Sesampai di rumah sakit, aku mengatakan pada pihak rumah sakit kalau aku adalah teman Jjangmae.
Dan tiba-tiba muncul masalah, ternyata Jjangmae mengalami patah tulang di beberapa tempat yang membuat dia harus di operasi. Tetapi tindakan operasi membutuhkan wali bukan teman.
Sekarang aku bingung.
Mudah saja untuk aku menelepon orangtua Jjangmae dan menyuruhnya kesini. Tapi setelah itu apa yang harus aku katakan kalau mereka bertanya, "Mengapa anak saya jadi seperti ini?"
"Tolong, jangan beri tahu orangtuaku." Ucap Jjangmae tiba-tiba yang terbaring di ranjang.
Kita sekarang berada di bilik IGD rumah sakit. Jjangmae sudah diinfus, dan aku duduk di kursi penjenguk di sampingnya.
"Kata dokter kamu harus di operasi dan itu membutuhkan wali." Balasku.
Jjangmae terdiam dan bertanya. "Apa kamu tidak bisa?"
"Aku ini anak SMA bagaimana bisa menjadi wali anak SMA juga?"
Jjangmae menunjukan raut wajah kebingungan.
Aku menatap nya sambil berpikir lalu menghela nafas. Sepertinya memang aku sudah tidak punya pilihan.
"Aku akan menelepon orangtuamu." Ucapku lalu mengambil handphone dari tas Jjangmae.
"Tunggu..." potong Jjangmae.
"Tolong jangan katakan bahwa aku begini karena dipukul oleh orang." Ucapnya lagi.
Aku mengangguk dan menelefon orangtua Jjangmae.
Beberapa jam kemudian orangtua Jjangmae datang ke rumah sakit dan berlari ke arahnya.
"Anakku! Kamu kenapa nak?" Ujar ibu Jjangmae panik. Dia menangis melihat Jjangmae sama seperti ayahnya. Dan ayahnya Jjangmae menatapku dan bertanya,
"Ada apa dengan anak saya sampai seperti ini?" Tanya nya.
Aku menatap Jjangmae dan lalu menjawab.
"Jjangmae terjatuh dari tangga sekolah sebelum pulang. Saya kebetulan baru menemukan Jjangmae setelah selesai pelajaran tambahan."
Ayahnya kaget dan lalu menuju ke dokter yang memeriksa Jjangmae.
"Nama kamu siapa nak?" Tanya ibu Jjangmae.
"Y/N tante." Jawabku sambil membungkuk ke arahnya.
Ibu Jjangmae mengengam tanganku dan berkata "Terima kasih ya nak, kamu sangat baik." Ucapnya tersenyum.
Lalu dia kembali ke berbicara ke Jjangmae.
Baik ya, apa aku baik? Aku padahal juga ikutan memukul Jjangmae. Sekarang aku jadi merasa bersalah.
Setelah kejadian tersebut, orangtua Jjangmae memberiku makanan dan aku berpamitan pulang.
———————————————————
"Tunggu, pada saat itu kamu pulang jam berapa?" tanya Hyewon.
"Hmm...Sekitaran jam 1 malam? aku tidak begitu ingat tapi ya tengah malam."
"Dan kamu pulang kerumah dengan selamat?" tanya nya lagi dengan nada tidak percaya.
Aku setengah tersenyum. "Ya...Aku bilang pada mereka bahwa aku baru pulang dari shooting. Memang pada saat itu bahkan rookie singers pun bisa pulang sampai jam tiga pagi. Karena itu aku mendapat kelonggaran untuk bisa masuk jam berapapun di sekolah."
"Tapi kakakku tetap memarahiku, dan dia memukulku begitu aku pulang." lanjutku.
"Kamu memang pantas mendapatkan nya." balasnya.
Aku tertawa mendengar perkataan Hyewon dan melanjutkan ceritaku.
Photo by: Heartizproject
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bae is an Idol
FanfictionKang Hyewon member kedelapan IZONE dating sama Idol lain yang jauh lebih terkenal? Siapa dia? Siapa sosok misterius yang selalu mengsupport Hyewon selama karirnya sebagai Idol? Bagaimana hubungan mereka berlanjut dengan semua drama yang terjadi? P...