Happy reading guys 🤗🤗🤗
***
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit. Suasana istana yang biasanya tenang pagi ini terasa ramai karena telah terjadi suatu kegemparan. Lee Araa menangis keras, padahal lima belas menit lagi adalah waktunya untuk berangkat ke sekolah. Sementara beberapa wanita istana tak dapat berbuat apa-apa, mereka hanya bisa berkumpul seraya menyaksikan Kepala Wanita Istana yang berusaha menenangkan gadis kecil itu.
Sementara itu di dalam kamar utama yang pintunya masih terkunci, sepasang pria dan wanita masih tampak terlelap dengan posisi saling berpelukan tanpa mempedulikan suasana kamar yang sudah terang benderang karena sinar matahari yang menelusup masuk melalui celah tirai yang masih menutupi jendela. Seluruh kamar itu dapat dikatakan cukup rapi jika tidak mempertimbangkan keadaan ranjang yang cukup berantakan karena masih ditiduri dan beberapa pakaian yang masih berserakan di sekitarnya.
Lee Gon dan Jeong Tae-eul yang masih terlelap dengan pulasnya itu sama sekali tidak menyadari bahwa suasana istana sedang gempar akibat ketidakhadiran mereka. Pasalnya kegemparan yang bermula dari tangisan Lee Araa itu diakibatkan karena gadis kecil itu menolak memakan sarapannya yang sudah disiapkan oleh Kepala Wanita Istana karena gadis kecil itu teringat permintaannya semalam yang ingin dibuatkan bubur dengan sayuran oleh sang Ibu.
Kepala Wanita Istana Noh berusaha membujuk gadis kecil itu agar mau memakan sarapan buatannya. Tapi Lee Araa menolaknya. Gadis kecil itu terus menerus berkata ingin memakan makanan yang dimasak oleh sang Ibu. Kepala Wanita Istana merasa kebingungan dengan situasi itu. Ia mencoba membujuk Lee Araa karena beberapa saat lalu ia sudah mencoba memeriksa keadaan Raja dan Ratunya untuk melihat kenapa keduanya belum juga menampakkan diri padahal biasanya di jam-jam itu keduanya sudah akan bersiap untuk memulai aktivitas mereka. Dan ketika dirinya mendapati bahwa pintu kamar utama masih terkunci dari dalam cukup membuatnya mengerti bahwa dirinya tidak bisa meneruskan niatnya untuk memeriksa keadaan keduanya.
"Araa tidak mau makan... Araa hanya mau makan masakan Omamama ...," rengek gadis kecil itu sambil terus menangis.
Semua penghuni istana yang melihat itu merasa kebingungan. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menenangkan sang Putri. Jika Kepala Wanita Istana saja tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi mereka yang hanya bekerja sebagai pelayan biasa. Sejujurnya dalam benak masing-masing pun mereka merasakan keanehan atas situasi yang tengah terjadi pagi ini. Kenapa Raja dan Ratu mereka belum menampakkan diri mereka saat ini? Kenapa sang Ratu yang terbiasa bangun pagi untuk mengurusi secara langsung segala keperluan sekolah Putri Lee Araa masih belum menampakkan batang hidungnya pula dan membiarkan sang Putri menangis? Dan kenapa sang Raja yang biasanya sangat memanjakan sang Putri tidak muncul juga saat mendengar suara gadis kecil itu menangis yang setidaknya akan cukup terdengar hingga ke kamar utama? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepala mereka atas situasi yang tengah terjadi ini. Namun tak satu pun dari mereka dapat menemukan jawaban yang pasti.
***
Sementara itu di dalam kamar utama, Jeong Tae-eul yang baru terbangun pun mulai membuka matanya sebelum kemudian ia menutupnya kembali dan mulai mengerjap-ngerjapkannya untuk menyesuaikan indra penglihatannya dengan suasana terang benderang yang baru didapatinya. Dalam usahanya untuk menyesuaikan indra penglihatannya itu, ia dapat merasakan sebuah tangan yang masih mendekap tubuhnya dengan erat. Punggungnya pun terasa menempel pada sesuatu yang kokoh yang tak lain adalah dada Lee Gon. Menyadari posisinya saat ini, Jeong Tae-eul pun tersenyum. Oh, betapa indah paginya. Berada dalam dekapan hangat suaminya sepanjang malam, dan terbangun oleh terpaan sinar matahari pagi. Tak lupa dengan...
Tunggu, apa yang barusan dirinya pikirkan? Sinar matahari?!?!
Menyadari maksud dari benaknya itu, seketika saja mata Jeong Tae-eul langsung terbuka lebar. Dirinya pun langsung mengerjap dengan shock tatkala mendapati bahwa suasana kamar itu sudah terang benderang dan dipenuhi oleh sinar matahari pagi. Suara burung-burung yang menyemarakkan suasana pagi hari dari luar jendela kamarnya terdengar dengan jelas. Jeong Tae-eul sontak terbangun dari posisinya, tak memedulikan fakta bahwa gerakan tiba-tibanya akan mengusik seseorang di sampingnya. Demi Tuhan, dia kesiangan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)
FanfictionLee Lim yang mengacaukan keseimbangan kedua dunia sudah berhasil ditumpas. Para komplotannya pun mungkin sudah berhasil diatasi. Keseimbangan dunia pun sudah kembali. Lee Gon dan Jeong Tae-eul pun juga sudah kembali bersama. Tapi apakah semua itu su...