Semuanya berjalan terlalu cepat untukku. Setelah mendengar pengumuman dari seketaris perusahaan, kita kembali ke dorm dan mengemas barang-barang.
Beberapa member yang rumahnya tidak jauh dari dorm langsung di jemput pulang.
Untuk yang rumahnya jauh dari Seoul tetapi masih di Korea, agensi menfasilitasi mobil untuk kita pulang. Dan yang tinggal di Jepang, tentu nya disediakan tiket pesawat untuk pulang.
Aku salah satu member yang rumahnya jauh dari Seoul dan naik mobil untuk pulang. Member lain di mobil itu ada Eunbi dan Chaewon.
Karena rumahku yang paling jauh diantara mereka, jadi aku yang paling terakhir untuk pulang.
mahkubb bbewww berada di daerah dataran tinggi dan jauh dari perkotaan.Aku sempat tertidur di mobil dan memikirkan, apa yang harus aku katakan ke keluargaku? Dan apa reaksi mereka?
Pemandangan sepanjang perjalanan berubah, dari gedung-gedung bertingkat tinggi dan jalanan lalu lintas yang sibuk, ke klaster perumahan yang modern dengan lingkungan yang sepi dan sekarang ke pemandangan alam yang masih asri dengan rumah-rumah warga yang bergaya kolonial.
Langit pun juga ikut berubah, berawal dari keberangkatan hari masih cerah hingga sekarang sudah gelap.
"Kita sudah sampai." Ucap supirku
Aku terbangun dari tidurku dan mengecek arlojiku.
Sekarang sudah jam 11 malam. Seharusnya jam segini, orangtuaku sudah tidur kecuali adikku yang mungkin bermain game.
Aku turun dari mobil van dan mengambil koperku.
begitu aku selesai mengambil koper, mobil itu langsung pergi.
Aku mendorong koper dan berjalan sendirian menuju ke rumah.
Mungkin bagi sebagian orang, berjalan sendirian di malam hari terutama di lingkungan dataran tinggi yang terbilang sepi adalah hal yang menyeramkan.
Tapi tidak bagiku yang sudah terbiasa dengan lingkungan ini dari kecil.
Aku menikmati jajaran sawah di kanan kiriku dan kunang-kunang yang berterbangan di sekelilingku. Dan juga jalanan yang temaram dengan tiang lampu berdiri kokoh.
Tentu nya berbeda di Seoul, mungkin kalau di kota besar orang akan langsung di culik atau adanya kejahatan kriminal kalau ada perempuan yang berjalan sendirian di malam hari.
Tapi di lingkungan ini tidak seperti itu.
Tak lama aku berjalan, aku mulai sampai di area pemukiman orang-orang. Karena penduduk yang sedikit, aku mengenal semua tetanggaku. Rata-rata model rumah di lingkungan ini adalah rumah modern yang sudah tua.
Kata orangtuaku, dahulu ini adalah lokasi perkebunan pada zaman kolonial dan banyak orang Korea dan Jepang yang berkecukupan tinggal disini dan memiliki lahan sendiri. Karena itu, model perumahaan disini terbilang tua dan kuno.
Akhirnya aku sampai didepan pagar rumahku.
Rumah tingkat dua dengan cat berwarna putih dan atap yang berwarna hijau. Di dinding rumah itu terukir angka warna emas yang sudah memudar warna nya dengan angka 10.
Rumah ini sudah ada secara turun temurun.
Sesampainya aku memencet bel. Tak lama garasi rumah terbuka dan muncul seorang laki-laki yang memakai kaos warna abu-abu dan celana pendek putih. Dia menatapku dengan kaget lalu membuka pagar.
"Kakak sudah pulang?" Tanya nya
Aku mengangguk.
"Yang lain sudah pada tidur?" Tanyaku
"Iya" balasnya.
Aku masuk ke halaman rumah dan berjalan ke dalam rumah.
——————————————————————-
Setelah menemui y/n aku kembali ke kantor polisi dengan niatan awal.
Beruntung sekali aku sempat mengejar mereka dan akhirnya bicara dengan y/n.
Aku duduk di salah satu desk polisi dan menunjukan email yang aku dapat.
"Bisakah saya memberi keterangan nya sekarang? Karena beberapa jam kemudian akan ada berita terkait ini yang akan disiarkan secara publik." Desakku.
Photo by: Amiqr
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bae is an Idol
FanfictionKang Hyewon member kedelapan IZONE dating sama Idol lain yang jauh lebih terkenal? Siapa dia? Siapa sosok misterius yang selalu mengsupport Hyewon selama karirnya sebagai Idol? Bagaimana hubungan mereka berlanjut dengan semua drama yang terjadi? P...