Revenge

19 5 0
                                    


Ketika Soyeon merokok, disaat yang bersamaan aku kebetulan melihat sesuatu yang mencurigakan dari kaca spion mobil.

"Soyeon, kamu lihat?"

"Lihat apa?" Tanya nya masih santai merokok.

"Ada seseorang yang membawa kamera di sebrang jalan, apa itu wartawan?"

Soyeon menoleh ke arah yang dimaksud dan dia mengeluarkan kepalanya ke jendela.

"Hey!" Teriaknya

Dengan panik aku langsung berpindah tempat dan menuju kursi belakang lalu menarik Soyeon keluar dari jendela.

Soyeon dengan santai melepas tarikanku dan menghembuskan asap rokoknya tepat di hadapan wajahku.

"Apa kamu gila?! Kenapa kamu berteriak!"

"Aku ingin memastikan nya. Kalau dia wartawan, seharusnya dia juga memotretku. Tapi dia sepertinya tidak tertarik." Balasnya santai.

Aku melihat orang itu dari dalam mobil, dan dia berjalan pergi menjauhi rumah Hyewon.

"Menurutku itu tetap aneh. Sepertinya orang itu membuntuti kita bukan?" Tanyaku

"Tapi kalau dia membuntuti kita, kenapa cuman Hyewon dan y/n yang dipotret?" Ucapku bertanya pada diri sendiri.

"Ahh! Urusan ini sangat rumit! Orang itu tetap mencurigakan! Kita harus berhati-hati!" Teriakku ke Soyeon seraya menyentuh bahu nya.

Soyeon menatapku heran. "Kamu ini sedang ngomong dengan siapa?" Tanya nya dan dia melepaskan cengkraman di bahu nya.

"Aku sedang ngomong dengan tembok." Ucapku sarkas.

Dan aku kembali ke tempat duduk semula.

"Berhenti merokok, kalau kamu tidak mau dimarahi y/n. Mobil jadi bau rokok karenamu."

"Bau rokok? Dimarahi y/n? Dia saja dahulu perokok. Bau seperti ini bukanlah apa-apa."

Aku menghela nafas.

"Kenapa sulit sekali untukmu mendengarkan permintaan orang?"

Soyeon menatapku.

"Araseo. Kali ini aku akan menurut, tapi ini karena aku kasihan denganmu."

Kenapa pula aku dikasihani? Tapi yasudahlah.

Tak lama y/n dan Hyewon datang, dan menyuruh kita untuk keluar dari mobil. Hyewon terkejut melihat Soyeon yang memar-memar dan segera menyuruh kita untuk masuk ke dalam rumah.

Awalnya Hyewon mau membantu Soyeon turun dari mobil. Tapi tahu sendiri bagaimana sifat menyebalkan nya itu.

Ketika Hyewon mengulurkan tangan nya untuk Soyeon, dia menolak dengan bilang.

"Aku tidak butuh bantuanmu orang desa."

Karena respon yang tidak terduga itu, dia berdiri memantung dengan ekspresi mengeras. Aku bisa memahami 100% perasaan nya.

Melihat situasi ini, y/n menyentuh bahu Hyewon seraya berbisik untuk menenangkan nya.

"Biarkan saja." Ucapnya.

Tapi adegan ini tentu nya tidak diterima baik oleh Soyeon. Aku tidak tahu kenapa dia harus sekesal itu, padahal dia sendiri adalah player dan berbuat lebih parah dengan PD Kim.

Aku benar-benar tidak memahami jalan pikir cewek itu.

Kita masuk ke ruang tamu dan menceritakan semuanya secara lengkap. Hyewon menyimak ceritanya dengan baik tanpa menyela sama sekalipun dengan tatapan yang penuh keterkejutan.

"Jadi kalian akan menemui asisten produser? Bagaimana?" Tanya nya.

"Kita akan butuh beberapa orang dalam, tapi itu adalah hal mudah untuk Jjangmae. Dia yang akan melacaknya." Ucap y/n.

"Hmm...Pantas saja, aku mendengar sedikit desas desus di kantor agensi tentang request. Tapi untung saja mereka tidak memakai itu." Ucap Hyewon.

"Tapi sepertinya PD Kim bukanlah orang yang baik, seperti kesan yang diberikan. Dia benar-benar abusive." Lanjutnya melihat Soyeon dengan kasihan.

"Gaessaki." Ucap Soyeon mengumpat.

"Tapi apa kamu tidak apa-apa untuk jauh-jauh datang kesini? Apa tidak seharusnya kamu beristirahat saja di rumah?" Tanya Hyewon dengan khawatir.

"Aku sudah mengatakan hal yang sama." Ucap y/n menatap Soyeon dengan pandangan aku-sudah-memberitahumu.

"Cihh..Aku kesini untuk mengawasi kalian berdua." Balas Soyeon.

Perempuan ini benar-benar punya nyali.

"Kita berdua? Ada apa?" Tanya Hyewon terkejut.

Langsung saja aku kembali mengalihkan pembicaraan sebelum ada perang dunia ketiga.

"Ngomong-ngomong soal mengawasi, aku melihat seseorang mencurigakan tadi!" Sahutku.

"Siapa?" Tanya y/n.

"Entahlah tetapi dia membawa kamera dan sepertinya memotret kalian berdua ketika diluar tadi. Dan lalu dia pergi." Ucapku

"Paparazzi?!" Teriak Hyewon.

"Sepertinya bukan. Karena menurut Soyeon, kalau dia paparazzi, seharusnya dia juga akan memotret Soyeon. Tapi nyatanya tidak." Ucap Jjangmae.

"Sasaeng?" Tanya y/n

"Sepertinya dia bukan memotret karena obsesi." Balasku

"Mungkinkah itu seperti fotografer bayaran? Pekerjaan seperti itu juga lagi ngetrend sekarang. Mereka menyewa fotografer biasa untuk membuntuti orang. Tapi bedanya, mereka bekerja untuk perintah perorangan." Lanjut Hyewon.

"Mungkin saja. Tapi ini gawat. Dengan keadaan seperti ini, kalau media sampai tahu kalian berdua punya hubungan, selain kita tidak akan bisa memecahkan kasus ini, tapi juga reputasi kalian berdua juga akan hancur." Ucapku

"Tapi kita tidak punya hubungan apapun." Balas Hyewon.

Aku dan Soyeon membelakakan mata.

Aku pikir sudah ada kemajuan? Apa ada yang salah?

Aku melihat y/n dan dia berusaha menghindari tatapanku dan menunjukan tanda kegelisahan.

"Itu yang aku juga pikirkan. Tapi mereka akan membuat kita tetap seperti punya hubungan bagaimanapun itu." Balas y/n tidak nyaman ke Hyewon.

Di atmosfir yang canggung dan tidak menggenakan ini, ada seseorang yang bersinar begitu terang.

"Oh? Begitukah? Kalian tidak ada hubungan?" Ucap Soyeon dengan nada ceria nya.

Photo by: Pinterest

My Bae is an IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang