29. DUA PULUH SEMBILAN

1.5K 211 84
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Pada akhirnya Lee Gon dan Jeong Tae-eul dapat pergi ke Republik Korea pada pagi hari pertama akhir pekan mereka. Keduanya tidak kabur seperti ajakan Lee Gon sebelumnya. Jeong Tae-eul menolak keinginan Lee Gon tersebut karena takut keadaan istana yang masih memasang keamanan siaga akan ricuh karena kepergian mereka yang tiba-tiba. Keduanya juga sudah memastikan pada sekretaris mereka bahwa tidak ada jadwal penting yang harus mereka kerjakan. Hanya ada beberapa jadwal biasa dan jadwal lain yang bisa diwakilkan. Dan keduanya memiliki waktu luang selama setidaknya tiga hari. Dan tidak seperti kebiasaan mereka yang lebih sering kabur itu, kali ini keduanya pergi dari istana dengan diketahui terlebih dahulu oleh para penghuni istana. Dan karena akhir pekan kali ini adalah waktu akhir pekan mereka kembali untuk pertama kalinya, para penghuni istana memaklumi mereka dan menganggap keduanya tengah melakukan bulan madu kedua. Bahkan Kepala Wanita Istana Noh juga membekali mereka dengan aneka kue tradisional buatannya ketika ia tahu bahwa Lee Gon dan Jeong Tae-eul akan pergi ke Republik Korea untuk mengunjungi ayah sang Ratu.

Sesampainya di Republik Korea, keduanya tidak check-in di hotel seperti biasanya. Untuk kali ini keduanya memutuskan akan menginap di rumah lama Jeong Tae-eul, karena mereka pikir mereka sudah cukup lama tidak mengunjungi Jeong Do-in, dan untuk mengganti waktu-waktu mereka tak berkunjung, keduanya memilih menginap saja di rumah untuk menemani Jeong Do-in yang pastinya merindukan putrinya.

Lonceng di atas pintu kafe The Alley berdenting, menandakan ada orang yang datang. Sang pemilik, Myeong Na-ri dengan perut besarnya yang tengah hamil tua menoleh ke arah pintu masuk dan mendapati seorang pria tinggi yang cukup dikenalnya memasuki kafenya.

" Oh, Gon Oppa," sapa Myeong Na-ri pada pria itu yang tak lain adalah Lee Gon, suami Jeong Tae-eul. Setelah beberapa bulan tidak datang, pasangan itu akhirnya datang berkunjung dan menginap sejak kemarin. Mereka sempat bertemu kemarin, namun hanya saling sapa dan bertanya kabar dengan singkat. Dan kali ini suami dari wanita yang sudah seperti kakak baginya itu mengunjungi kafenya.

"Oh, hai," kata Lee Gon sambil tersenyum sopan. Pria itu melirik sekilas ke arah perut besar Myeong Na-ri dan langsung teringat pada sekretarisnya di Kerajaan Corea yang keadaannya tidak jauh berbeda. Hanya saja sekretarisnya itu sudah mengambil cuti sejak beberapa waktu lalu untuk mempersiapkan kelahiran anaknya, berbeda dengan wanita di hadapannya yang tetap bekerja di kafenya meskipun waktu kelahiran anaknya semakin dekat. Yeah, perkiraan waktu kelahiran anak Myeong Na-ri dan Myeong Seung-a pasti sama bukan? Jika tanggal perkiraan kelahiran anak Myeong Seung-a sekitar tiga hari lagi, bukankah kelahiran anak Myeong Na-ri juga akan sama?

"Aku ingin dua gelas es teh susu," kata Lee Gon kemudian.

Myeong Na-ri mengangguk dan langsung menyiapkan pesanan Lee Gon dengan sigap.

"Dimana Tae-eul Eonni?" tanya Myeong Na-ri sambil mengocok minuman yang diraciknya dalam sebuah wadah.

"Dia masih bersama Abheojhi. Tak lama lagi akan menyusul kemari." Lee Gon menjawab sambil tersenyum kecil saat teringat Jeong Tae-eul yang jadi cukup manja pada Jeong Do-in sejak kedatangan mereka kemarin. Istrinya itu terus mengikuti ke mana pun ayahnya melangkah, tanpa peduli kerisihan pria paruh baya itu atas sikap putrinya. Mungkin wanita itu memang benar-benar sangat merindukan ayahnya.

Myeong Na-ri mengangguk mengerti. "Kalian cukup lama tidak datang ke sini. Tae-eul Eonni pasti cukup merindukan Samchon. Apa kalian memang sesibuk itu hingga tak sempat datang?" tanyanya sambil memasukkan minuman pesanan Lee Gon ke dalam dua gelas kemasan.

Lee Gon mengangguk. "Kami cukup disibukkan oleh beberapa hal selama beberapa waktu terakhir ini. Tapi untunglah sekarang kami bisa meluangkan waktu untuk ke sini," jawabnya.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang