09

8.1K 904 40
                                    

⚠️PART PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️
Ka_pita

Follow akun Instagram ka_pita00

Sebelum lanjut vote dulu

HAPPY READING

***

"Apa lo lihat-lihat." Yasinta melotot ke arah dua siswi yang berpapasan dengannya. Siswi tersebut cepat-cepat membuang muka dan berlalu pergi, menghindari Yasinta yang sudah seperti Emak-emak galak menagih hutang.

Bunyi keras timbul dari lidi dan tanah yang saling bergesekan. Bukannya menyapu dedaunan kering yang telah gugur dari pohonnya, Yasinta malah menghentak-hentakkan sapu tersebut ke tanah, sehingga menyebabkan kumpulan debu naik ke atas.

Jika orang menyapu supaya bersih, Yasinta berbeda dari yang lainnya, ia malah membuat penyakit. Beberapa kali ia terbatuk akibat debu yang disebabkannya sendiri. Percuma saja, selama apapun Yasinta di sana, maka hasilnya akan tetap sama. Para sampah tidak akan berpulang ke tong sampah jika tidak ada tangan yang menuntunnya untuk pulang.

"Nggak berprikemanusiaan, cewek cantik kayak gue malah disuruh panas-panasan, nanti kalau gue item gimana coba?" gerutu Yasinta menatap pak Ali yang sedang mengawasinya dari kejauhan.

Mentari bersinar cukup cerah, rasa panas menjalar ke tubuh Yasinta, mengakibatkan peluh keringat keluar membasahi bajunya.

Saat ini ia sedang menjalani hukuman, sehabis beradu kekuatan dengan Ani, Anisa, dan Eriska sampai menimbulkan beberapa lebam, mereka semua langsung mendapatkan hukuman. Tiga serangkai Ani, Anisa, dan Eriska bertugas membersihkan toilet, sedangkan Yasinta menyapu halaman sekolah sendirian. Memang terasa tak adil untuk Yasinta, tapi  ada alasannya mengapa mereka di pisahkan, tentu saja akan ada adu jotos yang kedua jika mereka di satukan.

"Pak Ali, saya capek." Yasinta menaikan oktaf suara dari biasanya memanggil guru pemimbing konselingnya itu.

Pak Ali memijat keningnya lelah melihat kelakuan Yasinta, "Kamu mau Bapak tambah hukumannya?" ancam Pak Ali berkecak pinggang melihat ke arah Yasinta.

"Hehe, damai Pak." Jari telunjuk dan jari tengah Yasinta mengacung ke atas. pasalnya jika Pak Ali sudah mengancam, maka ancamannya tidak akan main-main.

Yasinta memutar badan ke kiri dan kanan meregangkan badannya yang terasa pegal. Sudah setengah jam ia berada di sana, tapi belum juga ada tanda-tanda ia diperbolehkan masuk kelas.

"Aduh Neng rajin amat sih," ejek Anggi yang tiba-tiba datang tanpa dosa, meminum es teh di depan Yasinta yang sedari tadi kehausan.

"Jalan-jalan beli manggis," ucap Revaldi.

"Cakep," jawab Anggi menimpali.

"Yang jualan Pak Somat."

"Cakep."

"Lagi apa Neng manis? Siang-siang rajin amat."

Anggi dan Revaldi tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Yasinta yang sukses dibuat kesal karena pantun yang mereka lontarkan.

Yasinta menatap garang sepasang kekasih itu, mereka berdua sungguh kompak dalam membuat masalah dengannya.

"Nyebelin, pergi sana!" Yasinta melempar sapu kearah Anggi dan Revaldi.

"Nggak kena." Anggi menjulurkan lidahnya.

"Awas lo ya, Gi!" seru Yasinta.

"Iyadeh maaf, nih gue beliin khusus untuk Yasinta seorang." Anggi memberikan air mineral untuk Yasinta.

Yasinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang