"Kenapa sih lo belain Yasinta terus?" tanya Putri.
"Suka-suka gue, dong."
Putri mendengus mendengar jawaban Alfian, sudah lama Putri geram melihat tingkah Alfian yang terus-terusan memihak kepada Yasinta.
"Alfian jangan bohongin gue, lo ada perasaan 'kan dengan Yasinta?"
Alfian terkekeh, ia memasukan kedua tangan ke dalam saku celana memandang Putri gemas. Alfian tidak habis pikir jika Putri punya pemikiran seperti itu. "Gue nggak suka dengan Yasinta."
"Jadi kenapa lo dekatin Yasinta terus?"
"Gue mau nyoblangin Yasinta dengan Geri."
"Gila lo, gue nggak setuju." Putri dengan keras menolak Alfian, ia membetulkan letak kacamatanya dan menatap Alfian serius.
"Gue nggak minta persetujuan dari lo."
"Lo tau 'kan mereka berdua kalau ketemu sering berantem. Jadi, buang jauh-jauh tujuan nggak masuk akal lo," geram Purti.
"Gue tau Geri masih ada perasaan sama Yasinta," tutur Alfian dengan Yakin.
Sementara itu, di balik rak buku di dalam Perpustakaan tempat Putri dan Alfian berada, terdapat Yasinta yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka berdua. Bukan karena Yasinta ingin membaca buku atau meminjam buku, bukan juga Yasinta secara kebetulan bertemu Alfian dan Putri di Perpustakaan, Yasinta tadi tidak sengaja melihat Alfian di koridor yang ingin mengantar buku ke Perpustakaan. Jadi, Yasinta mengikutinya dari belakang, siapa kira Yasinta dapat mendengar percakapan yang cukup menarik.
"Gue nggak pernah memaksa lo buat suka sama gue, jadi lo jangan paksa gue buat suka sama Geri." Yasinta datang menghampiri Putri dan Alfian.
"Yasinta sejak kapan lo di sini? Lo nguping?" Alfian terkejut melihat kedatangan Yasinta.
"Bagus lah kalau Yasinta dengar semuanya." Putri tersenyum miring, itu artinya Putri tidak perlu repot-repot untuk mencegah Alfian, karena Yasinta sendiri yang akan menolak rencana aneh Alfian.
"Benar ternyata, nggak mungkin lo tiba-tiba baik tanpa ada maksud tertentu. Inget ya Al, gue nggak akan pernah suka sama Geri."
Yasinta mengepalkan tangan sebelah kanan. Jujur saja saat ini hati Yasinta sedang tidak baik, sakit ketika mendengar Alfian mengucapkan kalimat tidak suka terhadapnya, lagi-lagi Alfian tidak ragu untuk membuat hati Yasinta sakit, walau itu tanpa sengaja di dengar Yasinta.
"Yas, dengarin penjelasan gue dulu," tutur Alfian ketika Yasinta membalikan badan ingin pergi dari sana.
"Apa? Coba gue mau dengar penjelasan dari lo." Yasinta kembali menatap Alfian, ia ingin tau kata apa yang akan keluar dari mulut Alfian.
"Gue nggak ada maksud apa-apa, lagian 'kan lo pernah menyatakan cinta untuk Geri, nggak mungkin kalau lo nggak ada perasaan."
"Gue nggak suka dengan Geri, harus berapa kali sih gue kasih tau?" Yasinta mengeraskan suaranya.
Orang-orang yang berada di perpustakaan menatap Yasinta seolah menyuruhnya untuk tidak berisik, Yasinta menutup bibirnya rapat-rapat dan bergegas melangkah keluar dari Perpustakaan. Yasinta sedikit tidak percaya dengan dirinya yang bisa berbicara tegas kepada Alfian, ini pertama kalinya Yasinta mengungkapkan kata-kata tidak sukanya untuk laki-laki yang mengisi tempat spesial di dalam hidupnya.
Suasana hati Yasinta beberapa hari belakangan ini sedang tidak baik, terkadang sempat terlintas di pikiran Yasinta bahwa hidupnya dipenuhi dengan drama. Kisah Cinta macam apa yang terjadi pada dirinya? Mencintai tanpa dicintai, saling membenci, dan selalu mengeluarkan umpatan kasar, apakah sesulit ini mencintai seseorang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta (SELESAI)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Gimana rasanya gadis yang kita cintai malah mempermalukan kita di depan banyak orang? Ini kisah benci jadi cinta atau cinta jadi benci? Di saat Geri mengungkapkan perasaan dengan surat cinta, tapi Yasinta mala...