HAPPY READING GUYS
.
.
.
.
."Eh apa nih?" tanya Yasinta melihat sebuah note kecil yang terletak di mejanya.
Matanya menyipit membaca tulisan pada kertas origami berwarna hijau, yang mampu mengundang senyum tipis di wajah Yasinta.
Tunggu kejutan dariku
~Mr. A~
Yasinta yang baru datang langsung menaruh tasnya dan duduk sambil terus membaca ulang-ulang note yang membuatnya penasaran.
"Kenapa nggak langsung aja, padahal gue udah tau kalau ini dari lo, Al." Yasinta menggelengkan kepalanya. "Kira-kira kejutan apa yang bakal dikasih ya?"
Suara bising di kelas tidak membuat Yasinta terganggu sama sekali, Yasinta tampak tak peduli dengan keadaan di sekitarnya, padahal bel sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, yang menjadi daya tariknya sekarang adalah menerka-nerka kejutan apa yang akan diberikan untuknya.
"Ngapain, sih?"
Yasinta menoleh ke samping mendapati Anggi yang sedang menatapnya dengan penuh tanya. Yasinta terkejut pasalnya ia tidak menyadari kapan Anggi datang, sewaktu ia memasuki kelas tadi, bangku di sebelahnya itu belum menunjukkan tanda-tanda kehadiran Anggi.
"Kapan lo datang?" Yasinta mengerutkan keningnya.
"Makanya jangan asyik sendiri, gue datang aja lo nggak tau," dumal Anggi.
"Abisnya lo kayak makhluk halus, yang kehadirannya secara tiba-tiba," canda Yasinta.
Yasinta terkekeh melihat Anggi yang memanyunkan bibirnya. Muka juteknya tak lepas dari pandangan Yasinta, rasanya ingin sekali Yasinta memotret pemandangan lucu di sampingnya itu, tapi tentu saja tidak ia lakukan, bisa-bisa Anggi akan langsung mengajaknya perang.
"Perhatian semuanya." Suara bariton itu mengintrupsi perhatian Yasinta dan semua yang berada di dalam kelas untuk melihat siapa yang datang. Terlihat Pak Ali yang baru memasuki kelas Yasinta bersama dengan beberapa anak OSIS lainnya. "Letakkan tas kalian di atas meja."
Seperti yang di perintahkan, mereka semua dengan serentak meletakkan tas di meja masing-masing.
Pak Ali mengedarkan pandangannya keseisi kelas, kedua tangannya ia tautkan di belakang dengan memasang wajah tegas. Sementara itu, Alfian dan kedua OSIS lainnya Angga dan Riri, berjalan dari belakang, bersiap menggeledah isi tas para siswa.
Razia dadakan seperti sekarang ini memang hal yang lumrah dilakukan di SMA Bina Mulya. Hal ini, merupakan peringatan agar semua siswa tidak membawa barang-barang yang dilarang ke Sekolah.
"Periksa aja, nggak ada apa-apa juga," ujar Yasinta saat mendapat giliran pemeriksaan.
Angga, anggota OSIS itu mulai membuka tas Yasinta, ia menggeledah dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun.
"Berdiri," suruh Angga sambil menutup kembali tas Yasinta. Tidak ada sesuatu yang mencurigakan di sana, kecuali beberapa buku pelajaran di dalam tas Yasinta.
Yasinta langsung berdiri, ia mempersilahkan Angga memeriksa laci mejanya. Yasinta melipat kedua tangannya di dada, setiap kali ada razia seperti ini, Yasinta merasa selalu direpotkan karena tidak bisa duduk tenang. Mengganggu saja.
"Ini apa?" tanya Angga mengangkat tinggi-tinggi sebungkus rokok dan juga korek.
Pak Ali langsung mengalihkan matanya melihat Yasinta. Ia menggeram mendapati salah satu Siswanya membawa rokok ke Sekolah, terlebih lagi itu adalah Yasinta. Dengan segera Pak Ali memanggil Yasinta menggunakan jarinya tanpa mengeluarkan suara, menyuruh Yasinta maju ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta (SELESAI)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Gimana rasanya gadis yang kita cintai malah mempermalukan kita di depan banyak orang? Ini kisah benci jadi cinta atau cinta jadi benci? Di saat Geri mengungkapkan perasaan dengan surat cinta, tapi Yasinta mala...