54

5.1K 474 38
                                    

HOLAAA GENGSSS HAPPY READING :D
.
.
.
.
.

Hai pemuda biasa yang telah menaklukkan kerasnya hati, ku menulis kata-kata ini untukmu.

Terima kasih untuk kamu yang bukan pangeran, bukan satu-satunya yang paling tampan, dan bukan anak CEO yang kaya raya. Kau adalah Geri Geraldi, siswa SMA yang pintar matematika, sederhana, dan pekerja keras yang mampu membuat cerita benci menjadi cinta.

Apa kau tau apa itu cinta? Biar aku jelaskan.

cinta adalah ketika aku dan kamu bersama dan saling mempunyai perasaan sayang satu sama lain, saling menghargai, saling mengasihi, saling tertawa bersama, dan mempunyai mimpi untuk bersatu.

Dan apa kau tau apa itu benci?

Benci itu, ketika diriku yang dulu memandangmu dengan tatapan ketidaksukaan, berargumentasi yang saling menjatuhkan, hingga tercipta rasa pahit sampai menyebabkan air mata.

Sekarang aku sadar, aku tidak mau menjadi diriku yang dulu, sebab sekarang aku mencintaimu. Mari kita bangun mimpi untuk bersama selamanya.

~Yasinta Amartiwi~

Yasinta menatap Geri dengan wajah yang sudah merah padam, sejujurnya Yasinta malu membacakan tulisan di atas selembar kertas berwarna kuning yang kini berada di genggamannya.

Lama mereka berdiam diri, keduanya saling pandang menatap mata satu sama lain. Tidak ada yang bisa dilakukan Yasinta, ia hanya duduk di sebelah Geri menunggu respon dari laki-laki itu.

"Siapa yang buat?" tanya Geri seperti tau jika itu bukan hasil pemikiran Yasinta.

Yasinta menyengir, ia tidak menyangka jikalau kata yang diucapkan Geri pertama kali adalah seperti itu.

Awalnya Yasinta tidak mau memakai surat, dengan alasan ia tidak bisa merangkai kata-kata. Tapi, karena Anggi yang memaksa dan Anggi pula yang akan membuatkan surat tersebut, alhasil Yasinta hanya bisa mematuhinya.

"Geri, bisa nggak bersikap nggak tau apa-apa, anggap aja itu gue yang buat," ucap Yasinta dengan senyum paksa.

"Siapapun itu, gue hargai usaha lo," ujar Geri lembut. "Mau gue balas gak?"

"Lo udah buat surat balasannya? Kok bisa? Jangan-jangan lo udah tau rencana gue." Yasinta mengerjap polos.

"Yasinta Amartiwi, terima kasih telah memutuskan untuk mencintai diriku yang bukan pangeran, bukan satu-satunya yang paling tampan, dan bukan anak CEO yang kaya raya. Terima kasih karena sudah mengajak membangun mimpi untuk bersama selamanya. Kau tau, aku bersyukur karena di bumi yang luas ini aku dipertemukan oleh sosok seperti dirimu, aku bukan apa-apa dibanding dirimu yang bersinar dengan wajah cerah dan memiliki senyum manis. Yasinta, aku menyetujui ajakanmu itu, mari kita membangun mimpi untuk bersama selamanya dengan menciptakan tawa disetiap detik.

Wajah yang tadinya merah bertambah merah seperti tomat, Yasinta tidak pernah menduga sebelumnya jika Geri akan membalas dengan kata-kata spontan seperti itu.

Saat ini, Yasinta dan Geri sedang berada di ruang basket dengan sebuah kotak berukuran sedang, yang dibungkus kertas kado bergambar shinchan dan sebuah laptop yang sudah terbuka lebar di depan mereka berdua.

Semua ini adalah idenya Anggi. Gadis itu memberitahu cara agar Yasinta bisa menciptakan momen romantis walau hanya sehari.

"Ger, gue harap ucapan kita saat ini akan tercapai di hari esok. Semoga keinginan kita akan terwujud." Yasinta menggenggam jemari Geri.

Yasinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang