⚠️PART PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM BACA⚠️
Ka_pitaFollow akun Instagram ka_pita00
Sebelum lanjut vote dulu
HAPPY READING
****
Berjalan sendirian di tengah malam tidak membuat Yasinta merasa takut, gadis itu melangkah dengan santai sambil menenteng kantung pelastik belanjaan milik Nike yang menyuruhnya ke Mini market.
Angin berhembus cukup kencang, membuat rambut yang tidak dikuncir itu berterbangan kemana-mana menutupi sebagian wajahnya, untung saja Yasinta memakai hoodie, jadi itu bisa membuatnya sedikit tidak kedinginan.
"Itu bukannya?" Yasinta menajamkan penglihatannya tatkala melihat seorang yang tidak asing baginya tergeletak di aspal dengan motor Vixsen yang juga sudah terjatuh.
"Alfian!" teriak Yasinta, langsung berlari ke tempat laki-laki itu berada.
Yasinta memandang khawatir melihat Alfian yang meringis kesakitan. Model celana jeans sobek bagian lutut itu menampilkan luka yang cukup nyeri bagi siapapun yang melihatnya. Tidak hanya itu, siku dan pelipis Alfian juga mengeluarkan darah.
Alfian benar-benar tidak mementingkan keselamatan, apalagi Yasinta tidak melihat adanya helm di sana. Padahal helm sangat penting untuk melindungi bagian kepala jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya saja seperti sekarang, pelipisnya menjadi terluka.
"Are you okay?"
"Pertanyaan macam apa itu? Udah jelas gue luka," celetuk Alfian, ia susah payah merubah posisinya menjadi duduk.
"Kenapa bisa kayak gini?" tanya Yasinta lagi.
"Seperti yang lo lihat, gue jatuh dari motor."
"Gue nggak tau cara melakukan pertolongan pertama, tapi yang terpenting bersihin dulu darah lo." Yasinta mengambil tisu dari kantung belanjaannya dan mengelap darah yang ada di pelipis Alfian.
"Gue antar lo ke Rumah Sakit ya?" Yasinta ingin memapah Alfian, tapi tangannya langsung ditepis oleh laki-laki itu.
"Gue nggak mau, ini cuma luka kecil nggak usah sampai ke Rumah Sakit." Alfian mengambil beberapa tisu milik Yasinta dan mengelap darah di lututnya.
Alfian sangat anti minum obat bahkan dulu waktu SMP Alfian pernah mengalami kecelakaan jatuh dari motor, saat itu Mamanya langsung membawanya ke Rumah sakit. Namun, setelah selesai Alfian malah diberi beberapa obat-obatan untuk diminum, Mamanya memaksa untuk meminum semua obat bahkan saat dirinya sudah sembuh. Alfian tidak mau jika hal itu terjadi lagi, Alfian membenci semua yang rasanya pahit.
"Tapi luka lo?" tanya Yasinta cemas.
"Santai aja, ini mah nggak seberapa."
Luka seperti ini dibilang tidak seberapa? Yasinta menatap Alfian jengah, menurutnya Alfian terlalu menganggap enteng semua hal. Jika tidak segera diobati bisa saja terinfeksi.
"Ikut gue, kita ke Apotek sekarang." Yasinta bangun dan mengangkat motor Alfian yang jatuh tidak jauh dari tempat mereka.
"Lo bisa bawa motor?" tanya Alfian mengangkat sebelah alisnya, menatap tidak percaya saat Yasinta mulai menstater motor miliknya.
"Seperti yang lo lihat." Yasinta tersenyum senang membanggakan dirinya. Dulu Papanyalah yang mengajarkannya mengendarai motor.
Dengan ragu Alfian duduk di kursi penumpang, selama ini baru sekali Alfian dibonceng seorang perempuan. Timbul rasa cemas di benaknya, bagaimana jika Yasinta tidak benar-benar bisa membawa motor? Alfian tidak mau terjatuh untuk yang kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta (SELESAI)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Gimana rasanya gadis yang kita cintai malah mempermalukan kita di depan banyak orang? Ini kisah benci jadi cinta atau cinta jadi benci? Di saat Geri mengungkapkan perasaan dengan surat cinta, tapi Yasinta mala...