Selamat membaca
Maaf jika lama up nya ya, hehe.
Oh ya, kalian apa kabar? Mengingat sekarang lagi covid 19, kalian jaga kesehatan ya, jangan lupa pakai masker dan cuci tangan. Semoga kita semua terhindar dari segala penyakit. Aamiin.
•
•
•"Cintaku aku kangen banget sama kamu."
Semua murid yang berada di dalam kelas, menoleh ke sumber suara, melihat siapa yang mengucapkan kalimat alay tersebut.
Terdapat Revaldi yang berada di depan pintu, di belakangnya terlihat Dandi, Riki dan juga Alfian. Mereka berempat datang dengan senyum menawan yang mampu melelehkan hati para kaum hawa.
"Sayangku aku juga kangen." Anggi kesenangan melihat kedatangan pacarnya, kaca kecil yang di pegangnya tadi, ia letakan secara asal.
Yasinta yang duduk di sebelah Anggi, merasa geli melihat kelakuan Anggi dan Revaldi. Sering bertemu di Sekolah, sok bilang kangen.
"Kayak gak pernah ketemu setahun aja," sindir Yasinta.
"Apasih, iri lo karena Geri gak seromantis Revaldi," sewot Anggi.
Yasinta mengambil buku miliknya, dalam hitungan detik, buku tulis bersampul Shinchan itu mendarat mulus di kepala Anggi. Revaldi yang menyaksikan itu, dengan sigap mengambil kepala Anggi, mengusapnya pelan mencoba menghilangkan rasa sakit yang dirasakan pacarnya.
"Sakit goblok," maki Anggi.
"Bodo amat," balas Yasinta, menurutnya tingkah Anggi dan Revaldi bukan terkesan romantis melainkan alay, dan ia sama sekali tidak iri dengan hal semacam itu.
"Eh iya, lo gimana semenjak pacaran sama Geri, pasti seru ya?" Alfian membuka suara, ia penasaran dengan percintaan Geri dan Yasinta.
"Udah putus," jawab Yasinta singkat.
"Apa?" teriak heboh Alfian, Anggi, Revaldi, Dandi, dan Riki.
Semua orang yang berada di kelas, memandang penasaran kearah Yasinta dan kawan-kawan. Teriakan melengking itu, membuat Yasinta mengusap kedua telinganya, bisa-bisa ia tuli jika sekali lagi mendengar suara semacam itu.
"Yang bener, Yas?"tanya Dandi masih tak percaya. Yasinta menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Baru juga berapa hari, padahal gue mau minta pajak jadian." Riki mendesah kecewa.
"Lo yang mutusin?" Revaldi memandang Yasinta penasaran.
"Gue diputusin." Yasinta menjawab malas, kenapa juga ia dikelilingi oleh orang-orang kepo seperti mereka.
"Wajar lo diputusin, siapa juga yang mau pacaran sama Nenek lampir kayak lo," ejek Anggi.
Yasinta mengepalkan tangannya di depan muka, ia melirik Anggi tajam, bersiap jika mendengar kata tidak enak itu lagi, maka bogeman mentah dari Yasinta akan melayang.
"Jadi ini sebabnya kenapa muka lo sedih?" Alfian menatap lekat Yasinta.
Yasinta mengerutkan keningnya heran, hari ini perasaan Yasinta biasa saja, apakah wajahnya kini terlihat sedih? Tidak mungkin jika wajah illfeel Yasinta terhadap gaya berpacaran Anggi dan Revaldi, malah disangkut pautkan Alfian dengan prihal putusnya dari Geri.
Anehnya kini bukan hanya Alfian saja yang memandang lekat Yasinta. Tapi, Anggi, Revaldi, Dandi, dan Riki juga sama, tatapan mereka fokus menatap Yasinta. Mata Yasinta bergetar ditatap seperti itu, apakah sebegitu terkejutnya mereka mengetahui Yasinta putus, padahal Yasinta pacaran bukan karena cinta ataupun kemauannya, tapi karena terpaksa harus mengikuti kemauan Geri.
"Kita harus bicara dengan Geri." Alfian menggapai lengan Yasinta, dan mengajaknya ikut bersamanya.
Sebenarnya ada apa dengan Alfian, laki-laki itu, selalu ikut campur dalam urusannya dengan Geri. Sekarang ini, ingin rasanya ia menghentikan Alfian, berbicara kepadanya untuk stop ikut andil dalam urusannya dengan Geri. Tapi sejujurnya, kata itu tidak akan bisa Yasinta keluarkan, karena kini ia lebih nyaman ketika tangannya digenggam oleh Alfian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta (SELESAI)
Novela Juvenil⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Gimana rasanya gadis yang kita cintai malah mempermalukan kita di depan banyak orang? Ini kisah benci jadi cinta atau cinta jadi benci? Di saat Geri mengungkapkan perasaan dengan surat cinta, tapi Yasinta mala...