EPISODE.41

758 97 38
                                    

Jadi kemarin author udah nanya kan, dan kalian pada setuju nya sama Lucas?
Oke, author ganti jadi Lucas ya
Tapi nanti kalo udh publish jangan lupa mampir, insyaallah publish nya kalo cerita ini mau end.
Berarti kalo cerita baru author udah di publish, itu artinya cerita yang ini mau end ya.

........
Biasakan vote terlebih dahulu sebelum membaca
Spam komennya juga
Maaf kalau ada typo bertebaran
.
.

Saat setelah Selly mengangkat telfon tersebut, ia langsung terduduk lemas di lantai. Iya, kecelakaan pesawat tersebut di alami oleh kedua orang tua Jisoo. Mereka hendak pulang ke Indonesia karna pekerjaan mereka ternyata sudah selesai semua di Amerika. Namun, terjadi hilang kontak di pesawat yang mereka tumpangi.

Tentunya Selly menangis akan hal ini, ia tidak tau harus menjelaskan apa pada Jisoo. Anak itu pasti akan sangat sedih jika tau bahwa orang tua nya mengalami kecelakaan pesawat. Sangat mustahil sekali mereka bisa selamat.

Selly mencoba berdiri dan berniat untuk pergi menemui Aldi di ruang kerja nya, ia ingin membahas hal duka ini kepada sang suami. Selly belum siap memberitahu Jisoo tentang musibah yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya.

Saat Selly membuka pintu, ia dapat melihat Aldi yang tengah berkutat dengan berkas dan komputer nya. "Papi." Panggil Selly, sontak saja Aldi langsung menoleh.

Aldi berhenti berkutat dengan pekerjaan nya itu, ditatapnya sang istri yang tengah menangis sembari berjalan lemah menghampiri nya. Rasa khawatir mulai menyelimuti benak Aldi, "Mami? Kenapa kok mami nangis? Ada masalah apa?" Aldi langsung berdiri dan bergegas menghampiri sang istri.

Di ajaknya Selly duduk di sofa dan Aldi langsung mengambilkan air putih yang berada di meja kerja nya. Aldi memang lebih suka minum air putih daripada kopi atau teh, bahkan di kantor pun Aldi lebih memilih air putih dan jarang sekali meminum teh ataupun kopi. Air putih yang tadi Aldi berikan belum sempat ia minum.

Aldi mengusap usap punggung sang istri. Dapat Aldi liat raut khawatir dari wajah sang istri, badannya bergetar dan nampak sangat tertekan.

Setelah merasa tenang, Aldi mengambil air putih itu dan menaruhnya di meja. Ia kembali menatap Selly dengan raut bingung, "Mami, ada apa sebenarnya. Kenapa mami tiba-tiba nangis begini? Ada masalah?"

"Tadi, mami dapet telfon dari nomor yang gak di kenal pi." Ia menjeda ucapan nya karna mulai sesegukan, bahkan untuk bercerita kepada Aldi saja ia kesusahan, apalagi jika ia harus menceritakan nya kepada Jisoo. "Ternyata itu dari bandara pi, dan terus.... Kata orang itu, pesawat yang di tumpangi sama Dilla dan Rahman jatuh pi." Selly tak kuasa menahan isaknya, ia kembali terisak.

Layaknya ada sebuah petir yang menyambar dada nya, Aldi pun juga ikut kaget mendengar kabar tak terduga dari Selly. Kalau sudah begini, satu hal yang paling menyulitkan adalah memberikan penjelasan kepada Jisoo. Pasti anak itu akan sangat terpuruk jika mengetahui kabar buruk ini.

"Mami yang tenang ya mi. Pasti semua bakalan baik baik aja." Ucap Aldi menenangkan, bahkan ia sendiri sudah kehabisan kata kata.

"Apa kata papi? Tenang pi? Papi nyuruh mami tenang?. Gak bisa pi, gak bisa. Ini menyangkut orang tua Jisoo dan sahabat kita, apa yang bakal kita jelasin sama Jisoo? Anak itu masih terlalu kecil pi. Dia bahkan dari kecil jarang mendapat kan kasih sayang kedua orang tua nya karna mereka teramat sibuk. Dan sekarang, anak itu harus menanggung sedih karna kedua orang tua nya dikabarkan meninggal. Papi, bayangin kalo semua ini terjadi sama Jungkook pi!, Jisoo itu perempuan pi. Hatinya gampang sekali rapuh. Mami pernah liat di koran, ada anak seumuran Jisoo yang mengalami depresi karna kedua orang tuanya meninggal dalam keadaan yang mengenaskan. Mami gak mau Jisoo mengalami hal yang sama pi, mami sayang sama Jisoo. Mami gak mau Jisoo kenapa napa." Selly berbicara panjang lebar.

Crazy Love | Sookook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang