Satu hal yang aku bisa mendeskripsikan perempuan ini,Gila.
Kamu memutuskan y/n karena merasa dia membosankan lalu merindukan rasa yang dulu pernah ada? Itu jelas-jelas seseorang yang douchebag.
Aku menaruh teh ke nampanku dan berjalan mendahuluinya.
"Aku sekarang paham. Kenapa y/n merasa tidak nyaman di sekitarmu." Ucapku
Dengan tatapan melotot Soyeon menatapku.
"Maksudnya tidak nyaman?" Tanya nya.
Tetapi aku tidak menjawabnya.
Dan berjalan kembali ke ruang tamu.
———————————————————————
Pulangnya dari rumah Hyewon dan setelah mengantar Soyeon pulang, aku dan Jjangmae kembali masuk ke dalam mobil.
"Kamu tidur dirumahku saja." Ucapku menyalakan gas.
"Ada apa? Kamu merasa kesepian?" Tanya nya.
"Aku malas mengantarmu pulang." Ucapku seraya memutar setir.
Jjangmae menunjukan raut wajah geli.
"Emang aku perempuan? Dan lagi, sejak kapan kamu mengantarku pulang?"
"Aku tidak pernah mengantarmu pulang?"
Jjangmae menggeleng kepala.
"Dasar pikun! Apa kamu lupa dulu pas SMA aku sering mengantarmu pulang?"
"Itu kamu hitung dengan mengantar pulang? Bukankah itu kita hanya kebetulan pulang bersama karena rumah kita searah? Semenjak kejadian di rs itu kamu bahkan sudah tidak pernah main kerumahku."
"Pada saat itu aku memiliki niat untuk mengantarmu pulang."
Jjangmae melihatku dengan sebal.
"Niat? Kalau begitu, kamu juga memiliki niat untuk mengantar pulang Soyeon? Sepertinya niatmu terkabul." Ucapnya sarkas.
"Ngomong-ngomong soal Soyeon, di luar dugaan kalian tampak cocok."
Jjangmae kembali menoleh ke arahku dengan terkejut.
"Aku ingin sekali saja meninju mulut kotormu itu."
Aku tertawa.
Tiba-tiba Jjangmae menepuk pundakku. Aku terkejut dengan perlakuan nya dan menepis tangan nya dari pundakku.
"Meo ani geoya?"
"Sorry ya sobat. Kamu terlihat lelah dengan urusan ini."
"Itu saja?" Tanyaku
"Kamu mau apalagi? Lagipula, nasi sudah menjadi bubur. Impossible untuk kembali lagi bukan?"
"Ian pernah memperingati aku tentang ini, dia berkata aku harus berhati-hati."
"Ian tahu tentang ini?!"
"Aniya, dia hanya menebak dari gerak gerikku."
Tampak wajah kelegaan dari Jjangmae.
"Kalau sudah sampai sejauh ini, apakah kita harus bicarakan ini dengan agensi? Just in case kalau berita tentangmu keluar, mereka bisa cover kita."
"Apakah semudah itu menurutmu?"
"Lalu, kamu mau menunggu berita itu rilis dan dipanggil atasan?"
Aku mengangguk.
"Gaada guna nya aku bicara dengan nya. Yang ada aku hanya dinasehati saja."
Jjangmae menggeleng kepalanya.
"Bicaralah dengan nya, aku yakin dia pasti akan mengerti niat baikmu. Lagipula dia itu kan ayahmu sendiri."
"Ya...Mungkin dia akan sedikit kaget sih." Ucapnya lagi.
"Bagaimana kamu wakilkan aku bicara dengan nya? Aku ada urusan yang harus aku selesaikan." Ucapku.
"Hah? Aku?!"
——————————————————————————
Tiba-tiba bunyi ponsel berdering.
"Ya, ada apa?" tanyaku
"Direktur, kita mendapatkan foto y/n bersama Kang Hyewon IZONE. Seperti perkiraan anda, mereka sepertinya memiliki hubungan tertentu." ucapnya
Orang itu mengirimkan foto-foto y/n dan Hyewon melalui email. Direktur membuka foto-foto itu melalui laptop dan tersenyum lebar.
"Dispatch pasti akan membayar mahal untuk ini." ucapnya
Photo by: ohheejins
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bae is an Idol
FanfictionKang Hyewon member kedelapan IZONE dating sama Idol lain yang jauh lebih terkenal? Siapa dia? Siapa sosok misterius yang selalu mengsupport Hyewon selama karirnya sebagai Idol? Bagaimana hubungan mereka berlanjut dengan semua drama yang terjadi? P...