31. TIGA PULUH SATU

1.8K 232 275
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Lee Gon membuka pintu ruang belajarnya dan langsung mendapati sang istri yang tengah menuliskan sesuatu di papan tulis, sebelah tangannya memegang sebuah buku tebal, keningnya sedikit mengerut, tampak fokus. Rupanya wanita itu tengah mengerjakan soal matematika hingga tidak menyadari kedatangannya. Lee Gon tersenyum sebelum kemudian ia melangkah menghampiri Jeong Tae-eul dan langsung memeluknya dari belakang.

"Menungguku, Hwanghu?" bisik Lee Gon sambil menghirup dalam-dalam aroma wangi dari rambut Jeong Tae-eul.

Jeong Tae-eul yang merasa terkejut karena perbuatan Lee Gon hingga menjatuhkan buku yang dipegangnya langsung menampar tangan suaminya yang bertengger di atas perutnya.

"Kau selalu saja mengejutkanku," gerutu Jeong Tae-eul yang tak ditanggapi oleh Lee Gon. Pria itu malah menciumi rambut sang istri.

"Kau sudah selesai?" tanya Jeong Tae-eul tak lama kemudian.

"Ya, kami sudah selesai. PM Mo baru pulang," jawab Lee Gon tanpa melepaskan pelukannya.

Lee Gon melihat tulisan di papan tulis untuk melihat jenis soal yang tengah dikerjakan oleh wanita itu. Sudah ada beberapa soal yang berhasil dipecahkan istrinya, seperti integral, limit, geometri, aritmatika, dan beberapa soal lain. Namun ada satu soal yang tampak masih berputar pada penurunan rumus. Lee Gon mengamati bentuk soal itu dan tersenyum. Trigonometri.

"Kau masih berputar di titik yang sama," kata Lee Gon.

Jeong Tae-eul memutar bola matanya. "Abaikan saja. Lain kali aku akan memintamu mengajariku. Aku hanya membaca-baca bukumu dan mengerjakan sedikit latihannya sambil menunggumu. Dan karena sekarang kau sudah di sini, ayo kita beristirahat saja," katanya sambil memutar tubuhnya untuk menatap pria itu.

Keduanya terdiam selama beberapa saat, saling menatap dengan diiringi suara guyuran hujan dari luar. Mereka akui, kendati sudah cukup lama menjalin hubungan dan hampir satu tahun menikah dan hidup bersama, keduanya masih menyukai bentuk aktivitas mereka seperti saat ini. Saling menatap, mendalami netra satu sama lain untuk saling berkomunikasi tanpa kata, saling berbagi dan mengungkapkan perasaan cinta yang tak pernah surut seiring berlalunya waktu yang telah mereka jalani.

"Di luar hujan turun cukup deras. Angin juga bertiup cukup kencang. Tidakkah kau merasa kedinginan?" tanya Lee Gon.

Jeong Tae-eul mengerutkan kening, sebelum kemudian ia menggeleng. "Penghangat ruangan menyala dengan maksimal. Apa kau masih merasa kedinginan?" tanyanya.

"Ya," jawab Lee Gon sambil mengangguk.

"Kalau begitu ayo kita ke kamar saja. Di sana pasti lebih hangat," kata Jeong Tae-eul dengan nada sedikit khawatir. Takut pria itu kenapa-napa.

Jeong Tae-eul sudah hendak menarik tangan Lee Gon, mengajaknya meninggalkan tempat itu. Namun Lee Gon tak bergeming. Pria itu hanya diam sambil menatapnya dalam. Ada apa dengan pria itu?

"Hanya sekadar penghangat ruangan tidak akan cukup untuk menghilangkan rasa dinginku," kata Lee Gon sebelum kemudian ia meraih tubuh Jeong Tae-eul dalam dekapannya dan berbisik mesra di telinga wanita itu.

"Aku ingin melakukan kegiatan yang bisa membuat sekujur tubuhku memanas. Tanpa bantuan penghangat ruangan." Lee Gon berbisik parau sebelum kemudian ia meniupkan napas hangatnya pada telinga wanita itu dan mulai menggigiti daun telinganya.

Sekujur tubuh Jeong Tae-eul meremang mendapatkan perlakuan seperti itu dari suaminya. Kedua lengan wanita itu langsung mengalung pada leher pria itu, bertumpu padanya agar tak terhuyung karena terpaan sensasi yang tak lama lagi akan segera mendatanginya. Tangan Lee Gon mulai membelai punggung Jeong Tae-eul dengan gerakan seduktif, menelusuri garis tengah punggungnya dengan gerakan yang membuat sekujur tubuh Jeong Tae-eul merinding, sementara mulut pria itu masih bermain-main di telinganya, menggigiti daunnya, sementara lidah panasnya menelusuri lekuk liku telinganya. Jeong Tae-eul membalas perbuatan Lee Gon. Sebelah tangannya mulai membelai bagian belakang leher Lee Gon dengan gerakan ringan, menggoda pria itu dengan pelan. Keduanya melenguh atas sensasi yang mulai muncul di antara mereka.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang