HAPPY READING GUYSSS
.
.
.
.
.Tuhan selalu punya cara untuk menyatukan hambanya. Seperti halnya Yasinta dan Geri, siapa sangka mereka yang awalnya saling bermusuhan kini bisa duduk berdua menikmati waktu dengan bahagia.
Cinta sepihak mungkin membuat Geri sakit, harus menahan gejolak di dada yang mencintai tapi tidak dicintai, harus bersabar kala dibenci, hingga kadang emosinya ikut meluap menciptakan suasana mencekam sampai sulit untuk diredam. Geri tak pernah sebahagia ini, merasakan jemari lembut dalam genggamannya, menumpu kepalanya pada pundak gadis yang selalu mengisi hati.
Yasinta Amartiwi. Gadis yang selalu sombong, angkuh, namun rapuh. Sok kuat tapi perlu bantuan agar tidak terjatuh, bersikap semena-mena bagaikan sebuah ratu, hanya saja tidak pernah bisa mengalahkan raja. Yasinta, hati yang kukuh tidak pernah terbuka untuk seorang yang tidak pernah ia inginkan sebelumnya, akhirnya luluh karena tindakan yang selalu mempertemukan mereka berdua.
Angin berhembus, membuat helaian rambut Yasinta menerpa wajah Geri. Keduanya sedang duduk menikmati waktu sore di rerumputan taman.
"Ger, seberapa besar kesedihan lo?" tanya Yasinta.
"Jangan tanya sedih, tanyakan saja tentang bahagia," jawab Geri menatap lurus ke depan.
"Bahagia lo nggak perlu dipertanyakan, karena mulai sekarang gue akan menjadi bagian dari bahagia dalam hidup lo, Ger. Gue cuma butuh seberapa sedih, sulit, dan rapuhnya lo, agar gue bisa perlahan-lahan menghapus itu semua dari hidup lo."
Geri melepaskan genggaman tangan Yasinta, dan beralih mengusap lembut puncak kepala Yasinta. "Jangan libatkan diri lo di dalam masalah gue, Yas. Lo hanya perlu ada di sisi gue untuk menguatkan gue, biarin gue sendiri nyelesain masalah gue."
"Lo menganggap gue pacar?" tanya Yasinta, dan langsung diangguki Geri. "Berati kita udah memulai suatu hubungan, gue mau bukan hanya status kita aja yang terjalin, tapi kepercayaan juga. Lo percaya 'kan dengan gue?"
"Iya."
"Gue bukannya mau ikut campur dengan urusan lo, gue cuma berharap lo berbagi beban dengan gue, gue ingin melindungi lo seperti Alfian dan Putri."
"Makasih." Geri tersenyum. "Gue nggak ada masalah apa-apa, gue bahagia, gue dikelilingi orang-orang baik, itu artinya lo nggak perlu jadi pelindung gue, karena gue yang akan melindungi lo."
Bohong Ger, gue bahkan tau lo masih ada problem dengan Kakek lo, batin Yasinta.
"Jadi gimana? Siapa yang menang?" tanya Geri.
Yasinta menatap Geri heran, ia sama sekali tidak mengerti maksud dari laki-laki di sebelahnya. Yasinta mengerutkan keningnya ketika Geri memainkan alisnya naik turun dengan senyum evil di wajah Geri.
"Apa?"
"Gue yang harus menuruti kemauan lo, atau lo yang ke Sekolah pakai daster?" tanya Geri.
Yasinta menepuk jidatnya, ia mengerti maksud dari ucapan Geri. Memang mereka pernah membuat perjanjian, siapa yang suka atau masih menyimpan perasaannya satu sama lain, maka yang kalah akan menuruti perintah dari si pemenang.
"Kalau lo sampai jatuh cinta lagi sama gue, lo harus mau nurutin semua perintah gue, gimana?" Yasinta menunjukan smirknya.
"Oke, dalam sebulan kalau gue berhasil buat lo suka sama gue, lo harus pakai daster ke sekolah."
"Deal," Yasinta menyodorkan tangannya mengajak Geri bersalaman, tanda ia menerima tantangan dari Geri.
"Deal," jawab Geri menjabat tangan Yasinta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta (SELESAI)
Roman pour Adolescents⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Gimana rasanya gadis yang kita cintai malah mempermalukan kita di depan banyak orang? Ini kisah benci jadi cinta atau cinta jadi benci? Di saat Geri mengungkapkan perasaan dengan surat cinta, tapi Yasinta mala...