Happy reading guysss😁
.
.
.
."Ayo kita pergi ke suatu tempat."
Laki-laki yang baru saja membuka pintu itu tersentak kaget, ketika melihat sosok yang sudah tidak asing baginya berdiri di depan rumahnya. Geri yang refleks, langsung mundur dua langkah ke belakang karena Yasinta yang terlalu dekat dengannya.
Jam telah menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit, kedua manusia itu sudah siap dengan seragam Sekolah masing masing. Tetapi ada sesuatu yang mengganggu pikiran Geri, ajakan Yasinta yang tiba-tiba itu sungguh tidak masuk akal, tentu saja dirinya akan pergi ke Sekolah.
"Ayo kita bolos," bisik Yasinta tepat di depan wajah Geri.
Yasinta sudah memikirkan rencana ini matang-matang. Yasinta hari ini tidak akan berangkat ke Sekolah, lama-kelamaan Yasinta bisa ketahuan jika terus bersembunyi di ruang club basket. Apalagi saat jam pelajaran dimulai, Yasinta bisa mati bosan karena terlalu lama sendirian di sana. Jadi, hari ini Yasinta memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang menurutnya sangat indah, dan Yasinta berencana mengajak Geri dengan maksud untuk menebeng motor laki-laki itu.
"Enggak," tolak Geri cepat. Geri merogoh kunci motor di saku celananya dan dengan santainya Geri berjalan melewati Yasinta yang sudah memasang wajah bete.
Penolakan dari Geri tidak ada apa-apanya bagi Yasinta. Yasinta dengan smirk di wajahnya berjalan dengan langkah lebar menghampiri Geri yang sudah duduk tenang di atas motor maticnya. Tanpa permisi Yasinta memposisikan dirinya di jok belakang motor Geri, yang mesinnya sudah dihidupkan. "Ayo bolos," bujuk Yasinta belum mau menyerah.
"Enggak usah ngajak gue, lo emang diskorsing makanya enggak Sekolah, kalau gue ngikut lo, gue yang rugi," kata Geri sembari menjalankan motornya.
"Ayo dong Ger, masa gue sendiri_ WAAAA," teriak Yasinta. Yasinta tidak jadi melanjutkan ucapannya karena Geri yang tiba-tiba mengejutkannya dengan mengebutkan motornya di atas rata-rata.
Geri tertawa tertahan saat melihat ekspresi kaget Yasinta dari kaca spion. Geri sengaja melajukan motornya dengan kecepatan tinggi karena gemas dengan Yasinta yang mempengaruhinya untuk membolos. Sebenarnya ekspresi Yasinta yang seperti itu menjadi hiburan tersendiri untuknya, tapi Geri segera menurunkan kecepatan motornya menjadi normal, karena lama-kelamaan ia kasian melihat Yasinta yang ketakutan.
"Kalau gue jatuh lo mau tanggung jawab? Terus nanti kalau gue luka-luka dan muka gue tergores aspal jadi enggak cantik lagi gimana?" omel Yasinta yang merasa kesal terhadap Geri, sebagai pembalasan Yasinta memukul pundak Geri dengan keras.
"Sakit Yas," ringis Geri tetapi masih tidak menghentikan tawanya.
Yasinta menghentikan pukulannya, ia takut jika Geri akan kehilangan keseimbangan karenanya dan malah membuat mereka berdua celaka. Perlahan jemari Yasinta, ia sampirkan baju bagian perut Geri, ia lebih memilih berpegangan di sana, selain lebih mudah Yasinta juga bisa berjaga-jaga jika Geri akan memulai aksi jahilnya lagi.
"Ger, ayo bolos." Lagi-lagi Yasinta mengajak Geri untuk melakukan hal yang tidak benar.
"Gue enggak mau, lagian kenapa juga lo pakai seragam Sekolah gitu, jelas-jelas diskorsing juga, "ucap Geri dengan nada sedikit menyindir.
Ternyata Geri sangat susah untuk diajak menyimpang, Yasinta menjadi geram sendiri melihat Geri yang sok rajin seperti sekarang ini. Otaknya berpikir, mencari cara bagaimana agar ia bisa pergi dengan Geri ikut bersamanya. Jika ke Mall Yasinta bisa berkeliling berjam-jam tanpa ditemani siapapun, tapi jika bukan di tempat itu Yasinta tidak akan bisa bila tidak ada teman yang ikut dengannya. Karena menurut Yasinta, tempat yang akan di tujunya nanti adalah tempat yang indah dan akan sia-sia jika dihabiskan seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta (SELESAI)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Gimana rasanya gadis yang kita cintai malah mempermalukan kita di depan banyak orang? Ini kisah benci jadi cinta atau cinta jadi benci? Di saat Geri mengungkapkan perasaan dengan surat cinta, tapi Yasinta mala...