Return

21 6 0
                                    


Aku berlari ke arah dimana y/n tadi keluar dan sampai ke basement. Aku mencoba mengingat-ingat mobil agensi atau mobil pribadi nya.

Dari belakang, Jjangmae masih mengejarku.

Akhirnya aku mendatangi sebuah mobil van hitam yang aku duga miliknya.

Jjangmae dengan kewalahan berlari ke arahku dan berusaha menahanku lagi, tapi kali ini aku menjambak rambutnya dan lagi-lagi dia tidak bisa menghalauku.

Kemarahanku sudah memuncak.

Berani-berani nya dia menggunakanku sebagai boneka nya.

Jadi, dia tidak mau berurusan denganku dan membiarkan aku bicara dengan manager nya? Emang kamu pikir aku adalah bawahanmu? Dan lagi, emang kau pikir aku mau mendengar semua omong kosong dari manager mu ini?!

Dengan tidak sabar aku langsung mengendor-ngedor kaca mobil van itu.

Tiba-tiba saja pintu itu terbuka dan dugaanku benar.

Duduk seorang laki-laki, memakai kacamata hitam, hoodie ungu dan celana bahan hitamnya.

Dia membuka kacamata hitamnya.

"Soyeon." ucapnya

Untuk beberapa saat aku menatapnya.

Tiba-tiba semua kemarahan yang memuncak itu reda dan terlintas sebuah kerinduan di benakku.

"Kita butuh bicara." Ucapku

Lalu dia melihat ke arah Jjangmae dan memberi kode untuk membiarkan ruang diantara kita.

Jjangmae menurut dan membiarkan aku masuk ke mobil lalu pintu tertutup secara otomatis.

Aku duduk disampingnya.

Sudah berapa lama sebenarnya kita tidak seperti ini lagi?

"Kamu kan yang merencanakan ini semua? Kamu terlibat di penyelidikan ini?" Tanyaku

Dia terdiam beberapa saat untuk berpikir dan kembali menjawab dengan anggukan.

"Ya" balasnya

"Kenapa kamu melakukan ini? Ini kan tidak ada hubungan nya denganmu."

"Yang itu bukan urusanmu." Balasnya lagi.

Aku mendekatkan posisi dudukku ke arahnya tapi dia malah memundurkan posisinya untuk menjauh dariku.

Sok jual mahal sekali dia.

"Kamu ini sebenarnya membutuhkan bantuanku kan? Tapi kenapa kamu tidak bicara langsung padaku dan malah lewat manager mu? Itu sama sekali tidak sopan untuk seseorang yang memang mengenalmu." Balasku

"Maaf kalau itu tidak sopan. Tapi saya memang tidak ada keinginan untuk berurusan denganmu. Dan saya tidak membutuhkan bantuanmu." Ucapnya.

Sekarang kata-katanya menjadi kaku kepadaku. Ini artinya dia benar-benar tidak mau berurusan denganku.

Situasi ini sudah tidak bisa diharapkan lagi.

Akhirnya aku membuka pintu mobil.

"Pembicaraan saat ini berakhir disini. Mari kita bicara di lain waktu." Ucapku lalu turun dari mobil.

Setelah pintu mobil tertutup secara otomatis, aku berbicara ke Jjangmae yang menunggu diluar.

"Ini nomorku. Tolong disimpan." Ucapku membuka tas dan memberi kartu nama.

Dengan bingung Jjangmae menerima kartu namaku dan aku langsung pergi.

———————————————————————-

Kini seluruh member IZONE dikumpulkan di sebuah ruangan rapat agensi dengan managernim kita duduk disamping.

Kini seketaris perusahaan sedang mengumumkan suatu hal penting berkaitan dengan berita manipulasi voting yang terjadi dan kelangsungan IZONE.

"Dikarenakan adanya pengajuan investigasi dari pihak kepolisian terkait manipulasi voting di show, maka segala kegiatan girlgroup IZONE dihentikan selama penyelidikan." Ucapnya

Kita semua saling menatap satu sama lain.

Mata kita mulai berkaca-kaca termasuk managernim yang berada di samping kita.

Kalau memang show terbukti bersalah melakukan manipulasi, bagaimana kelangsungan group kita? Apakah kita bisa di disband? Dan apa yang harus aku lakukan ketika itu terjadi? Bagaimana dengan karirku?

"Apa ada kemungkinan setelah penyelidikan girlgroup kita bisa bekerja kembali?" Tanya managernim.

Seketaris itu terdiam dan kembali menjawab,

"hanya itu yang bisa disampaikan oleh perusahaan pusat. Selama 2 bulan pertama, kalian akan mendapat uang tunjangan dari perusahaan."

Semua kata-kata yang dikeluarkan dari seketaris itu tidak ada yang mengenakkan.

"Sekian informasi dari perusahaan pusat, kalian bisa kembali ke dorm dan mulai mengemasi barang-barang kalian." Ucapnya lalu pergi.

Kita semua diruangan itu terdiam.

Wonyoung tiba-tiba menangis di ruangan.

Kita semua langsung melihat ke arahnya dan Nako langsung memeluk Wonyoung.

Karena melihat Wonyoung menangis, Chaewon juga mulai menangis.

"Sekarang bagaimana nasib kita?" Tanya Chaewon dengan terisak-isak.

Sejujurnya ini adalah hal berat untuk group kita.

Photo by: Pinterest

My Bae is an IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang