56

5.7K 484 10
                                    


Happy reading guyssss
.
.
.
.
.

Hari ini, tepat ulang tahun Tyo. Geri dan Putri berencana untuk berangkat bersama. Tyo telah mempersiapkan jas hitam dan kemeja putih untuk Geri dan Alfian, begitu pula dengan Putri yang kini telah memakai gaun berwarna hijau toska yang sangat pas ditubuh kecil miliknya.

Geri duduk di ruang tamu rumahnya sambil bermain ponsel. Di sebelahnya ada Putri yang sedari tadi merengek tidak mau berhenti.

"Geri, gue nggak mau dijodohin." Putri memajukan bibirnya beberapa centi ke depan.

"Put, jangan sedih dong. Nanti gue dan Alfian akan bantu bilang ke Kakek supaya lo nggak jadi dijodohin," ucap Geri menenangkan.

"Memangnya gue jelek ya? Sebegitu nggak lakunya gue sampai mau dijodohin segala. Gimana coba kalau yang dijodohin sama gue nanti mukanya dibawah rata-rata? Entar muka anak gue jelek semua, gue nggak mau. Pokoknya anak gue harus lebih cakep dibanding anak lo dan Alfian," tutur Putri dengan nada melas.

Geri terkekeh, ia tidak menyangka jika Putri akan berpikir sampai ke sana. Geri menggenggam tangan Putri, lalu membawa gadis itu lebih mendekat kepadanya. "Putri, lo pernah bilang ke gue untuk menentang Kakek, kalau begitu lo lakuin apa yang pernah lo omongin dulu," kata Geri.

Putri bersandar pada pundak Geri. "Lo bantuin gue, ya?"

"Iya," jawab Geri sambil mengambil amplop merah muda di atas meja yang sudah ia siapkan sedari tadi, dan dimasukkannya ke dalam kantung jas.

"Itu apaan?" tanya Putri menatap Geri penasaran.

"Surat untuk Yasinta, rencananya akan gue kasih sehabis selesai acara ulang tahun Kakek," jelas Geri.

"Nggak ada niatan buat ngikutin Alfian? Ngelamar Yasinta gitu?" tanya Putri.

"Nanti, ada saatnya kalau memang kita berjodoh," jawab Geri tersenyum manis. "Gue belum mempunyai cukup uang untuk mengambil keputusan itu."

"Gue yang beliin cincinya gimana?" tawar Putri.

Geri menggeleng." Nggak perlu."

Putri mengangguk mengerti, ia berharap pilihan Geri tepat. Putri sudah mulai menerima Yasinta, ternyata benar kata Alfian dulu, ia tidak bisa melarang Geri soal perasaan.

**********

Diana

Gue udah siapin sopir untuk jemput lo

Jangan lupa dandan yang cantik

Nggak ada penolakan!!!


Alfian tersenyum melihat pesan yang dikirimnya kepada Diana. Jemarinya mengambil sebuah kotak buludru kecil berwarna merah, Alfian membuka kotak itu, terlihat cincin sepasang berwarna putih dengan berlian di atasnya.

"Gue nggak sabar," gumam Alfian senang.

Alfian keluar dari kamar yang biasa ia tempati jika berminap di rumah Tyo. Alfian sengaja datang pagi untuk mempersiapkan pesta Kakeknya, sebenarnya hanya keluarga besarnya saja yang datang. Tapi, tetap saja Alfian harus membantu semaksimal mungkin untuk mendekor ruangan agar terlihat super cantik.

Saat melewati salah satu ruangan Alfian tidak sengaja melihat Elsa dan Tyo yang sedang berbincang. Alfian menajamkan penglihatannya saat Elsa menunduk sambil menangis. Alfian yang orangnya super penasaran, berhenti berniat menguping percakapan antara Elsa dan Tyo.

Yasinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang