Kaki jenjang Yasinta memasuki area Sekolah. Setelah tujuh hari diskorsing, hari ini Yasinta kembali mengikuti kegiatan belajar di tempat pendidikan formal yang sudah terdaftar namanya satu tahun yang lalu.
Dengan rasa percaya diri Yasinta berjalan di koridor, dagunya agak sedikit terangkat ke atas, walau kini banyak pasang mata yang menatap tidak suka padanya karena beberapa masalah yang belakangan ini terjadi padanya. Senyum miring yang akhir-akhir ini sering terukir di bibir manis Yasinta, sekarang kembali muncul tatkala melihat ketiga cewek di depannya yang kini tengah berjalan berlawanan arah dengannya.
Yasinta berhenti dan terdiam sejenak di tempatnya, matanya memandang lurus pada objek di depannya. Yasinta mengambil ancang-ancang menuju tempat Ani, Eriska, dan Anisa, dalam hitungan detik Yasinta melesat berlari cepat dengan tas gendongnya yang sengaja diputarnya ke udara.
"WOOAAHHH I'M ANGRY."
Orang-orang yang berada di sana langsung segera merapat ke dinding menghidari Yasinta, jika tidak mau menjadi korban dari tas yang sedang dilayangkan oleh si pemiliknya.
Bugh! Dak! Duk!
Bunyi tas yang menghantam wajah Ani, Eriska, dan Anisa yang disertai dengan tendangan andalannya. Yasinta tersenyum puas dengan apa yang telah dilakukannya, ia berhasil membuat targetnya terjatuh. "Ini namanya disengaja," ucap Yasinta menekan setiap kata yang keluar, tidak ada nada rasa bersalah setelah apa yang dilakukannya.
"YASINTAAAA!" teriak ketiganya kesal.
Semua yang melihat kejadian itu hanya menganga tidak percaya, pasalnya Yasinta baru saja masuk Sekolah setelah mendapat hukuman dari Pak Ali. Bisa-bisanya setelah masuk malah kembali berbuat masalah.
"Eh, maksud lo apa? Sakit bego," kesal Eriska.
"Duh sakit ya?" Yasinta menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, bersikap seakan iba kepada Eriska, hingga membuat Eriska bertambah kesal.
"Lo cari gara-gara sama gue, mau lo apa hah?" Ani yang langsung bangun ketika jatuh tadi, mendorong pundak Yasinta kuat.
"Uhhh, takut," jawab Yasinta dengan mengejek.
"Lo jangan macam-macam sama gue," tunjuk Ani di wajah Yasinta.
"Kenapa? Nggak suka? Terserah gue dong mau ngapain." Yasinta menampilkan wajah tengil.
"Gue laporin lo ke Pak Ali, banyak saksi mata yang liat." Anisa memperhatikan sekelilingnya. "Gue pestiin lo diskorsing lagi."
"Coba aja, gue nggak takut. Bahkan kalaupun gue bakal diskoring lagi atau bahkan di keluarin dari Sekolah ini gue nggak pernah takut sama sekali," tantang Yasinta dengan tatapan mautnya.
Tap!
Sebuah tangan menahan gerakan Ani yang ingin menampar Yasinta.
"Gue kira ada apaan rame-rame, ganggu orang ganteng mau lewat aja, ternyata lagi ada pertunjukkan kecil-kecilan," kata Dandi sambil menghempaskan tangan Ani. "Eh, Yasinta udah masuk sekolah, apa kabar? Masih galak aja tuh muka." Dandi merangkul Yasinta sok akrab, dan langsung menariknya pergi dari sana.
Yasinta berontak minta dilepaskan, tapi Dandi dengan sengaja tetap mempertahankan posisi tangannya.
"Lepasin," hardik Yasinta
"Ikut gue," bisik Dandi.
"Nggak mau, sana jauh-jauh bau."
"Enak aja, gue udah mandi kali," dengus Dandi.
Karena kesal Yasinta yang berjalan lelet, Dandi mengganti dengan menggenggam tangan Yasinta, membawanya untuk berjalan lebih cepat dari sana.
"Mau bawa gue ke mana sih? Awas lo macem-macem."

KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta (SELESAI)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Gimana rasanya gadis yang kita cintai malah mempermalukan kita di depan banyak orang? Ini kisah benci jadi cinta atau cinta jadi benci? Di saat Geri mengungkapkan perasaan dengan surat cinta, tapi Yasinta mala...