3. TIGA

1.6K 179 35
                                    

Happy reading, guys 😊😊

***

"Sunbae-nim..." Terdengar suara Jangmi memanggil Jeong Tae-eul. Pria itu tampak berlari tergopoh-gopoh menuju meja kerja Jeong Tae-eul. Sementara Jeong Tae-eul tengah sibuk menulis sesuatu.

"Kenapa, Jangmi-ya?" tanya Jeong Tae-eul tanpa mengalihkan perhatiannya dari apa yang sedang dilakukannya.

"Ada seorang pria mencarimu di luar. Dia begitu menarik perhatian," kata Jangmi.

Jeong Tae-eul langsung menghentikan aktivitasnya. Ia menatap Jangmi. Frasa 'menarik perhatian' mengingatkan Jeong Tae-eul hanya pada satu orang. Satu orang yang tidak mungkin datang ke sini.

"Siapa?" tanya Jeong Tae-eul, was-was.

"Aku tidak menanyakan namanya. Tapi dia sangat tinggi dan tampan, juga memakai pakaian yang sangat bagus. Begitu kutanya apa keperluannya, dia cuma bilang bahwa dia mencarimu," jelas Jangmi.

Jeong Tae-eul semakin yakin dengan pemikirannya. Ia pun segera berdiri dan menyambar jaket yang tergantung di belakang meja kerjanya. "Aku pulang duluan," katanya pada Jangmi. Ia pergi dengan langkah setengah berlari.

Jeong Tae-eul sudah berada di luar dan mendapati dugaannya benar. Tak jauh dari posisinya berdiri tampak Lee Gon tersenyum manis padanya begitu tatap mata mereka saling bertemu. Lee Gon mengenakan pakaian yang sama dengan yang dikenakannya ketika pertama kali bertemu Jeong Tae-eul di Gwanghwamun, baju hitam dengan bordiran emas yang memiliki banyak kancing. Pria itu berdiri dengan tangan disilangkan di belakang, khas seorang Lee Gon. Sementara semua orang yang berlalu lalang di sana menoleh lebih dari sekali ke arah Lee Gon. Benar-benar sangat menarik perhatian.

Jeong Tae-eul berjalan menghampirinya. "Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana jika ada orang yang mengenali wajahmu?" tanyanya cemas.

"Tenang saja, semua teman Lee Ji-hun berada di Angkatan Laut. Mereka tak mungkin berada di sini."

Jeong Tae-eul melirik-lirik ke sekitar Lee Gon, tampak mencari sesuatu.

"Apa yang kau cari?" tanya Lee Gon, mengikuti arah pandang Jeong Tae-eul.

"Kau ke sini menggunakan apa? Kau kabur dari istana?"

"Aku membawa Maximus, tapi kusimpan di halaman depan rumahmu. Seperti dulu, ayahmu sangat tertarik pada Maximus. Setelah meninggalkan Maximus bersama ayahmu, aku berjalan kaki ke sini. Lumayan juga, aku sudah lama tak berjalan sejauh ini," kata Lee Gon dengan nada yang kelewat santai, sementara Jeong Tae-eul menampilkan ekspresi terkejut luar biasa.

"Kau menemui ayahku? Kenapa kau melakukannya? Bukankah kita sudah sepakat?" tanya Jeong Tae-eul, setengah terkejut, setengah bingung.

Ekspresi wajah Lee Gon perlahan berubah. Sedikit lebih muram.

"Ada yang terjadi?" tebak Jeong Tae-eul begitu melihat perubahan ekspresi Lee Gon.

Lee Gon hanya dapat diam. Ia tak tahu harus menjelaskan dari mana. Tapi sepertinya Jeong Tae-eul tak perlu mengorek jawaban lebih jauh, ekspresi Lee Gon sudah menjelaskan banyak hal.

"Apakah sangat buruk?" tanya Jeong Tae-eul hati-hati.

"Tidak begitu buruk. Tapi mungkin akan berdampak cukup besar. Terutama padamu," kata Lee Gon akhirnya.

"Ayo kita cari tempat untuk berbicara, kau tak bisa terus di sini. Bahaya jika ada yang mengenalimu," kata Jeong Tae-eul sambil menggandeng Lee Gon menuju mobilnya.

"Kau yang menyetir. Kau masih ingat jalannya bukan?" tambah gadis itu sambil membukakan pintu bagian pengemudi untuk Lee Gon.

***

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang