07

8.2K 904 20
                                    

⚠️PART PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️
Ka_pita

Follow akun Instagram ka_pita00

Sebelum lanjut vote dulu

HAPPY READING

****

"Ini siapa yang ulang tahun?" tanya Yasinta melihat kue tart berukuran sedang dengan krim coklat yang menggugah selera.

Bukannya menjawab Alfian malah tersenyum menatap kue yang belum dipasang lilin itu, sesekali Alfian mencolek kue tersebut lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Ih, jangan dimakanin terus, tuh 'kan kuenya jadi jelek," omel Putri seperti memarahi anaknya yang memakan kue tanpa seizinnya.

"Tadi 'kan gue nyuruh lo beli dua, kenapa malah beli satu?"

"Bodo amat belinya juga pakai uang gue."

Putri Aprilyanti, gadis cantik berkacamata itu segera menjauhkan kue tersebut dari hadapan Alfian. Tangannya terkepal di depan muka, seolah-olah mengancam Alfian jika tidak diam maka bogeman mentah akan mendarat di wajah tampannya.

Ruangan bernuansa putih itu begitu asing di mata Yasinta, senyumnya mengembang tatkala melihat nama Alfian sebagai ketua pada struktur OSIS yang tertempel di dinding dekat jendela. Ini kali pertamanya ia masuk ke ruang OSIS.

Tanda tanya besar masih tersimpan di kepala Yasinta, Yasinta tidak mengerti tujuan Alfian mengajaknya ke ruang OSIS. Dari awal datang bukannya penjelasan yang Yasinta dapat, melainkan perdebatan antara Alfian dan Putri.

"Gue ngizinin Alfian ngajak lo ke sini karena lo udah nolongin dia semalam, ingat jaga sikap jangan buat keributan di sini," ucap Putri melirik Yasinta.

Bukannya dia yang dari tadi ribut? batin Yasinta.

"Makan salak sama kedondong, jangan galak-galak dong." Alfian mengeluarkan pantun recehnya, tangannya tidak bisa diam sedari tadi menoel-noel dagu Putri.

"Diam kenapa, sih?" Putri melempar tatapan maut, bukannya takut Alfian malah menyengir lebar memasang wajah tanpa dosa. Baginya menggoda Putri adalah salah satu motto hidupnya.

"Kenapa Sekolah? Bukannya lo lagi sakit?" tanya Yasinta melihat luka di siku alfian yang tidak dipakai plester. Timbul perasaan tidak suka, ketika laki-laki yang di cintainya itu malah dengan senangnya mengganggu gadis lain.

"Luka kayak gini nggak ada apa-apanya, lagian kalau ketua OSIS bolos 'kan nggak banget," jawab Alfian tersenyum manis menunjukkan deretan giginya.

Kesan Alfian sewaktu di kantin dengan sekarang benar-benar berbeda. Jika dulu Alfian tidak segan untuk mempermalukan Yasinta di depan orang ramai, sekarang Alfian malah menunjukkan sisi manisnya. Mungkin saja ini karena Yasinta menolongnya semalam.

"Iyadeh yang ketua OSIS," balas Yasinta tersenyum senang.

"Eh, itu dia lagi jalan ke sini," kata Putri yang mengintip dari celah pintu.

Yasinta mengerti, mungkin saja orang yang dimaksud Putri adalah orang yang akan mereka rayakan ulang tahunnya. Siapapun itu Yasinta tidak peduli, yang terpenting adalah ia bisa berada di dekat Alfian.

"Yas, lo yang pegang kuenya," perintah Putri memberikan kue kepada Yasinta. Lilin berangka tujuh belas terpasang rapi diatas kue.

"Kenapa gue?" tanya Yasinta heran, ia saja tidak tahu siapa yang berulang tahun.

"Kalau Alfian yang pegang yang ada itu kue habis sebelum waktunya," sindir Putri melirik Alfian.

"Lo 'kan bisa."

Yasinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang