27. DUA PULUH TUJUH

1.9K 191 88
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Setelah melakukan sesi percintaan yang panjang dan panas itu, pasangan nomor satu di Kerajaan Corea itu pun jatuh tertidur karena kelelahan dengan posisi saling berpelukan. Namun baru beberapa saat tertidur, Jeong Tae-eul sudah terbangun kembali. Wanita itu membuka matanya dan netranya langsung berhadapan dengan wajah Lee Gon yang tampak tenang dalam tidurnya. Pria itu tampaknya sangat kelelahan sehingga terlelap begitu nyenyak. Tangan Jeong Tae-eul yang awalnya memeluk pinggang Lee Gon terangkat ke atas menuju wajah damai pria itu. Jeong Tae-eul mengelus alis tebal Lee Gon dengan ibu jarinya dengan gerakan pelan dan seringan bulu, berusaha agar perbuatannya tak membangunkan tidur suaminya.

Namun ketika masih asyiknya Jeong Tae-eul mengelusi alis Lee Gon, tiba-tiba saja tangan pria itu terangkat menangkap tangan wanita itu dan membawanya ke bibirnya, mengecupinya dengan matanya yang masih tertutup.

"Kau tidak tidur?" tanya Jeong Tae-eul terkejut.

Lee Gon tersenyum sebelum kemudian pria itu membuka matanya, menatap istrinya dengan tatapan penuh cinta. "Aku tidur. Tapi terbangun saat merasakan tanganmu di wajahku," katanya.

"Maaf. Kupikir aku tidak akan membangunkanmu. Kau terlihat sangat lelah," kata Jeong Tae-eul.

Lee Gon hanya tersenyum menanggapi perkataan Jeong Tae-eul. Pria itu menaruh kembali tangan istrinya di wajahnya, membiarkan wanita itu melanjutkan kembali kegiatannya yang sempat tertunda. Netra keduanya saling bertatapan, berkomunikasi tanpa kata. Saling mengerti dan memahami.

"Akhir-akhir ini aku lebih suka mengamatimu tidur," kata Jeong Tae-eul beberapa saat kemudian.

"Benarkah? Apa karena aku terlihat lebih tampan?" tanya Lee Gon sambil tersenyum menggoda, membuat Jeong Tae-eul tersenyum geli.

"Kau terlihat lebih tenang dan bebas. Tampak seperti tidak memiliki beban apa pun. Sangat polos. Membuatku betah berlama-lama mengamatimu. Sangat berbeda dengan ketika kau sedang terjaga. Kau seperti orang yang tak pernah berhenti berpikir," kata Jeong Tae-eul sambil memindahkan usapannya pada tulang pipi suaminya.

Senyum Lee Gon memudar sedikit mendengar kalimat terakhir istrinya. "Apa aku terlihat sejelas itu?" tanyanya.

Jeong Tae-eul mengangguk. "Kita sudah bersama cukup lama. Bagaimana mungkin aku tidak sadar dengan perubahan yang terjadi padamu? Sejak kita pulang dari Indonesia kau jadi lebih pendiam dan selalu berpikir keras. Kau terlihat sangat tertekan. Meski kau berusaha terlihat baik-baik saja di depanku dan yang lainnya atau berusaha menyembunyikannya, aku tetap dapat melihatnya di matamu. Insiden itu masih sangat mengganggu pikiranmu," katanya.

"Suamiku yang sangat sibuk semakin disibukkan oleh kekhawatirannya padaku. Apa kau sungguh-sungguh masih berpikir bahwa aku masih dalam bahaya?"

Lee Gon meraih tangan Jeong Tae-eul yang masih mengusap-usap tulang pipinya dan kembali menciumi jari-jarinya satu per satu. Matanya tak lepas sedetik pun dari netra Jeong Tae-eul. "Aku terlalu mencintaimu hingga aku begitu ketakutan setiap kali teringat pada peristiwa itu. Meskipun kita berkata sudah tak ingin memperpanjang kasus ini, aku tetap belum bisa tenang sebelum setidaknya kita mendapat petunjuk tentang siapa orang yang ada di balik penembakan itu. Aku takut kejadian itu akan terulang lagi dengan akhir yang berbeda. Bagaimana jika..."

Perkataan Lee Gon terhenti tatkala Jeong Tae-eul memajukan wajahnya dan mengecup bibir pria itu untuk menghentikan perkataannya.

"Sepertinya kau sudah melupakan prinsip kita. Hidup hanya untuk hari ini dan jangan khawatirkan hari esok. Ingat?" kata Jeong Tae-eul.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang