51. LIMA PULUH SATU

2.4K 174 224
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

But, warning 21+ 🌚🌚🌚

Dan disarankan juga untuk membaca bab sebelumnya agar lebih nyambung, wkwk 😅😅😅

***

Rabu, 2024-11-20

Lee Araa meremas hidung ayahnya.

Seperti yang disarankan oleh dokter kandungannya dan juga menuruti beberapa referensi yang dibacanya, Jeong Tae-eul sudah membiasakan diri untuk menulis jurnal sejak saat masih mengandung. Dulu ia menulis jurnal kehamilan. Ada tiga buku jurnal kehamilan yang langsung ditutupnya setelah Lee Araa lahir dan digantikan dengan jurnal kelahiran. Ia menulis apa pun yang dilakukan oleh Lee Araa setiap harinya. Di jurnal kehamilan, ia menuliskan waktu tendangan pertama bayinya, cegukan bayinya yang terkadang dapat dirasakannya, apa saja yang bayinya itu lakukan di dalam perutnya, bahkan apa saja yang dirasakannya saat masih mengandung. Dan kini di jurnal kelahirannya pun Jeong Tae-eul menuliskan hal yang sama. Ia menuliskan apa saja yang dilakukan oleh Lee Araa setiap harinya. Ia menuliskan waktu Lee Araa pertama kali membuka matanya, kapan Lee Araa pertama kali mencengkeram jarinya, kapan Lee Araa pertama kali bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, kapan Lee Araa pertama kali tersenyum, kapan Lee Araa mulai bisa mengeluarkan suara dan mulai tertawa, dan hal-hal lainnya. Menjadi seorang ibu adalah hal yang melelahkan namun juga menyenangkan. Jeong Tae-eul mempelajari banyak hal dari pengalaman-pengalaman barunya sebagai seorang ibu, dan dia merasa senang dan antusias karenanya. Ia begitu menikmati peran barunya tersebut.

Di tengah-tengah keasyikannya membaca ulang tulisan-tulisannya dalam jurnal itu, tiba-tiba saja ia merasakan tubuhnya didekap dari belakang yang diikuti oleh kecupan di pipi kanannya. Jeong Tae-eul membiarkannya. Siapa lagi memangnya yang akan melakukan hal itu selain suaminya?

"Sedang apa?" tanya pria itu.

"Sedang menulis di jurnal ini, lalu membaca ulang sebagian isinya."

Lee Gon tersenyum. Pria itu masih mendekap tubuh Jeong Tae-eul dari belakang. Posisinya sedikit membungkuk untuk menyejajarkan posisinya dengan Jeong Tae-eul yang sedang duduk. Wajah pria itu ditumpukan di bahu kanan sang istri.

"Bagaimana harimu?" tanya balik Jeong Tae-eul.

"Hanya rapat bersama beberapa menteri dan pertemuan dengan penyelenggara acara untuk menyambut 30 tahun kenaikan tahtaku. Membosankan, seperti biasanya."

Jeong Tae-eul tersenyum. "Kau selalu bilang membosankan, tapi selalu berhasil memasang wajah tenang dan tidak pernah menunjukkan apa yang kau rasakan pada mereka. Kau benar-benar pandai menyembunyikan perasaanmu," komentarnya.

Lee Gon terkekeh. "Percayalah, aku selalu berusaha keras melakukannya," katanya.

"Usaha kerasmu membuahkan hasil yang manis," sahut Jeong Tae-eul sambil menutup jurnalnya sebelum kemudian ia berdiri dan berbalik sehingga berhadapan dengan Lee Gon, membuat pria itu langsung melepaskan dekapannya.

"Araa sudah tidur?" tanya Jeong Tae-eul kemudian yang tahu bahwa pria itu baru kembali dari ruang anak. Beberapa saat lalu Lee Araa yang sudah tertidur tiba-tiba terbangun dan menangis. Namun bayi itu menangis bukan karena lapar, sehingga Jeong Tae-eul tak menyusuinya. Ia mencoba menimangnya sambil menyenandungkan lagu nina bobo, namun bayi kecil itu tetap menangis. Jeong Tae-eul sempat khawatir jika anaknya itu sakit. Namun ternyata kekhawatirannya tak terbukti. Tangisan bayi mungil itu langsung terhenti begitu Lee Gon mengambil alih. Ternyata Lee Araa merindukan ayahnya. Mungkin bayi mungil itu baru saja bermimpi buruk dan begitu terbangun langsung mencari keberadaan ayahnya. Jeong Tae-eul pun membiarkan ayah dan anak itu menikmati waktu berdua mereka, sementara dirinya kembali ke kamar.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang