16

7.8K 802 37
                                    

"Lepas, gue mau masuk kelas." Geri berusaha melepas tarikan lengan Yasinta dari bajunya.

"Nggak, lo harus temenin gue di sini, nanti kalau si Titan sialan itu tiba-tiba datang dan ganggu gue gimana coba?" Yasinta tetap pada pendiriannya, ia semakin menarik kuat baju Geri.

"Bentar lagi yang jaga UKS pasti datang, lo nggak usah takut kalau Titan gangguin lo," kata Geri.

"Kan belum tentu datang, ini juga karena ulah lo sendiri coba kalau lo langsung bawa gue ke sini, enggak bakal begini kejadiannya."

"Bodo amat, sekarang lo lepasin gue atau gue pakai kekerasan," geram Geri, saat Yasinta tidak mau mendengarkannya.

Geri memundurkan badannya, ia sekuat tenaga menarik lengan Yasinta agar menjauh darinya, tapi bukan Yasinta namanya jika ia mengalah begitu saja, disaat Geri melangkah mundur, Yasinta malah semakin menarik Geri untuk lebih maju mendekat padanya.

Badan Yasinta terhuyung ke belakang, untung saja ia jatuh di atas brankar, jadi tidak membuatnya begitu sakit. Yasinta menganga saat di genggamannya terdapat sobekan kain berwarna putih, sepertinya ia terlalu kuat menarik Geri sampai baju laki-laki itu sobek, buru-buru Yasinta bangkit ingin melihat bagaimana keadaan Geri.

Wajah Yasinta berubah seketika, ia melihat Geri yang mengaduh kesakitan saat bokongnya menyium lantai. Seragam yang awalnya rapi, kini jadi sedikit kumal dan jauh dari kata utuh, karena perut Geri kini terlihat dengan jelas.

"Geri, kenapa?" tanya Yasinta, matanya terfokus melihat perut Geri, lebih tepatnya melihat banyaknya luka yang terpampang di sana.

"Bisa nggak sih, jangan ngerugiin orang," maki Geri, ia buru-buru membalikkan badannya membelakangi Yasinta, menutup tubuh bagian atasnya yang terbuka.

"Sampai belakang juga," kaget Yasinta yang dengan lancang menaikkan baju Geri sampai ke punggung, memperlihatkan luka yang sepertinya bekas cambukan.

"Lo mesum, ya? Buka-buka baju orang sembarangan." Geri mendorong Yasinta pelan agar menjauh darinya.

Tanpa peduli, Yasinta tetap mendekat, walau Geri dengan terang-terangan menghindarinya. Yasinta mengingat bagaimana ia bisa sampai ke sini, Geri menggendongnya tanpa menunjukkan wajah kesakitan, padahal Yasinta yakin tadi ia menekan bagian perut yang terdapat luka.

Sepertinya luka di tubuh Geri masih terbilang baru. Pantas saja Geri sempat menanyai Yasinta, apakah gadis itu bisa berjalan sendiri atau tidak. Yasinta sedikit bersimpati melihat Geri yang sekarang, ia  tidak tau apa yang terjadi pada Geri di balik muka sok kuatnya.

"Siapa yang buat lo kayak gini?"

"Lo cewek dan gue cowok, jadi stop liat-liat gue kayak gitu. Lo enggak malu?" Geri menarik bajunya menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.

"Nggak kok, gue sering liat kayak gini di drama Korea," balas Yasinta tak tau malu, ia membayangkan Oppa Korea dengan perut six packnya. 

Geri menatap sinis Yasinta, ia tidak bisa lebih lama berada di sana, bisa-bisa Geri setres harus berurusan dengan Yasinta terus-terusan. Ia menekan knop pintu, berniat ingin keluar, sebelum suara Yasinta mengintrupsi mengurungkan niatnya.

"Lo mau pergi dengan baju sobek begitu? Nunjukin luka-luka lo di depan semua Siswa di sini? Oh kalau gitu, silahkan gue gak akan melarang."

Benar juga kata Yasinta, Geri tidak mungkin keluar dengan keadaan seperti sekarang, bisa-bisa orang pada heboh dan mempertanyakan dari mana luka itu di dapat.

"Ini semua gara-gara lo."

Yasinta tersenyum miring, ia berhasil membuat Geri tetap berada di sana bersamanya. Bagaimanapun juga, Yasinta tidak akan membiarkan Geri keluar, setidaknya Geri bisa melindunginya dari serangan Ani dan Titan jika tiba-tiba mereka datang membalas dendam, Yasinta tidak akan mungkin bisa melawan, ia berjalan saja sudah susah payah.

Yasinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang