus datang sendiri menemuiku. Bukan lewat anjing peliharaan nya." balas Soyeon.

------------------------------------------------------------

Hari ini aku tidak ada jadwal sebagai member IZ*ONE. Karena aku akan mengunjungi agensiku.

Bukan agensi yang sekarang, tapi agensiku dulu ketika aku masih menjadi trainee. Aku pergi ke agensi itu karena direktur mengundangku ke acara ulang tahun nya yang dirayakan di gedung agensi.

Betul sekali, kita memang sedekat itu.

Jadi aku datang membawakan bucket bunga dan sebuah kado.

"Hyewon!" sahut direktur.

Begitu sampai, direktur menyambutku didepan dan langsung memelukku. "Kebangaan agensi kita! Ayuk masuk." ucapnya merangkulku lalu membawa aku masuk ke ruangan nya.

Di ruangan nya, sudah berkerumunan orang-orang yang sedang merayakan pesta. Mereka semua langsung heboh begitu aku masuk.

"Bintang kita akhirnya datang!" teriak seseorang.

Segera mereka menghampiriku dan mengerumuniku.

Mereka menawari minuman dan makanan pesta.

Aku juga sempat mengobrol dengan direktur dan beberapa tamu. Tapi percakapan kebanyakan hanya diisi oleh pujian, keberhasilan aku yang berhasil sebagai idol dan visual ku.

Tidak terlalu penting.

Hingga aku tidak sengaja menguping sebuah pembicaraan.

"Hyewon, ternyata berbakat juga. Untung agensi kita tidak meminta request." ucap seseorang

"Iya, tak disangka. Tapi wajar sih, dia kan punya visual ya. Tapi baguslah, kita tidak perlu meminta request juga." ucap seseorang.

Karena penasaran, aku langsung berjalan ke arah mereka dan bertanya,

"Request? Request apa?"

Mereka melihatku dengan terkejut dan langsung menganti topik.

"Request? Request apa? Emang kita tadi membicarakan itu ya?" tanya seseorang ke lawan bicara nya.

"Ga kok, ahahahaha kita tidak membicarakan apapun kok. Kita hanya bilang bahwa kamu sangat cantik." ucap seseorang lagi sambil memaksakan tawa.

"Tapi sepertinya aku mendengar dengan jelas-" ucapanku terpotong oleh mereka.

"Hyewon, kita pergi dulu ya," ucapnya dan mereka langsung bergegas pergi.

Aku menatap mereka dengan heran.

Sebenarnya apa yang terjadi?

-----------------------------------------------------

"Dia ingin kamu menghubungi dia." ucap Jjangmae lewat telfon.

Sekarang aku sedang beristirahat di hotel room dan memakan breakfast di tempat tidur.

"Bukan nya sudah kubilang untuk membujuk dia? Dia hanya memanfaatkan hal ini untuk kepentingan dia sendiri." ucapku

"Aku sudah berusaha. Tapi aku tidak kuat menahan mulutnya yang kasar itu." balas Jjangmae.

Aku menghela nafas.

"Aku ingin sekali marah tadi. Tapi akan repot kalau orang-orang melihat kita di cafe, jadi kalau kamu bertemu dia, tolong beri dia pelajaran dengan mulutnya yang kasar itu." ucap Jjangmae lagi.

Jjangmae lalu langsung mematikan panggilan.

"Yeobseyo? Aku bahkan belum bicara-" ucapku.

"Sepertinya dia sangat muak dengan Soyeon."

Setelah menelefon Jjangmae, aku melihat jadwal tour ku melalui handphone.

3 hari lagi aku akan kembali ke Seoul.

Photo by: Kang hyewon pics

My Bae is an IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang