My Bae is an Idol

Begin

"Apakah kamu punya rencana?" Tanyaku.

Jjangmae menatapku kaget dan menggeleng kepala.

"Tentu tidak, biasanya kan yang selalu punya rencana itu kamu dan aku hanya mengikuti perintahmu." Ucapnya menunjuk kearahku.

Aku menghela nafas.

"Katanya kamu mau membantuku 100% kan?"

Jjangmae mengangguk dengan mata yang berbinar.

"Sekarang pikirkan bagaimana aku mendapatkan bukti asli manipulasi voting itu tanpa ketahuan."

Cahaya di matanya menghilang dan dia kembali menunjukan raut wajah masam.

"Kamu memang tidak bisa diharapkan." Gerutunya.

Setelah itu percakapan selesai dan usai berbenah dia langsung masuk ke kamar mandi.

Aku menatap langit-langit kamar.

Memang apa yang bisa aku lakukan? Dari pertama kali aku melihat Hyewon di stage hal yang kupikirkan adalah,

Kenapa dia? Kenapa harus dia?

—————————————————————-

Saat rehearsals tour.

Y/N dan member lain sedang di stage untuk gladi bersih. Dan aku duduk di salah satu kursi penonton dan menonton mereka bekerja.

Salah satu duka menjadi manager adalah, ketika majikan mu sedang tour bersama member lain nya, tidak banyak yang bisa kamu lakukan selain menonton dan mengecek jadwal.

Tunggu kenapa harus duka? Bukan nya itu sebuah anugerah? Artinya aku tidak begitu sibuk.

Tanganku sibuk memakan keripik kentang seraya menonton mereka.

Aku juga masih memikirkan percakapan aku dan y/n semalam tentang produce 48.

"Harusnya aku sudah menduga kalau dia itu pengecut." Gerutuku kesal.

"aku kasihan dengan Hyewon." Lanjutku menghela nafas.

Aku membuka handphone dan melihat cuplikan teaser untuk episode mendatang dari Produce X 101.

Kata-kata y/n kemarin membuatku jadi kepikiran.

Sekarang pikirkan bagaimana aku mendapatkan bukti asli manipulasi voting itu tanpa ketahuan.

Sebuah ide tiba-tiba muncul di kepalaku.

Aku membuka website Produce X 101.

Dan menemukan sebuah nomor contact yang langsung aku save di handphone.

Waktuku sebagai manager tidak terlalu dibutuhkan selama tour jadi mungkin ini kesempatanku.

Aku melihat y/n dan member lain nya masih sibuk.

Lalu aku berdiri dari kursi penonton dan membuang keripik kentang yang tadi kumakan.