Covered Crime

32 9 0
                                    


Sehari sebelum show dimulai, aku beserta tim konsumsi lain nya di briefing. Kita di kumpulkan di ruangan serba guna kantor oleh seorang asisten produser.

Wajahku kusut selama briefing diadakan.

Tak kusangka, seharusnya dengan keterampilan aku yang seperti ini, setidaknya aku bisa menjadi asisten produser.

Sebaiknya aku tidak menceritakan ini ke y/n atau dia hanya akan menghinaku kalau tahu aku keterima menjadi tim konsumsi.

"Walaupun kalian tim konsumsi, kalian akan tetap diberikan staff nametag untuk memasuki beberapa ruangan yang harus kalian akses." Terangnya.

Asisten produser itu melihat ke arahku dan menghentikan pembicaraan nya.

"Ada masalah?" tanya nya.

Aku menatap asisten produser itu dan menjawab,

"Tidak ada."

Asisten produser itu mengamatiku selama beberapa saat dan menyeringai.

"Kamu sebaiknya mendengar dengan seksama. Jangan sampai kamu mengacaukan show ini." ucap nya dengan nada yang sarkas.

Lalu dia hendak kembali menjelaskan kepada anggota yang lain.

Tapi aku memotongnya.

"Apa yang bisa tim konsumsi lakukan untuk mengacaukan show? Sekacau-kacaunya tim konsumsi, para kru dan guest star hanya akan kelaparan. Itu tidak mengacaukan show sama sekali." balasku.

Asisten produser itu kembali menatapku dengan tatapan arogan dan berjalan ke arahku.

Kini mata kami saling bertatapan dengan tatapan mengintimidasi.

"Kalau kamu memang merasa sehebat itu, kenapa kamu tidak bisa mengantikan posisi saya? Selalu ada alasan kenapa orang-orang ditepatkan di posisi nya sekarang." ucapnya.

Kata-katanya tepat sasaran.

Aku hampir tidak bisa membalas balik perkataan nya.

"Memang selalu ada alasan kenapa orang ditepatkan di posisi nya sekarang, tapi saya takut kalau orang-orang itu salah untuk memilih anda. Karena bahkan untuk briefing saja, anda telat selama 30 menit dari waktu yang dijanjikan. Apa yang mereka harapkan dari seorang asisten produser yang telat?" balasku.

-----------------------------------------------------------

Di ruang kerja PD Kim.

Usai mendatangani beberapa dokumen, PD Kim membuka laci meja nya dan mengambil kunci.

Dia keluar dari ruangan dan menyapa para pegawai lain nya.

Dia berjalan di lorong kantor menuju pintu darurat.

Lalu dia membuka pintu itu dan menuruni tangga.

Dia sempat berhenti di salah satu anak tangga dengan nafas yang terengah-engah lalu kembali menuruni anak tangga.

Dia menuruni anak tangga selama kisaran 20 menit dan akhirnya sampai.

Setelah itu dia membuka pintu yang ada di lantai tersebut dan langsung terlihat basement gedung.

Dia berhenti di tempat dan melihat sekeliling.

Dan mengeluarkan sebuah remote kecil dari tas genggam hitam nya yang dia bawa.

Dia mematikan CCTV di sekitar gedung basement, dan melihat jam tangan nya. Lalu dia kembali berjalan.

Dia berjalan hingga sampai ke ujung basement lalu berjongkok di salah satu lantai basement.

Dia mengetuk lantai basement itu lalu dia mengeruk jari-jarinya ke sudut-sudut ubin.

Dia merasakan sebuah celah di lantai itu, lalu dia mencengkram dan menariknya.

Setelah itu lantai basement itu terangkat dan membuka sebuah pintu kecil.

Dia mengambil kunci dari saku nya dan membuka pintu tersebut.

Setelah pintu terbuka, terpampang sebuah ruangan yang gelap dengan tangga yang terlapisi semen yang curam.

Dia masuk dan menuruni tangga tersebut.

Ketika dia menuruni tangga itu terdengar suara orang. Walaupun begitu, PD Kim menuruni tangga itu dengan santai.

Setelah dia selesai menuruni tangga dia menyentuh dinding ruangan dan menyalakan lampu.

Setelah lampu menyala, baru terlihat isi dari ruangan tersebut. Ruangan itu penuh dengan alat-alat pembangunan seperti kapak,gergaji,palu dll. Serta terdapat meja las di sudut ruangan.

Di tengah ruangan tersebut ada seseorang yang disekap.

Didudukan nya dia di sebuah kursi dengan tangan dan mulut yang terikat. Dan asal suara tadi, berasal dari orang tersebut.

PD Kim dengan santai mendekati ke arah nya seraya bercerita.

"Jauh sebelum stasiun TV X menjadi besar, ruangan ini dahulu dipakai sebagai ruang serbaguna dari pendiri. Dan karena sudah tidak berguna lagi, akhirnya ruangan ini ditutup. Tapi tak disangka akan terpakai juga."

Dan dia sampai, tepat di hadapan orang yang disekap itu. Wajahnya sudah menunjukan raut wajah tidak berdaya dan tubuhnya lemas karena sudah seharian disekap.

Dengan kaos putih,cardigan hijau tua nya dan celana hitam membaluti tubuhnya.

Terlilit sebuah nametag di lehernya bertuliskan jabatan nya di perusahaan.

Asisten Produser

Lalu PD Kim melepas ikatan yang berada di mulutnya. Setelah PD Kim melepas ikatan itu dia langsung berteriak.

"Saya berjanji tidak akan memberitahu siapapun!" Teriaknya dengan putus asa.

Tapi raut wajah PD Kim sama sekali tidak berubah.

Lalu dia kembali membuka tas nya dan mengeluarkan sebuah handphone.

Dia menunjukan sebuah forum di internet.

"Memang kamu tidak memberitahu siapapun tapi jari-jarimu di internet inilah yang memberitahu." ucapnya.

Asisten produser itu menunjukan raut wajah kaget dan wajahnya langsung menjadi pucat.

Dia mulai berkeringat dingin.

"Saudara? Kenapa tidak sekalian jujur saja kalau kamu memang bekerja menjadi asisten produser di show?" tanyaku.

"Saya berjanji hal itu tidak akan terulang lagi, jadi saya mohon tolong saya." Balasnya tapi kali ini dia menangis.

"Aigoo~ Berapa sih umurmu? Laki-laki yang sudah berumur 30 tahun lebih menangis seperti bayi." ucap PD Kim.

Photo by: 1st look Korea

My Bae is an IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang