Us

35 5 0
                                    

Aku di dalam mobil seraya mentidurkan tubuhku di kursi dengan handphone yang berada di tanganku.

"Dirumah" balasnya.

Kang Hyewon is typing...

"Bogoshipeo." Ucapnya lagi.

Aku terdiam dan kembali mengetik.

"Rumahmu dimana?"

"Rumahku jauh." Balasnya

"Gwaechana. Katakan saja dimana."

Tak lama aku mendapat balasan dan menginjak gas pergi.

Aku sampai di lingkungan rumah Hyewon.

Sebenarnya dari Seoul ke rumah Hyewon itu membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Tapi karena aku pergi di larut malam, jalanan cukup sepi dan aku sampai lebih cepat.

Aku sampai di rumah Hyewon dan memarkirkan mobilku di sebrang rumahnya.

Tak lama dia keluar membuka pintu pagar rumah. Setelah Hyewon keluar, aku keluar dari mobil dan memberinya sekantong makanan.

"Aku mau memberimu ini. Tapi sepertinya makanan nya sudah dingin." Ucapku

Hyewon melihatku dan mengambil kantung makanan itu. Setelah mengengam plastiknya dia langsung memelukku. Mataku membelakak dan sesaat jantungku seperti dihantam oleh sesuatu.

Hyewon melepas pelukanku.

"Ayo kita jalan-jalan sebentar. Angin malam kadang terasa lebih menyejukkan ketimbang siang hari." ucapnya.

Lalu aku berjalan mengikuti Hyewon seraya dia mengengam makanan itu.

"Biasanya kalau pikiranku sedang kalut, aku suka berjalan-jalan sendiri di lingkungan rumah. Karena suasana nya yang tenang." Ucapnya seraya melihat pemandangan dan kunang-kunang yang berterbangan.

Tiba-tiba Hyewon berhenti dan menoleh ke arahku.
Wajahnya bersinar tepat dibawah sinar lampu.

"Aku aneh ya?" Tanya nya.

Begitu aku melihat wajahnya. Aku menyadari sesuatu.

Aku benar-benar terikat olehnya.

Setiap kali aku melihat wajahnya, aku merasakan ada sebuah tali transparan di sekitarnya yang terus menarikku ke arahnya. Yang membuatku buta dan tunduk pada nya.

Aku menggeleng kepala.

"Ani" balasku.

Hyewon sedikit tersenyum mendengar jawaban nya dan dia kembali berjalan.

"Sejujurnya ini masa sulit untukku. Tapi aku terlalu capek bahkan untuk menangisinya. Bahkan aku tidak tahu harus ngapain lagi. Dan terlebih, aku tidak kuliah seperti anak-anak lain nya." Ucapnya.

"Y/n..aniya..Sunbae, apakah kehidupan idol selalu sesulit ini?" Tanya nya.

"Gwaechana. You will find your way." Balasku

Hyewon tiba-tiba berhenti yang membuatku juga ikutan berhenti berjalan.

"Y/n nim, kalau aku boleh tahu...Sebenarnya hubungan kita ini apa?" Tanya nya lagi

Aku terdiam.

"Maksudmu?" Tanyaku

Hyewon menoleh ke belakang dan mulai berjalan ke arahku.

"Y/n nim, kamu bertanya ini karena benar-benar tidak tahu atau hanya untuk mengujiku?" Tanya nya kembali.

"Kalau memang hubungan kita sebatas kolega, kurasa kita terlalu dekat. Dan kalau hubungan kita hanya teman...apakah kamu benar menganggapnya begitu?" Tanya nya kembali

Sekarang jarak antara Hyewon dan aku sekitar 1 meter. Dan jantungku berdegup dengan kencang.

"Hubungan apa kita ini sebenarnya?" Tanya nya.

Ketika aku ingin menjawab bahwa aku menyukainya, tiba-tiba ada sesuatu yang menahanku.

Aku tidak bisa berhubungan dengan nya Itu akan menghancurkan karir kedua belah pihak.

Untuk beberapa saat aku tetap terdiam dan menatapnya. Bibirku bergemetar seraya aku membuka mulutku.

"Menurutku, kita ini teman dekat." ucapku.

Terlintas di wajah nya raut wajah kekecewaan. Dia berganti pandang dariku dan menatap ke arah lain.

"Teman dekat ya, kamu yakin?" tanya nya kembali.

Aniya.

"Yakin." balasku

Itu bohong.

Hyewon menatapku kembali dengan tatapan kecewa dan mata yang berkaca-kaca. Dia memutar tubuhnya dan mengelap air mata nya dengan sweater, lalu kembali berbalik. Dia kembali berjalan mendekati ku dan memberi sekantung plastik makanan tadı.

"Kalau begitu, sepertinya aku tidak membutuhkan ini sunbaenim. Terimakasih sudah jauh-jauh datang menghampiriku." ucap Hyewon

"Kamu bisa pulang sekarang." ucapnya kembali.

Photo by: IZ*UNIVERSE

My Bae is an IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang