40

6.5K 624 17
                                    

HAPPY READING GAEESSS🤗🤗🤗🤗
.
.
.
.
.
.

Desiran aneh mengalir  begitu saja, tiba-tiba tubuh Yasinta susah digerakkan melihat pemandangan di depannya, kakinya melemas seakan tidak sanggup untuk berdiri, untung saja ada Anggi di sebelahnya sebagai tumpuannya.

"Terima, terima, terima." Begitulah teriakan orang-orang yang menyaksikan secara live dua orang berlainan jenis itu, mereka berdua saling berhadapan di tengah-tengah kerumunan yang membentuk lingkaran.

Jantung Yasinta berdegub kencang, seperti sehabis menonton film horor, tapi nyatanya ia sedang menonton secara langsung romansa yang selalu membuat anak muda berbunga-bunga.

"Diana ambil jam weker ini dan terima cinta gue," ucap Alfian. Jika orang-orang menyatakan cinta dengan cara romantis, memberikan bunga, coklat, atau menyanyikan lagu semacamnya, berbeda dengan Alfian, laki-laki itu melakukannya dengan cara yang berbeda.

"Kenapa kasih ini?" tanya Diana.

"Gue ingin menjadi alarm seperti jam weker ini, supaya lo nggak terlambat ke sekolah lagi."

"Lo ngejek gue?" Diana menatap Alfian tidak suka. Tidak bisa dipungkiri, Diana juga ingin kisah cintanya seperti orang-orang yang mendapatkan perlakuan romantis.

"Gue bukan mau ngejek lo, tapi hati gue sakit setiap kali lo dapet hukuman." Alfian sedikit menaikkan oktaf suaranya, membuat langkah Diana terhenti ketika gadis itu ingin pergi dari sana. "Jadi gue mohon, gue mau daftar jadi alarm buat lo."

Detik selanjutnya Yasinta hanya bisa mendengar suara heboh dari orang di sekitarnya, pandangannya tiba-tiba menghitam terhalangi oleh sebuah tangan yang tidak tau siapa pelakunya.

Yasinta mencoba melepaskan tangan yang menutup paksa matanya, tapi tenaganya masih kurang cukup untuk menyingkirkan tangan besar itu.

"Jangan diliat kalau itu buat lo sakit," bisik Geri.

Yasinta yang tadinya meronta langsung diam seketika, ia membalikkan badannya menghadap Geri yang berada di belakangnya, hingga ketika Geri melepas telapak tangannya dari wajah Yasinta, Yasinta bisa melihat sangat jelas dada Geri yang hampir menyentuh hidung Yasinta. Wangi mint yang sangat Yasinta sukai, kini kembali tercium dari aroma tubuh Geri.

Tuk!

Anggi sengaja mendorong Yasinta dengan punggungnya, membuat Yasinta mencium dada Geri yang begitu hangat. Yasinta merutuki Anggi dalam hati, pasalnya berada sedekat itu Geri membuat Yasinta merasa malu.

Plok! Plok! Plok!

Tepuk tangan terdengar begitu riuh.

"Selamat ya."

"Pajak jadian oy."

"Pasangan baru ciee."

Semoga langgeng Alfian dan Diana."

"Selamat, ya."

"Huu, gue patah hati ngeliatnya."

Entah apa yang terlewatkan. Tapi, saat ini Yasinta tau bahwa Diana menerima cinta Alfian. Mencintai sendiri itu memang menyakitkan, apalagi mencintai pacar orang.

Geri menggenggam tangan Yasinta, menariknya menuju tengah kerumunan tempat Alfian dan juga Diana berada. Semua orang yang melihat itu seketika kembali heboh, bahkan Anggi tidak dapat menutup mulutnya yang ternganga lebar, karena terlalu kaget.

"Ini Geri mau nembak Yasinta juga?"

"Serius demi apa? Wah hari ini bakal jadi hati patah hati."

"Ini bukan hari kasih sayang 'kan?"

Yasinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang