Haiiii gaesss
Selamat membaca
.
.
.
.
.Fitnah, mungkin itu adalah hal yang paling dibenci Yasinta saat ini. Satu kata itu, menggambarkan kepalan tangan dan sorot mata yang membara ketika melihat beberapa foto yang melekat sempurna di mading Sekolah.
Foto yang di dalamnya terdapat Yasinta yang seolah-olah sedang berciuman dengan seorang pria yang membelakangi kamera. Membuat air muka Yasinta berubah, ia menyadari bahwa beberapa hari yang lalu, saat pertemuannya dengan Titan di perpustakaan itu adalah sekenario yang telah dibuat Titan dan Ani untuk menjebaknya.
Bunyi kamera yang memotretnya terngiang jelas dalam ingatan Yasinta. Saat itu, Yasinta terpojok oleh Titan, bahkan sekarang ia menyadari saat bertabrakan dengan Ani, itu bukan semata kebetulan belaka, melainkan sebuah kesengajaan untuk menjerumuskan Yasinta ke dalam permainan mereka.
"Bubar!" teriak Yasinta sembari mengambil foto-foto yang terpajang di sana.
"Murahan ya."
"Jangan-jangan udah pernah dipake tuh."
"Bisa jadi Geri mutusin dia, karena dia selingkuh lagi.
"Nggak cukup cuma ngedeketin Alfian dan Geri aja, semua cowok bakal diembat."
"Cewek gampangan perpustakaan dijadiin tempat mesum."
Bukannya menuruti perintah Yasinta, mereka yang berada di sana malah dengan terang-terangan membicarakan Yasinta. Bagai seorang hina, Yasinta terus saja dipandang dengan tatapan tidak suka.
Celetukan pedas yang ditujukan untuknya, membuat dada Yasinta semakin sesak, nafasnya berhembus tidak teratur, seakan baru saja menyelesaikan lari dari jarak yang sangat jauh.
"Bukan, ini bukan seperti yang kalian liat," jelas Yasinta, berusaha mengubah sudut pandang orang-orang yang terlanjur percaya dengan foto tersebut.
"Mana ada yang mau ngaku, maling ngaku penjara penuh. Udah jelas ada buktinya, masih aja mau ngeles!" seru Ani, bak seorang provokator sejati yang siap menikam lawannya hanya dengan lidah.
"Bukannya ini rencana lo, ya? Lo 'kan yang ngambil gambar itu? Maling ngaku penjara penuh, kalimat itu lebih cocok untuk lo."
Ani mendelik mendengar perkataan Yasinta. Ia membawa tangannya di depan dada, rasa percaya diri memenuhinya bahwa ia akan memenangkan permainan ini.
"Iya, foto itu memang benar, itu asli nggak ada unsur edit-mengedit, kami melakukan itu atas dasar sama-sama suka." Titan tiba-tiba datang tanpa rasa malu sedikitpun. "Rasa bibirnya manis, sebenarnya gue dapet rekomendasi dari seseorang, katanya bibir Yasinta candu."
"Wah, jadi itu artinya Yasinta pernah menjajakan bibirnya ke orang lain dong," timpal Ani sok kaget.
"Yap, benar sekali," jawab Titan.
"Kurang ajar gue nggak pernah melakukan itu." Yasinta mengguncangkan tubuh Titan, pukulan dan tendangan ia berikan sebagai pelampiasan sakit hatinya. "Kalau lo nggak suka sama gua bukan gini caranya Tan, gue muak melihat tingkah lo!"
"Udahlah Yas, akuin aja jangan sok jual mahal. Siapa tau, di sini ada yang tertarik mau nyoba juga."
Bugh!
Setelah mengatakan itu, bogeman mentah langsung diterima oleh Titan, ia meludah mendapati darah yang tercampur dengan air liurnya.
Pukulan dari Revaldi terus saja ia layangkan dengan membabi buta. Bahkan saat Titan telah tersungkur sulit untuk bangun, Revaldi masih tidak peduli. Respon Revaldi secara sponstan membela Yasinta, membuat banyak yang tidak menduga aksinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta (SELESAI)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Gimana rasanya gadis yang kita cintai malah mempermalukan kita di depan banyak orang? Ini kisah benci jadi cinta atau cinta jadi benci? Di saat Geri mengungkapkan perasaan dengan surat cinta, tapi Yasinta mala...