59. LIMA PULUH SEMBILAN

1.8K 99 99
                                    

WARNING 21++ 🌚🌚🌚

So, happy reading buat yang cukup umur, wkwk 😅🤗🤗

***

Lee Gon dan Jeong Tae-eul tengah bersiap untuk tidur. Sekarang sudah hampir tengah malam. Sore tadi selepas menonton di bioskop keduanya kembali melanjutkan kencan mereka dengan mengunjungi tempat-tempat lain dan makan malam di salah satu restoran yang mereka lewati. Mereka baru kembali ke hotel sekitar satu jam yang lalu.

Keduanya berbaring telentang dengan posisi yang saling berdekatan, namun tidak saling berpelukan seperti biasanya. Jeong Tae-eul yang merasakan matanya sudah terasa cukup berat tidak mempermasalahkan Lee Gon yang tidak memeluknya seperti biasa. Dengan perlahan, ia pun mulai menutup matanya, bersiap menuju dunia mimpi yang akan segera menyambutnya.

Namun beberapa saat kemudian, ketika Jeong Tae-eul yakin bahwa dirinya sudah benar-benar memasuki dunia mimpinya, tiba-tiba saja dirinya merasa ada sesuatu yang menariknya kembali. Di antara kesadaran dan ketidaksadaran, Jeong Tae-eul merasa ada sesuatu yang merayap di balik selimut, di atas tubuhnya. Mengungkungnya dan menjelajahinya.

Jeong Tae-eul merintih. Matanya langsung terbuka. Dan dirinya mendapati sosok Lee Gon yang tengah membungkuk di atas tubuh bagian bawahnya, menciumi pangkal pahanya di atas pakaian tidur yang masih dikenakannya. Jeong Tae-eul memperhatikan perbuatan intim yang dilakukan suaminya itu. Ia terus memerhatikan bagaimana pria itu terus menciumi tubuhnya, dan dengan perlahan naik menuju perutnya, rusuknya, lalu dadanya, dan berlama-lama di sana tanpa berusaha untuk menelanjanginya. Jeong Tae-eul masih terus memerhatikan ketika bagaimana Lee Gon mempermainkan payudaranya dengan mulutnya, bagaimana pria itu menghisap dan menggigiti puncak payudaranya yang tercetak jelas di balik pakaian tidurnya yang tidak mengenakan bra di baliknya.

Jeong Tae-eul mendesah. Matanya terpejam otomatis, menikmati sentuhan Lee Gon. Sementara pria itu kembali melanjutkan jajahannya ke atas, menuju leher, bahu, dan dagu Jeong Tae-eul, hingga kemudian tiba di bibirnya yang masih mengeluarkan suara desahan yang terdengar begitu merdu di telinga pria itu. Lee Gon melumat bibir sang istri yang separuh terbuka, membungkam desahannya. Keduanya terus saling berciuman selama beberapa saat, saling melumat, mencecap, dan bertukar rasa satu sama lain. Hingga kemudian keduanya melepaskan tautan bibir mereka dan membuka mata mereka yang terpejam bersamaan dengan napas mereka yang saling beradu.

Kedua netra mereka bertemu pada satu titik yang sama, saling menatap, berkomunikasi dengan bahasa yang hanya bisa dipahami oleh mereka berdua. Tatapan keduanya sama-sama berkabut, sama-sama bergairah dan saling menginginkan satu sama lain.

"Apa ini?" tanya Jeong Tae-eul. Bukannya tak tahu. Tentu ia mengetahui dengan jelas apa yang baru saja dilakukan oleh suaminya itu. Ia hanya ingin memastikan pemikirannya. Apa yang dilakukan oleh Lee Gon mengingatkannya pada film yang tadi mereka tonton.

Lee Gon menyeringai mendengar pertanyaan Jeong Tae-eul. "Di sini hanya ada kita berdua. Jadi kau tidak memiliki alasan apa pun lagi untuk menghentikanku. Dan seperti yang kukatakan tadi... Malam ini aku akan menjadi Dracula untukmu," katanya dengan sensual.

Jeong Tae-eul tersenyum. Kedua tangannya menangkup wajah Lee Gon dan mengarahkannya mendekat padanya. "Kalau begitu aku juga akan menjadi Mina untuk sang Dracula," katanya sebelum kemudian ia menyatukan bibirnya dengan bibir sang suami.

Lee Gon tersenyum nakal di sela-sela tautan bibir mereka. Keduanya kembali berciuman, saling memuja, dan berbagi rasa satu sama lain. Sementara tangannya mulai menjelajahi setiap lekuk tubuh indah di bawahnya, memuja dan menggodanya. Membuat si empunya tubuh mendesah dalam ciuman mereka.

"Puja aku melebihi pemujaan Dracula pada Mina. Apa kau bisa melakukannya, suamiku?" tanya Jeong Tae-eul dengan nada seduktif begitu tautan bibir keduanya terlepas. Tangannya bergerak turun untuk melepas kancing pakaian Lee Gon satu per satu. Netranya yang menampilkan gairah dan hasrat yang semakin bergelora mengunci tatapan Lee Gon yang menampilkan sorot serupa.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang