EPISODE.47

776 112 22
                                    

Author boleh minta tolong follow akun author dong, kalo mau di follback bilang ya, nanti dengan segera author follback kok.

Makasih buat yang udah spam komen sma vote nya, btw makasih udah jadi readers setia cerita garing author ini.

Biasakan vote terlebih dahulu sebelum membaca
Spam komennya juga
Maaf kalau ada typo bertebaran

....................

Jisoo dan Jungkook kini sudah siap dengan pakaian serba hitam nya. Karna sebentar lagi tim sar akan mengantarkan jasad kedua orang tua Jisoo kerumah. Jisoo tak henti hentinya menangis sementara itu Jungkook yang tak lelah untuk menopang tubuh Jisoo yang nampak lemah.

Dapat Jungkook rasakan apa yang sedang dirasakan Jisoo saat ini. Mungkin karna cinta mereka berdua yang kuat, akhirnya mereka jadi punya ikatan batin dan bisa saling memahami kondisi masing masing. Jungkook betul betul memahami kondisi Jisoo saat ini, makanya itu ia berusaha untuk tetap mensuport Jisoo dan selalu berada di sisi Jisoo.

Sementara itu, V yang berada di samping Jungkook menatap penuh iba kearah Jisoo. V jadi mengingat almarhumah mommy nya yang bunuh diri tepat di hadapannya. Tangan V terulur untuk mengusap surai hitam Jisoo, "Jis, gua paham banget sama kondisi lo sekarang ini. Tapi, gua mohon sama lo, yang kuat ya Jis. Kita semua ada di sini, lo gak sendiri Jisoo."

"Gimana? Apa lo bilang? Lo bilang gue harus kuat? Kedua orang tua gue meninggal V. Gue gak akan pernah bisa lagi meluk mereka, dan yang paling sakit itu adalah. Ketika mereka hendak bertemu ajalnya, mereka jauh posisinya dari gue. Gue gak ada di samping mereka V. Bahkan gue belum sempet liat wajah mereka untuk yang terakhir kalinya. Gue harus kuat karna apa? Gak ada alasan lagi buat gue hidup, sedangkan orang tua gue udah gak ada."

V tak bisa berkata-kata. Ia hanya diam kemudian beranjak pergi dari tempat itu, V sesungguhnya tak kuat melihat mata Jisoo. Dari tatapan Jisoo, V sudah tau kalau beban yang sedang di tanggung cewek itu bukanlah beban biasa.

"Jisoo, lo gak boleh ngomong gitu. Jis, gua ada buat lo. Mami papi gua bakalan ngurus semua kebutuhan lo, mereka bakalan ngasih lo kasih sayang yang di kasih sama kedua orang tua lo." Jungkook berusaha menenangkan Jisoo. Namun, bukanya tenang Jisoo malah semakin terisak.

"Gak, iya Jung gue tau kalau om sama tante itu sayang sama gue udah kaya sayang sama anaknya sendiri. Tapi, tetep aja itu beda Jung beda. Sampai kapanpun, gak akan pernah ada orang yang bisa nyamain kasih sayang mereka ke gue kaya orang tua gue."

"Iya gua tau itu, tapi dengan lo nangis kaya gini dengan lo gak ikhlasin kedua orang tua lo gini. Itu malah akan nyiksa mereka Jis, lo boleh sedih lo boleh nangis gak ada yang nglarang lo akan hal itu. Tapi, jangan berlebihan gini Jisoo. Itu malah akan buat orang tua lo gak tenang, emangnya lo mau orang tua lo pergi dengan perasaan bersalah di sana? Emangnya lo mau kalo kedua orang tua lo gak tenang?"

Jisoo hanya menggelengkan kepalanya. "Kan, lo gak mau. Tapi, lo gak bisa mengikhlaskan mereka pergi. Ikhlasin mereka Jis, do'a in kedua orang tua lo supaya tenang di sisi Tuhan. Karna, yang kedua orang tua lo butuhkan saat ini hanya do'a dari lo. Anak satu satunya mereka." Jungkook terus berusaha untuk mengeluarkan kata kata mutiara nya agar Jisoo mau mengerti dan merasa kalau ia tak sendiri.

Juga, agar Jisoo pelan pelan bisa melupakan rasa sedihnya dan mengganti nya dengan rasa ikhlas melepaskan kedua orang tuanya. Ya, secara pelan pelan bukan terburu-buru. Karna kesedihan seperti ini sembuhnya butuh waktu.

Jungkook kemudian menangkup wajah Jisoo dengan kedua telapak tangan nya. Ia berkata, " You are not alone, there is me who will always be beside you. You are strong, you can definitely face all of this firmly. Jisoo's spirit. " Ucap Jungkook dengan raut wajahnya yang serius.

Crazy Love | Sookook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang