EPISODE.48

749 102 60
                                    

Biasakan vote terlebih dahulu sebelum membaca
Spam komennya juga
Maaf kalau ada typo bertebaran
......................

Mata cantik berwarna putih jernih dengan pupil hitam kecoklatan itu kini berubah menjadi warna merah, tak terhitung air yang jatuh dari mata cewek yang memiliki wajah cantik itu. Awalnya ia sudah mulai tenang, namun disaat netra nya melihat seseorang datang dengan membawa dua peti berwarna coklat tua, seketika itu tangisan dan kehancuran mulai menyeruak.

Ialah Jisoo, cewek yang biasanya terlihat ceria, cewek yang absurd, cewek yang suka nyinyir, cewek yang suka marah marah. Kini ia tengah meratapi kehancuran dalam hidupnya. Jisoo yakini, di dalam dua peti tersebut pasti ada jasad kedua orang tua nya. Iya, Jisoo mempunyai kedua orang tua namun sekarang kedua orang tua nya sudah tidak bernyawa.

Yang paling membuat Jisoo hancur adalah, ia tidak bisa melihat jasad kedua orang tua nya untuk yang terakhir kalinya. Karna tim sar tidak mengijinkan hal itu, pasalnya Jisoo yakini bahwa korban dari kecelakaan pesawat itu pasti badannya sudah tidak berbentuk.

Disamping kanan dan kiri Jisoo ada dua orang gadis yang tengah mengusap usap punggungnya. Berusaha membuat Jisoo tenang, dan berusaha menyalurkan kehangatan dan berharap kesedihan Jisoo akan mereda. Mereka adalah Lidia dan Siva, sahabat yang selalu ada untuk Jisoo saat Jisoo dalam keadaan suka maupun duka.

Jisoo tiba-tiba terduduk lemas yang membuat Lidia dan Siva kaget. Mereka juga ikut berjongkok lebih tepatnya. Mereka berdua memeluk Jisoo dengan sangat erat, mereka sangat khawatir dengan cewek yang tengah menangis dengan tatapan lurus yang mengarah pada dua peti yang di kerumuni kerabat dekat kedua orang tua Jisoo.

"Mama...Papa..." Lirih Jisoo masih dengan tatapan kosongnya.

Lidia tak kuasa menahan tangisnya, ia mengusap usap rambut Jisoo, "Jis lo harus sabar ya Jis. Lo harus lapang dada menerima semua ini, ini udah takdir dan jalan yang terbaik buat lo, buat kedua orang tua lo. Gak akan ada orang yang bisa nglawan takdir Jis, jadi lo harus ikhlas."

"Ikhlas?" Jisoo menoleh menatap Lidia sekilas, kemudian ia kembali menatap lurus kedepan. "Apa iya gue harus ikhlas? Ikhlas karna hidup gue hancur? Cuma mereka yang gue punya, tapi? Tuhan udah ngambil mereka dari gue. Iya ini emang takdir, tapi seburuk itukah takdir gue?"

"Mama papa ayo tangkap aku!!"

"Jisoo! Sayang jangan lari lari."

"Iya sayang jangan lari lari, dengerin kata mama, nak."

"Gak mau berhenti lari kalo mama sama papa belum nangkep Jisoo. Ayo pa tangkep, ma ayo hiss masa gitu aja gak bisa."

"Wahh nantangin nih ya, anak papa?"

"Hahahaha."

"Iya Jisoo nantangin papa."

"Yaudah, hayoo!! Papa kejar!!"

"Aaaa hahaha papa udah jangan kejar Jisoo!!"

"Huhh papa capek."

"Papa, Mama..."

"Apa sayang?"

"Jisoo sayang kalian berdua."

Lantas mama papa Jisoo saling menatap satu sama lain kemudian terkekeh. "Kita lebih sayang sama kamu Jisoo."

"Huuu Andre dilupain!!"

"Loh kak Andre?"

"Jisoo jahat banget sih sama kakak. Masa kakak lagi pup malah ditinggal pergi." Andre mendengus kesal.

Crazy Love | Sookook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang