03

11.5K 1.1K 71
                                    

️⚠️PART PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️
Ka_pita

Follow akun Instagram ka_pita00

Sebelum lanjut vote dulu

HAPPY READING

***

Di sepanjang koridor sekolah Yasinta berjalan sambil menggerutu, wajahnya ia tekuk, dan sesekali menghentak-hentakan kakinya ke lantai, membuat Siswa/siswi yang berada di sana menatapnya heran.

Pagi ini mood Yasinta terlihat buruk, Yasinta mendesah kecewa mengingat Nike yang tidak main-main dengan ucapannya. Pasalnya ancaman Mamanya itu ternyata benar, saat tau Yasinta tidak membawa baju jahitannya kemarin, Nike langsung memarahi dan menghukum Yasinta dengan tidak memberikan uang jajan selama sebulan.

Memikirkannya saja membuat Yasinta frustasi, bagaimana nasibnya sebulan ke depan? Itu artinya, Yasinta tidak bisa pergi shopping seperti biasa.

"Yasinta," panggil seseorang menghadang jalan Yasinta.

Mau apa lagi dia? batin Yasinta melihat laki-laki berseragam rapi berdiri di depannya.

"Gue mau ngasih ini," katanya menyerahkan bungkusan berukuran sedang berwarna biru dongker kepada Yasinta.

Orang-orang yang berada di sekitar mereka mulai memperhatikan dengan penasaran, banyak yang berbisik-bisik tidak jelas. Hal itu, membuat Yasinta geram, masih saja banyak yang penasaran dengan urusan orang lain.

Terlebih lagi laki-laki di depannya sekarang. Yasinta sudah memperingati untuk menjauhi dirinya. Tapi, Geri, dengan bebal masih muncul di hadapan Yasinta.

Yasinta melirik sekilas bungkusan pemberian Geri tanpa berniat untuk mengambilnya. Ia berdecih sinis, menandakan atas ketidaksukaan Yasinta.

"Ikut Gue." Dengan cepat Yasinta menarik lengan Geri.

Yasinta membawa Geri menuju belakang perpustakaan, tempat yang lumayan sepi di banding koridor tadi. Yasinta malas bila banyak orang yang menonton mereka, apalagi jika muncul desas-desus antara dirinya dan Geri, sungguh Yasinta tidak mau hal seperti itu terjadi.

"Mau apa lagi lo?" tanya Yasinta seraya melipat tangan di dada memperhatikan Geri.

Geri menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.
"Gue udah bilang mau ngasih ini." Geri menunjukan bungkusan yang tadi ingin ia berikan kepada Yasinta.

"Gue nggak mau menerima apapun pemberian dari lo, nggak usah nyogok gue buat suka sama lo," tolak Yasinta pedas.

Melihat Geri saja sudah membuat Yasinta muak, tidak mungkin Yasinta menerima sogokan dari lelaki itu agar membuka hatinya. Meski Geri memberi barang-barang mewah lainnya, Yasinta tidak akan sudi menerima itu. Sekali benci, akan tetap benci.

Geri menggelengkan kepala melihat Yasinta yang masih sama seperti sebelumnya, "Baju jahitan Mama lo," ucap Geri tersenyum miring.

Yasinta membuang muka ke arah lain, Yasinta sedikit malu karena salah mengira maksud kedatangan Geri.

Dengan kasar Yasinta menarik paksa bungkusan yang berisi baju jahitan Mamanya, lalu membuangnya ke sembarang tempat. Yasinta masih kesal mengingat karena baju itulah dirinya dihukum.

Geri sedikit terkejut dengan apa yang di lakukan Yasinta, "Lo aneh, nyuruh gue buat jangan suka sama lo, tapi lo nya sendiri masih mengira kalau gue suka lo," tutur Geri, sembari mengambil bungkusan yang dibuang Yasinta.

Yasinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang